MENU 08

156 37 26
                                    

Please vote ⭐ and leave any commentSupaya author semangat 😆Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Please vote ⭐ and leave any comment
Supaya author semangat 😆
Happy Reading!

❁❁❁

"39 derajat tuan. " kata seorang wanita berseragam pelayan yang tengah memegang termometer.

Ia baru saja mengukur suhu tubuh Hyunjin yang rupanya sudah menggigil sejak tengah malam hingga pagi ini.

Dan saat ini cowok malang itu tengah meringkuk di atas kasur sembari menutupi tubuhnya dengan tumpukan selimut yang sepertinya sama sekali tidak membantu.

Ia tetap merasa kedinginan.

Sementara ayahnya saat ini mengusap wajahnya dengan kasar karena rasa marah yang luar biasa.

"Kok bisa sampai demam sih? Makanya lain kali jangan bandel. Harusnya kamu telpon supir lain untuk antar ke tempat les, bukan malah cari kesempatan kabur ke rumah cewek!!! "

Pria paruh baya itu berdecak sambil berjalan mondar mandir dengan kedua tangannya yang tengah bertolak pinggang

"Pacaran sama siapa kamu? " lanjut ayahnya

"Bukan pacar yah. Hyunjin itu cuma ditolongin sama Ryujin karna jatoh. Ru-rumah Ryujin lumayan dekat dari sekolah. " jawab Hyunjin lemas sambil sesekali terbatuk.

Ayah Ryujin mengernyitkan dahinya. "Ryujin namanya? "

Hyunjin menghela nafas. "Kalau ayah mau tau, Shin Ryujin itu yang tiap tahun rank 1 tingkat umum di sekolah. Yang anak beasiswa. "

Wajah ayah Hyunjin terlihat semakin kesal.
"Oh yang selama ini lebih pintar dari kamu itu perempuan? "

Hyunjin mulai paham kemana arah pembicaraan ayahnya.

"Masa kamu kalah sama perempuan? Udah gitu anak beasiswa, berarti anak orang miskin kan? Papa sudah investasi banyak buat kamu malah bisa-bisanya kalah sama orang yang sekolahnya nggak modal"

Hyunjin menghela nafas.
Biasanya ia akan selalu membalas cercaan ayahnya, namun kali ini ia terlalu lemah untuk melayaninya.

Ia pun memilih diam seribu bahasa dan langsung menutupi seluruh tubuh hingga wajahnya dengan selimut.

Ayah Hyunjin berdecak kesal kemudian memilih pergi meninggalkan kamar anak semata wayangnya itu.

Sementara itu, di balik selimut yang hangat, Hyunjin menyembunyikan matanya yang mulai berkaca-kaca.

Sadar bahwa ayahnya bahkan terlalu egois untuk bisa sedikit saja memberi simpati pada anaknya yang tengah sakit.

❁❁❁


Ryujin tengah asik menikmati bekal makan siangnya di ruang kelas yang sepi.

Ia kembali makan sendirian karena sejak kemarin Beomgyu tidak masuk sekolah.

SECRET RECIPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang