MENU 31

186 25 5
                                    

Please vote ⭐ and leave any comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Please vote ⭐ and leave any comment

Supaya author semangat 😆

Happy Reading!

❁❁❁

Hyujin menghela nafas lega kala melihat Ryujin keluar dari kamarnya dengan segaris senyum yang diukir gadis itu dengan penuh ketulusan. Ekspresi keraguan yang ditunjukkan Ryujin padanya beberapa hari lalu telah sirna.

Kini tepat setelah ia menyelesaikan masalahnya dengan Minju dan memberi ketegasan pada gadis itu, ia segera menuju ke rumah gadis yang sudah ia rindukan sosoknya beberapa hari terakhir, mengajaknya jalan-jalan sekedar menghirup udara segar sembari berusaha memperbaiki hubungan mereka yang sempat bermasalah.

"Berangkat sekarang?" Tanya Hyunjin sembari bangkit dari sofa. Gadis itu mengangguk sebagai jawaban.

Lantas, Hyunjin meraih tangan Ryujin, menggenggamnya sembari menatap gadis itu lamat-lamat, seolah hari itu adalah pertama kalinya mereka berpegang tangan.

"Yuk!" Kata Hyunjin. Lalu, mereka mulai melangkah beriringin menuju mobil Hyunjin yang sudah terparkir rapi di halaman rumah Ryujin.

Seperti biasanya, Hyunjin membukakan pintu kursi penumpang untuk Ryujin, meski pun entah sudah berapa kali selama ini gadis itu mengatakan bahwa ia bisa melakukannya sendiri, dan tidak ingin terlalu diperlakukan layaknya "putri". Namun, untuk kesekian kalinya pula, Hyunjin tetap melakukan hal yang sama, dan Ryujin memilih untuk tidak menyuarakan protesnya.

Menjelang beberapa menit kemudian, mobil itu telah melaju membelah jalan raya. Sesekali, salah satu di antara mereka akan melirik yang lainnya, kemudian kembali menatap jalan lengang di hadapan mereka. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing hingga membiarkan suasana di mobil itu begitu hening hingga mereka tiba di tempat tujuan. Hyunjin rupanya membawa gadis itu ke sebuah kafe di atas bukit.

"Naik tangga agak tinggi nggak apa-apa kan? Tadi dalam perjalanan ke rumahmu aku sempat reservasi meja di puncak."

Ryujin mengangguk. "Nggak masalah. Lagian cuacanya bagus. Cocok buat makan di outdoor."

Hyunjin tersenyum mendengar respons gadis itu. Lantas, dengan tangannya yang masih menggandeng Ryujin, mereka menaiki satu persatu anak tangga, beriringan hingga tiba di atas setelah beberapa menit kemudian.

Mata Ryujin berbinar-binar kala ia dengan buru-buru melangkah menuju pagar pembatas dan menatap pemandangan yang disuguhkan oleh tempat itu. Untungnya Ryujin tidak takut dengan ketinggian, karena saat ini ia tengah berdiri tepat di atas bukit terjal yang hanya dibatasi oleh pagar yang ia jadikan sebagai tempat untuk menyandarkan tubuhnya saat ini.

"Suka?" Tanya Hyunjin.

Ryujin menoleh ke arah pria itu, lalu tersenyum manis sambil menganggukkan kepala.

SECRET RECIPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang