MENU 15

136 29 4
                                    


[WARNING!!!]

Chapter ini mengandung unsur Dewasa, Kekerasan, dan Suicide.

Sebelum melanjutkan pastikan kalian berada di umur atau kondisi yang cukup layak untuk membaca cerita dengan unsur seperti yang disebutkan tadi ^^

Ya udah itu aja pesan dr author.


Please vote ⭐ and leave any comment
Supaya author semangat 😆
Happy Reading!


❁❁❁


Jika takdir berwujud manusia, mungkin saat ini ia sedang tertawa.

Tertawa melihat Ryujin yang tengah berdiri mematung dengan suhu tubuh sedingin es sembari menatap pria di hadapannya dengan hati yang dipenuhi rasa bersalah---meskipun sebenarnya Ryujin tidak begitu paham dimana letak kesalahannya.

Sadar bahwa meskipun ia telah membuat rencana sedemikian rupa, takdir lah yang punya kuasa lebih melebihi kekuatan pemeran utama.

Ryujin sendiri bertanya-tanya, sebenarnya takdir sedang melibatkannya dalam permainan apa.

"Kalian nyembunyiin apa dari gue?" tanya pria itu sekali lagi.

Hyunjin, pria malang itu kini bola matanya dilapisi kaca tipis yang sepertinya mulai retak dan akan hancur lebur sebentar lagi.

Menunggu orang-orang yang ada di hadapannya berhenti bungkam.

Lantas ia gusar dan menghela nafas kasar.

"Gue pikir gue cuma kurang kasih sayang karena ayah sibuk sama urusan kerja. Ternyata hidup gue lebih buruk dari itu."
Akhirnya kaca tipis di bola mata Hyunjin pecah dan mengalir deras melewati pipi hingga dagunya.

Ia berbalik ingin pergi, namun tangannya keburu ditahan oleh pria yang sejak tadi duduk dan berpikir keras mencari cara bagaimana meluruskan semuanya.

"Kita bicara di tempat lain. Paman janji akan jelaskan semuanya."



❁❁❁



Pemakaman, peristiwa duka yang biasanya menguras emosi banyak orang.

Namun pernyataan itu sepertinya kurang tepat untuk menggambarkan kondisi rumah duka yang saat ini dihadiri sejumlah orang yang sepertinya tidak berniat untuk menunjukkan sedikit saja rasa berkabung terhadap keluarga yang baru saja kehilangan putra sulungnya itu.

Mereka berbisik satu sama lain seolah kematian si putra sulung adalah akibat dari perilaku buruknya sendiri dan cukup pantas diterima.

"Ku dengar dia bunuh diri karena iri dengan kesuksesan adiknya." bisik salah satu wanita yang berada di tengah kerumunan wanita penikmat gosip lainnya.

Sementara wanita lain di dekatnya memutar bola matanya.
"Hwang In Guk sudah buta karena yakin akan jadi penerus ayahnya. Untung sifat aslinya terbongkar sebelum dia benar-benar memimpin perusahaan. Bayangkan reputasi perusahaan kalau kelakuannya itu baru terekspos setelah dia resmi diangkat." Wanita itu bicara dengan nada yang dramatis.

Kemudian wanita di sebelahnya melanjutkan. "Jun Ji Hyun beruntung gagal menikah dengannya dan malah menikah dengan Hwang In Jeong. Sayangnya, Hwang In Guk tidak bisa menerimanya. Padahal dia sendiri yang bersalah karena seenaknya meniduri wanita lain."

"Kehilangan calon istri dan kehilangan kesempatan memimpin perusahaan besar. Dan parahnya kehilangan kepercayaan keluarganya. Akhirnya pria itu berakhir seperti ini."

SECRET RECIPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang