MENU 12

137 30 13
                                    

Please vote ⭐ and leave any commentSupaya author semangat 😆Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Please vote ⭐ and leave any comment
Supaya author semangat 😆
Happy Reading!

❁❁❁

Ryujin menggigit pelan ujung jari telunjuknya sembari memandangi layar laptop di hadapannya.

"Hwang In Yeop?" gumamnya. Meskipun suaranya yang pelan itu masih menggema memenuhi ruangan karena kamarnya yang tengah sepi.

Pikiran Ryujin menerawang kemari meskipun matanya kini hanya tertuju ke satu arah.

[ to : hiy_xxxxx@naver.com ]

Ia kembali dihadapkan pada email misterius yang ia temukan di halaman terakhir notebook-nya.

Sejak bertemu dengan paman Hyunjin kemarin, --- yang ternyata bernama Hwang In Yeop --- pikiran Ryujin semakin terganggu karena kesamaan inisial nama pria tersebut dengan alamat email yang tertera di hadapannya.

Kebetulan lagi kah?

Sempat terpikir sebuah ide gila di kepala Ryujin.

Haruskah ia mengirim e-mail yang tersangkut di outbox itu?

Lalu apa?

Tiba-tiba Ryujin menggeleng dengan cepat seolah tengah berdebat dengan dirinya sendiri.
"Ini bukan urusan gue. Lagian kok gue jadi overthinking gini sih?"

Ia menghela nafas.
Sebenarnya Ryujin tau benar bahwa ia pun penasaran. Terlebih nama yang terpampang di email itu adalah nama orang yang bisa dibilang cukup ia kenal.

Dan lagi.
Ryujin baru menyadari bahwa di email itu ada lampiran file yang ternyata tidak bisa ia buka karena memiliki password.

Ryujin akhirnya memilih untuk kembali bungkam hingga tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan ibunya.
"Ryujin!!! Ini teman-temanmu sudah datang sayang!!!"

Ia mengelus dadanya berusaha menata kembali detak jantungnya sembari menatap pintu kamar.

"Iya ma, sebentar ya." sahutnya

Ryujin pun berbalik hendak mematikan laptopnya.
Namun lagi-lagi ia dibuat terkejut.
Dan kali ini jauh lebih parah.

E-mail yang tadi tengah ia lihat rupanya sudah tidak ada di outbox, melainkan sudah terkirim karena sepertinya gadis itu tanpa sengaja menekan mouse-nya saat terkejut sebelumnya.

Alhasil ia berteriak sejadi-jadinya hingga suaranya terdengar sampai keluar kamar dan membuat heran ibu Ryujin beserta para tamu yang tengah menunggu gadis itu keluar.

Hyunjin tanpa sadar sudah bangkit dari sofa yang tengah ia duduki kemudian berlari menuju kamar Ryujin. Sementara yang lainnya ikut menyusul.

Pintu kamar Ryujin buru-buru dibuka.
"Ryujin!" seru Hyunjin dengan nafas tersengal.

SECRET RECIPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang