31

30 6 15
                                    

"Kara, jam berapa perginya?" tanya sang Ayah.

"Jam 10, Yah."

"Yasudah, telepon Ayah kalau mau pergi, ya."

"Siap. Ayah mau ke kantor?"

"Iya. Makanya Ayah nggak ngantar Kara."

"Yaudah, nggak papa."

"Ayah pergi. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati, Yah!"

Hari ini Kara akan pergi ke rumah Angel. Wanita itu sudah melahirkan anak keduanya yang berjenis kelamin laki-laki. Tepat pada tanggal 17 desember malam, bayi itu lahir. Kara baru pergi sekarang, karena urusannya baru selesai.

Dia juga yang akan menggantikan sang Bunda di sana untuk menjaga anak Angel.

Masih ada beberapa jam, Kara masih bisa membersihkan rumahnya dan bersiap. Dia akan menghabiskan libur sampai tahun baru di rumah Angel.

Sudah biasa sebenarnya, namun kadang Kara ingin menghabiskan malam tahun baru bersama kedua orang tuanya di rumah.

Kara membereskan seisi rumahnya, dia juga menyikat tangga untuk naik ke atas dan menyapu kolong rumah yang biasa dia tempat bermain.

Hingga Kara tak sadar ternyata sudah hampir jam 10, segera dia mandi dan bersiap-siap. Takut-takut kalau dia ketinggalan mobil yang biasa menjemputnya.

Kini gadis bersurai panjang itu sudah siap. Dia tinggal menunggu mobil jemputnya datang.

Kara duduk ditangga yang sudah mengering itu. Vanessa muncul di sana membuatnya sedikit terkejut.

"Mau jalan sekarang?" tanya Vanessa.

"Iya. Jangan kangen, ya," balas Kara.

"Dih, nggak akan!"

Kara hanya terkekeh mendengar balasan jijik dari saudaranya itu. Dia memeriksa ponselnya yang bergetar. Ternyata pesan dari sang supir.

"Antar aku ke jalan raya," ucap Kara.

"Ngapain?"

"Ya, datangin mobilnyalah. Dia nggak masuk soalnya cuman jemput aku."

"Oh, bentar ambil motor." Vanessa pulang untuk mengambil motornya. Hanya beberapa saat dia sudah kembali, lengkap dengan jaket dan helm.

Kara segera naik setelah memastikan rumahnya aman, dia sudah menelepon Ayahnya untuk pamit. Kini keduanya melaju pergi ke jalan raya.

Sesampai di sana, Kara sudah melihat mobil yang biasa dia pakai menuju Makassar. Segera Vanessa menyeberangi jalan untuk menghampiri mobil itu.

Penumpangnya ada 3 orang ditambah Kara, jadi ada 4 dan dibelakang sudah ada barang-barang yang juga ditata agar muat untuk satu orang.

"Hati-hati!" ucap Vanessa.

"Iya. Kamu juga hati-hati! Pergi, ya."

"Iya. Kalau sampai kabarin."

"Iya. Dah."

Kara duduk di depan, mobil itu akhirnya melaju menuju Makasar. Sinar matahari cukup terik hari ini. Namun, tak menghalangi Kara untuk melihat pemandangan indah disetiap perjalanannya.

Matahari memang bersinar terik, namun angin berhembus sangat sejuk. Ini yang dia suka, panas namun tak terasa panas.

Rumah-rumah panggung, suara klakson mobil, suara laju mobil, persawahan dan hembusan angin entah kenapa membuat Kara merasa bahagia dan tak ingin melewatinya dengan cepat.

Rasa [Nakamoto Yuta] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang