Mei 2017
Satu bulan setelah Kara menyelesaikan magangnya diperusahaan. Dia tak pernah lagi datang ke rumah Angel, dia terlalu fokus pada sekolahnya hingga melupakan banyak hal termaksud Langit.
Selama sebulan ini, Kara sedang dekat dengan seorang laki-laki dari sekolahnya. Namun, hanya sebatas teman saja, Kara masih belum mau membuka hati setelah dikecewakan oleh Bintang.
Kara masih nyaman dengan keadaan seperti ini, menikmati hal tanpa ada yang menganggunya. Kara masih ada Vanessa yang selalu jalan bersamanya atau menghabiskan waktu dengan berbagi hal random.
Tak masalah, semua punya fase masing-masing dan mungkin Kara berada difase yang baik saat ini.
Kara berada di jalan pulang, hari ini dia tak pergi dengan Vanessa karena gadis itu sedang sakit. Sesampai di rumah Kara tak melihat siapapun di sana.
"Kara, kata Bunda ke rumah kak Angel nanti," ucap Ibu Vanessa yang ada di bawah rumah.
"Oke, Bunda!"
Dia menghela napasnya. Jam masih manunjukkan pukul 2 sore. Dia akan pergi setelah makan dan bersih-bersih. Untung saja besok dia libur, jadi tak masalah jika hari ini dia pergi ke Makassar.
Kara bangkit dari kasurnya, dia berjalan ke arah lemari, gadis itu mengambil baju yang menurutnya cocok untuk dia pakai sore nanti.
Setelah merasa cocok, Kara keluar menuju dapur. Dia akan makan sedikit, lalu bersih-bersih dan pergi. Kara memang tak lapar, tapi karena dia akan menempuh jarak yang cukup lama dia harus mengisi perutnya.
Kara sudah selesai, dia membersihkan segala hal yang bisa dibersih. Tak banyak memang hanya menyapu dan mencuci piring, tapi Kara rasa harus dikerjakan daripada besok saat dia kembali.
"Bunda, Kara jalan, ya. Ini kunci rumahnya."
"Hati-hati! Telepon Ayahmu biar dijemput nanti."
"Siap, Bunda. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Bersamaan dengan itu, mobil yang Kara hubungi juga sudah menjemputnya. Mobilnya masih sama seperti bulan lalu. Dia dengan cepat masuk ke sana.
Perjalanan sore yang Kara dambakan, dia akan sampai pukul 5 atau 6 sore di rumah Angel. Dia bisa melihat perjalanan sore menuju Makassar, hal yang sangat dia suka.
Hamparan sawah dan mentari yang mulai turun menjadi sebuah pemandangan yang tak pernah bosan Kara lihat.
Kini gadis itu sudah memasuki area pertengahan antara Makassar dan kampungnya. Di sinilah Kara bisa melihat hamparan sawah yang begitu luas.
Rumah-rumah panggung menjadi hal yang menambah kesan cantik di daerah itu. Hal yang entah bisa digantikan oleh apapun atau tidak.
Cukup lama, Kara menelepon sang Ayah untuk mengabari bahwa dia sudah dekat dan hanya menumpub waktu satu jam saja untuk sampai.
Kara seperti lupa satu fakta, jika dia ke rumah Angel, maka dia akan bertemu dengan Langit. Dia bahkan belum mempersiapakn hatinya untuk hal itu.
Kara memasang airpods ditelinganya, melihat pemandangan sambil menikmati lagu salah satu healing terbaik yang bisa Kara lakukan.
Dia menghirup udara yang menerpa wajahnya dalam-dalam. Seperti mendapatkan energinya kembali.
Tak lama mobil itu berhenti di terminal, Kara turun. Dia kembali menelepon sang Ayah, namun belum apa-apa bahunya sudah dipegang seseorang.
Kara berbalik, dia cukup tertegun melihat siapa yang ada di depannya sembari tersenyum manis.
"Kamu?" tanya Kara.
![](https://img.wattpad.com/cover/286713696-288-k669248.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa [Nakamoto Yuta] ✔
General Fiction- BASED ON TRUE STORY ❝Semesta untuk sepihak hati❞ "Jika aku tak bisa memilikimu, maka semua tentangmu akan abadi dalam karyaku" -Kara "Maaf jika sikapku membuatmu berpikir aneh" -Langit ©pinterest #2gera 300921 #18azaleaspublisher 300921 #16arabell...