Selamat ulang tahun, Karin Ucap Ryan kepadanya. Karin tersenyum lebar. "Aku tidak akan meninggalkanmu, Cantik." Ryan menghampiri Karin dan langsung menjatuh kan bibir sexy nya di atas bibir Karin. Kehausan yang selama ini mereka pendam akhirnya terbalaskan. "Aku mencintaimu." Ryan mulai mencium leher karin secara posesif. Karin pun tersenyum karena innilah yang ditunggu tunggu olehnya. Dan tiba tiba Akbar datang. "Dia milikku." Ucap Akbar. Ryan berhenti mencium leher Karin. "Apa maksudnya, Karin? Dia bercanda kan?" Tanya Ryan Menatap Karin dengan mata sedu.
♀
"Astagfirullah." Ucapku terengah engah. Aku terbangun dari mimpi buruk. Aku melihat ke sekeliling kamarku. Dan tetap, tidak ada Ryan. Aku meringkuk diatas kasur. Dan aku mulai menangis. Hari ini hari ulang tahun ku. Dan aku harap Ryan ada disampingku. Tapi itu hanyalah sebuah harapan. Aku mulai berpikir bahwa dia meninggalkan ku. Aku keluar kamar menuju ibuku di dapur yang sedang masak. "Selamat pagi, mbu." Ucapku sambil memeluk nya dari belakang.
"Selamat ulang tahun, nak." Dia menciumkeningku. "Anak mbu sudah tambah besar." Ucapnya dan aku tersenyum.
"Ayah mana, mbu?" tanyaku.
"Kerja, rin. Dia menitipkan sesuatu. Itu ada di meja depan." Aku kegirangan dan pergi menuju meja ruang tamu.
Aku menemukan sebuah box sepatu. Dan aku membukanya. Didalamnya ada mukena putih berukir batik batik yang sangat indah. Aku sangat menyukainya. Lalu aku berlari kembali kepada ibuku. "Mbu, lihat Karin teh punya mukena baru." Ucapku kegirangan.
"Wah, bagus itu, rin. Dipakai nya." Ucap ibuku.
"Kalau dari mbu apa?" Ucapku penasaran.
Ia tertawa. "Akhirnya teh nanya juga. Ayo ke kemar mbu." Ia menuntun ku ke kamar nya. Lalu dia memberikan Paper bag Wardah kepadaku.
Aku mengintip. Dalam nya sesuai dengan luarnya. Itu satu paket make up bermerek wardah. Aku pun loncat dai kasur. "Makasih, mbu." Aku langsung mencium pipinya. "Aku mau mengajar dulu ya mbu." Aku mandi dan langsung pergi menuju ke sekolah.
30 menit kemudian aku sampai di kelas 3. Aku membawa satu bak nasi kuning bersama lauknya yang tadi dimasak oleh ibuku.
"Selamat pagi, anak-anak." Ucapku tersenyum.
"Selamat pagi ibu guru." Lalu mereka mengelilingi ku."
"Selamat ulang tahun.. Kami ucapkan.." Dan mereka menyanyikan lagu ulang tahun kepadaku. Aku meneteskan air mata bahagia. Satu persatu dari mereka memberikan ku hadiah yang lucu lucu. Ada tempat pensil, kerudung, Kaus kaki. Mereka sangat lah menggemaskan. Lalu kita berpelukan bersama-sama.
"Terima kasih anak anak atas hadiah nya. Ini sungguh berlebihan. Tapi ibu sangat menyukainya." Ujarku kepada mereka sambil mengusap air mata di pipiku.
"Tidak apa-apa ibu guru." Lalu mereka terdiam. "Ibu dapet apa dari aa ryan?" Tanya seorang anak kecil perempuan padaku.
Aku terdiam sejenak lalu tersenyum. Lucu nya aku sudahtidak mulai merasa sakit lagi. "Pacar ibu sekarang aa akbar." jawabku. "Mungkin nanti dia memberikan ibu hadiah."
"Rini teh gak suka sama aa Akbar. dia teh gak baik sama kita. Terus culun pakai kacamata." Ucap rini dan anak anak lain mangangguk seakan akan setuju dengan perkataan nya.
"Sebenernya aa Akbar teh baik tau." Ucapku. "Udah, hari ini kita gak belajar nya. Kita makan makan." Ucapku dan mereka teriak kegirangan.
Aku mengundang murid-murid dari kelas lain untuk makan. Guru-guru lain pun ikut menikmatinya. Kita makan bersama sama di atas daun pisang. Sungguh hari yang menyenangkan. Wajah Ryan melintas berkali kali. Tapi kali ini aku sudah bisa langsung menepisnya sebelum rasa sakit menyerbu dadaku. Mungkin memang aku sudah tidak memiliki perasaan apapun kepada Ryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A pray of Desire
RomanceAmerica- International Love Story by SweetImagination Dia membukakan pintu yang selama ini tertutup untuk Ryan. Ryan Blake adalah seorang anak jutawan yang paling di incar asal Amerika. Karena dirinya terlalu nakal dan ayahnya sudah tidak sanggup u...