Chapter 15

37.5K 1.3K 7
                                    

"Kita pergi dulu ya?" Ucap Akbar kepadaku dan Alessandra.

Aku menjabat tangan nya. "Secepat itu?" Tanyaku.

"Ya, banyak kegiatan yang harus aku dan tunangan ku lakukan."Ucap Akbar tersenyum.

Alessandra memeluk Akbar dan tunangan nya. Aku menghampiri tungan Akbar lalu memeluk nya tanda selamat tinggal. Namun dia memelukku lebih lama dari yang seharusnya. Dia menghela nafas di pundak ku.

"Jaga dirimu, Ryan." Bisiknya kepadaku dan melepaskan peluknya.

"Tidak usah khawatir, sekarang sudah ada Alessandra yang menjaga dan merawatku." Ucapku. "Ku tunggu undangan pernikahan kalian."

Tunangan nya itu memandang ku dengan tatapan hancur. Tatapan nya terlihat sangat familiar. Aku bingung, karena ini pertama kali aku bertemu dengan nya.

Tolong jangan tinggalkan aku, Ryan. Tiba tiba suara itu terdengar dipikiranku. Aku mengedipkan mata agar aku sadar.

Lalu Akbar dan tunangan nya menghilang dari penglihatan ku.

Aku duduk di pinggir kasurku. Alessandra memelukku dari belakang dan mencium leherku. "Aku mencintaimu." Ucapnya sambil menciumi belakang leherku.

Aku menikmati sentuhan bibirnya. Namun aku tak tahu kenapa aku tidak merasa terangsang dengan sentuhan nya. "Aku juga mencintaimu." Jawabku.

"Aku tidak sabar untuk memilikimu secara resmi. Pasti rasa nya aneh dan indah." Ucap Alessandra. Aku tersenyum padanya. "Kamu mau punya anak berapa?" Tanya Alessandra. Aku mengangkat pundak tanda tidak tahu.

Aku memandang nya bingung bertanya tanya bagaimana aku bisa tidak merasa ereksi saat dia menyentuhku.

Aku membanting tubuhnya ke atas kasur dan mulai mencium lehernya. Dia mendesah. Aku mulai membuka baju nya dan menciumi perutnya.

Masuklah, Ryan.

Suara itu terdengar lagi di pikiran ku tapi sayangnya aku tidak mengetahui apa maksud dari itu. Aku berhenti mencium nya. Aku duduk di pinggir kasur.

"Darimana asalku?" Tanyaku.

Alessandra mencium bahuku. "New York." Jawabnya. Lalu dia mencium bibirku dengan penuh gairah.

Aku mendorong nya. "Aku butuh liburan." Ucapku. Dia menatapku dengan bingung. "Sebelum pernikahan kita." Ucapku meneruskan kalimat ku tadi.

Alessandra tersenyum. "Okay. Kamu mau kemana?" Tanya nya.

"Ada saran?" Tanyaku karena sejujurnya aku sudah melupainya.

"Miami?" Jawabnya dan aku tersenyum.

---

"Pakai sabuk pengaman kalian, berhentilah berciuman, 15 menit dari sekarang kita akan mendarat." Ucap seorang laki laki yang sepertinya anak buah ayahku.

Aku berhenti mencium nya dan langsung duduk di sebelahnya dan langsung memakai sabuk pengaman. Aku menoleh padanya dan dia tersenyum malu. Aku senang melihatnya tersenyum. Aku memandangi kalung yang dipakainya itu. Aku merasa aneh karena dia memakainya. Aku tak tau mengapa tapi aku merasa itu tidak seharusnya dia pakai. Tiba tiba pesawat terdengar seperti terbentur sesuatu, dan ternyata itu suara roda yang menyentuh jalanan bandara. Miami, baby.

"Mr. Blake, mari ikuti aku. akan ada 10 orang di sekelilingmu, dan aku mohon anda akan selalu berada di lingkaran." Ucap lelaki yang sama.

Aku menoleh kepada Alessandra. "Kamu tidak ikut?" Tanyaku lalu dia menggelengkan kepala. "Kenapa?" Tanyaku.

A pray of DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang