Chapter 32

35K 1.2K 10
                                    

Sudah satu bulan kita di Ubud. Sex and love jadi sahabat kita berdua. Everyday, our love just grow stronger and stronger. Aku tidak bisa mengalihkan pandangan ku darinya.

"Good morning." Ucapku sambil mengecup kening nya. Ia masih tertidur. "Bangun, sayang." Ucapku sambil menggoyangkan badannya.

Dia bergerak sedikit dan membuka matanya. "Good morning." Ucapnya.

Aku pun tersenyum dan mencium pipinya. "You are so beautiful." Ucapku.

"I know." Jawabnya dan kita pun tertawa.

"Sudah siap untuk berangkat ke New York?" Tanyaku.

Dia tersenyum dan mengangguk. "Yeah." Ucapnya.

Aku pun membangunkan nya dan dia langsung menuju kamar mandi.

Aku pun mengikat dasi di kerah bajuku. Aku sudah mandi. Aku bangun jauh lebih dulu dari Karin karena aku tahu dia sangat kelelahan dan pasti susah untuk bangun.

Ketukan di pintu mengejutkan ku. Aku pun menghampiri pintu dan membukanya. Dan aku melihat dua orang pelayan datang.

"Ini makan nya, bli." Ucapnya.

Aku tersenyum. "Thank you so much."

"Mau check out jam berapa?" Tanyanya.

"Setelah makan." Jawabku. Lalu ia tersenyum dan meninggalkan trolley makanan itu di depan pintu. Dan aku membawanya masuk.

Karin keluar dengan handuk menyelimuti badan kecilnya itu. Dia memegangi kepalanya.

"Are you okay?" Tanyaku.

Dia tidak memandangku dan mencari sesuatu di dalam laci meja. "I dont know. Kepalaku pusing." Ucapnya.

Aku menghampirinya dan mencium lehernya. "Okay, sesampainya di New York, aku ingin kita langsung pergi menemui dokter okay?" Tanyaku.

Dia mengangguk dan meninggalkan ku ke kamar mandi. Dia bersikap aneh akhir akhir ini. Aku takut sesuatu terjadi pada dirinya. You know, if you remember her leukimia.

Aku duduk di pinggir kasur. Lalu karin keluar menggunakan kaus panjang dan celana jins. Di balut dengan syal di lehernya, karena aku memberitahunya bahwa di New York pasti sedang bersalju. Ia memakai hak berwarna emas. Dan itu sangat sexy.

"Mau makan di kasur?" Tanyaku padanya.

Ia tersenyum dan memelukku. "Yes, please." Ucapnya.

Aku mencium pipinya lalu ia duduk di kasur. Aku mengambil trolley tadi dan membawa nya ke samping kasur.

Aku mengambil buah buahan yang sudah tertata rapih dan memberikannya kepada Karin. Ia langsung melahapnya dengan cepat tanpa menghiraukan ku. Aku memakan buah buahan itu. Tak lama kemudian Karin memberikan piringnya.

"Selesai." Ucapnya dengan nada riang.

Aku menoleh dan tersenyum padanya. Aku mengambil piring dari tangannya dan mencium tangannya. "Okay, beautiful." Ucapku. Ia menunduk dan tersenyum malu. Aku tertawa melihatnya.

Aku mengambilkan piring berisi ayam panggang dan udang goreng bersama nasi goreng dan memberikannya kepada Karin. Karin mengambilnya dari tanganku. "Thank you." Ucapnya. Lalu ia memakannya lagi.

Aku pun berhenti memakan buah buahan dan makan makanan inti yang sama seperti yang tadi Karin makan. Aku memakan nya sambil melihat ke arah tv.

Saat aku baru menghabiskan setengah dari makanan itu, Karin sudah berhenti makan dan memberikan piringnya padaku.

A pray of DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang