Chapter 12

37.7K 1.4K 40
                                    

"Dia tidak mengingat apapun, katamu?" Tanya perempuan itu ke lelaki di handphonenya.

"Aku bersumpah." Jawab seorang lelaki dengan logat bahasa inggris yang Aneh.

"Lalu kamu punya rencana yang bagus?"

"Tidak. Tapi aku punya rencana yang brilian." Dan mereka berbincang bincang.

"Karin! Bangun ada Akbar!" Teriak ibuku dari luar kamar. Aku membuka mata.

Aku keluar kamar dan menghampiri Akbar yang berdiri didepan rumahku. "Ada apa?" Tanyaku.

Dia mengecup keningku. "Sekarang jam 1 siang, Kamu bangun siang sekali, semalam tidur jam berapa?"

Aku terdiam. Tadi malam aku pulang dari rumah sakit sekitar jam dua pagi karena aku tertidur. Sudah 2 Bulan, Namun Ryan belum juga bangun. Aku selalu berdoa dan beribadah disamping nya. Tapi sepertinya fisiknya belum juga siap. "Aku tidak tahu."

Dia tersenyum. "Siap-siap lah. Aku ingin mengajak mu ke suatu tempat. Dan kali ini kamu tidak bisa menolaknya." Ujar Akbar da aku hanya menganggukkan kepala.

"Aku mau mandi dulu."Ucapku dan dia pun masuk kerumahku dan duduk disofaku. Aku meninggalkan nya sendirian.

Aku langsung bergegas ke kamar mandi. Dan hal itu terjadi lagi.

Saat aku membuka baju aku merasakan sentuhan Ryan di sekujur tubuhku. Aku tersenyum. Saat aku membasahi seluruh tubuhku, jiwaku terbangun seakan akan bukanlah air yang sedang mengalir ditubuhku, melainkah air liur Ryan.

Setelah aku selesai melakukan mandi erotis ku, aku memakai pakaian sesederhana mungkin dan langsung menemui Akbar. "Kita mau kemana sih sebenarnya?"

Akbar mencium keningku. "Sudah jangan bawel ikuti saja." Dia menuntunku masuk ke mobilnya.

Selama perjalanan dia menggenggam tangan ku dan mencium punggungnya berkali kali. Menatapku dengan tatapan misterius.

Beberapa menit kemudian kita sampai di restoran di Kota Bandung. Dia membukakan pintu agarku bisa keluar. Aku menginjakkan kaki ku keluar mobil. Dia menggenggam tanganku dan mencium nya. "Kita makan dulu ya, Aku tidak mau kelaparan." Dan kita pun makan siang di tempat itu.

Dia tidak banyak bicara. Hanya menatapku dengan seksama lalu tersenyum. Aku mulai merasa tidak nyaman dengan tatapan itu. Dia mengusap punggung tanganku dengan jarinya. Tapi sayang, aku tidak merasakan apapun dari sentuhan nya. Hanya Ryan yang bisa menjajah tubuhku seenaknya.

Setelah kita selesai makan, Dia menuntunku ke Mobil jeep hitam nya itu. Dan aku mengikutinya.

Aku memandangnya yang sedang tersenyum sendiri dan mengerutkan keningku. "Kita mau kemana?" Tanyaku.

"Ikuti saja." Dia tersenyum di ujung bibirnya. Aku terdiam dan menatap keluar.

Dia mengajak ku berjalan jalan ke banyak tempat dibandung. Jujur, aku merasa senang walaupun Ryan tetap menghantui pikiran ku.

Matahri sudah tenggelam digantikan oleh sinar rembulan yang menatap ku seakan akan memberi tahuku bahwa Ryan merindukan ku juga. Jujur, Aku sangat merindukan Ryan. Aku bertanya tanya apa yang dia sedang lakukan sekarang. Perasaan ku tidak enak, Atau mungkin aku hanya merindukan nya. Aku membayangkan ciuman nya lagi. Aku tersenyum saat membayangkan nya. Tanpa disadari kita sudah sampai ditujuan kita berikutnya.

"Kita sudah sampai, sayang." Ucapnya. Aku melihat keluar.

"Dimana kita?" Tanyaku.

"Trans Studio Bandung." Jawabnya. Aku tersenyum karena ku dengar tempat itu sangat lah indah.

Sebelum dia membukakan pintu aku langsung keluar kegirangan. Aku keluar mobil dan memandang ke sekeliling ku. Tempat ini terlihat biasa dari luar.

Akbar memberikan ku kain. "Ikat dimatamu." Ucapnya. Aku tersenyum dan memakai nya dimataku. "sudah tertutup belum tuh?" Tanya Akbar.

"Sudah ih kamu teh bawel banget." Ucapku dengan nada mengejek. Lalu dia menuntun ku berjalan. Aku bertanya tanya di dalam pikiran ku.

"Nah kamu siap?"Tanya nya dan aku mengangguk. Dia berdiri sangat dekat dibelakang punggungku. "Selamat datang di istana, Putriku." Ucapnya dan dia membukakan kain yang tadi terikat dikepalaku menutup mataku.

Aku melihat sekeliling ku dan tak kusangka semua nya terlihat seperti dongeng. Aku tersenyum, dan tanpa sadar aku memeluk Akbar. "Terimakasih." Ucapku lalu dia tersenyum.

Kita menghabiskan malam dengan sangat istimewa. Ini hari terbaik kedua setelah hari dimana aku bertemu dengan Ryan. Kita naik komedi putar. Dan wahana wahana seru lainnya. Kita sangat menikmati hari ini.

Tepat jam sebelas malam. Kita berlari menuju parkiran dan langsung mobil.

Aku teriak dalam mobil. "Wah tadi seru banget. Makasih bar."

Dia tersenyum. Lalu menyalakan mesin mobil dan menyetir menuju rumahku.

Sesampainya dirumahku. Dia membukakan pintu untukku. Aku turun. Dan dia menuntunku menuju pintu rumahku.

Sebelum kita sampai ke halaman depan rumahku, Dia bertekuk lutut dan menunjukkan cincin emas yang sangat indah.

"Maukah kamu menikahiku?" Aku terkejut \

****

Vote lah votee wkwkwk

A pray of DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang