TigaL — Chapter 2
Hari Pertama—Happy reading—
"Hah..." Helaan nafas panjang itu terdengar dari mulut Zelo. Ada rasa penyesalan sekaligus bersalah kepada anak bungsunya yang tengah tertidur didalam ruang rawat.
Tak jauh berbeda dari sang suami, Yina juga merasakan hal yang sama, apa lagi dialah yang memberikan minuman itu pada sang anak. Jari-jari lentiknya dengan lembut mengelus punggung tangan si bungsu yang terdapat selang infus.
Sedangkan kedua anaknya hanya menatap sedih saudara mereka yang tengah tertidur diatas brankar. Lean berdiri dari tempatnya kemudian beranjak mendekat kearah brankar Lian.
"Lian sakit ya Mama?" Tanya Lean dengan pelan, karena takut suaranya akan membangunkan Adiknya.
Yina menoleh kearah Lean yang berdiri disampingnya. Ia tersenyum kemudian mengangkat tubuh Lean kedalam pangkuannya.
"Iya, Lian lagi sakit sayang. Kamu bantu doain semoga Lian cepet sembuh ya?" Ucapnya dengan lembut.
Lean mengangguk semangat lalu beralih menatap wajah Lian yang terdapat selang melintang di bawah hidungnya. "Cepat sembuh ya Lian. Nanti Lean janji ndak akan ambil sepatu punya Lian lagi."
•••
Sudah tiga hari berlalu semenjak Lian dirawat dirumah sakit, kini keadaannya sudah lebih baik dari pada kata baik. Buktinya anak itu sudah bangun dengan semangat walau matahari belum menampakkan sinarnya.
"Lean... bangun yuk!! Hali ini kita sekolah loh." Ucapnya sambil mengganggu tidur nyenyak Lean.
"Eungh... Lian pelgi aja, Lean mau tidul lagi!!" Tolaknya sambil menjauhkan tangan Lian yang menggelitikinya.
"Yah...ayo dong bangun. Kita bangunin Papa sama Mama baleng-baleng." Mintanya tak putus asa. Tangan kecilnya semakin kuat menggelitiki tubuh kembarannya.
"Ih jangan ganggu, Lian!! Pelgi pelgi!!" Usirnya dengan kesal. Ia mendudukkan tubuhnya kemudian berdiri sambil menggandeng tangan Lian. Sampai didepan pintu, ia mengeluarkan Lian dari kamar.
"Udah sana jauh-jauh!!" Ucapnya kemudian menutup pintu putih itu dan meninggalkan Lian yang berada diluar.
"Huft... Yaudah deh, Lian sendili aja." Ucap Lian kemudian melangkah kakinya menuju kamar kedua orangtuanya.
Cklek
"Mama..." Panggilnya pelan dari depan pintu.
"Papa..." Panggilnya lagi.
Tampak gundukan dikasur itu bergerak-gerak dan tak lama gundukan itu mendudukkan dirinya.
"Siapa itu?" Pertanyaan itu dari Zelo karena suasana kamarnya yang tampak remang-remang tanpa cahaya.
"Lian." Jawab Lian yang masih setia berdiri didepan pintu.
Zelo dan Yina tersenyum kemudian melambaikan tangannya yang menyuruh Lian mendekat. Lian dengan semangat berjalan dan menaiki kasur orangtuanya itu.
"Adek ngapain kesini pagi-pagi hm?" Tanya Yina sembari mengelus surai lembut sang anak.
"Lian mau sekolah, ayo kita siap-siap sekalang."
"Sekarang masih jam empat sayang, ini masih terlalu pagi." Ucap Zelo sambil geleng-geleng kepala dengan tingkah Lian yang terlalu semangat itu.
"Tapi nanti kita telambat, telus kalau telambat Bu gulu malah-malah." Jelas Lian dengan wajah seriusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TigaL || Selesai
Teen FictionDiary of Lian ➞ TigaL ••• Jika orang berkata, rumah adalah tempat kita berpulang, teman adalah sosok yang paling mengerti kita, dan keluarga adalah orang-orang yang paling tulus di hidup kita. Tapi, kenapa bagi Lian itu semua terlalu mustahil untuk...