TigaL — Chapter 3
Putih Abu-abu—Happy Reading—
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Tak terasa saat ini kedua putra kembar keluarga Vetera sudah menginjak sekolah menengah atas. Banyak hal yang mereka lalui sebelumnya, dan itu terlihat baik-baik saja. Walau pada kenyataannya, semua sudah berbeda setelah kejadian dimana semua orang mulai menjauhinya.
Flashback
"Lian bukan mostel, tapi kenapa Lian belbeda." Isaknya disela-sela pelukan bi Sum.
"Maksud Aden apa? Den Lian bukan monster kok. Siapa yang bilang Den Lian monster hm? Den Lian itu manusia, manusia yang paling imut dan kuat." Ucap bi Sum dengan nada tenangnya. Walau begitu, bukan berarti bi Sum sudah tau apa yang menyebabkan tuan kecilnya ini menangis histeris seperti ini. Dia tidak tau apapun.
"Kata teman Lian tadi, Lian juga pembawa sial. Emang hiks, sial itu apa Bibi?" Tanyanya karena memang dia tidak mengetahui apa maksud kata asing itu.
"Eoh? Sudah-sudah, Aden tenang ya. Jangan dipikirin ucapan orang lain. Aden itu istimewa, Aden itu kuat. Sekarang ayo Bibi bantu ganti baju dulu." Ucap bi Sum mencoba mengalihkan pembicaraan. Lian mengangguk kemudian mengikuti bi Sum yang mengajaknya menuju kamarnya.
"Lian!! I'm coming!!" Seru Lean yang baru saja datang dari arah pintu.
"Lean!!" Pekik Lian sambil berlari dianak tangga menuju kakaknya. Namun naas, Lian tak menyadari jika tali sepatunya terlepas ikatannya. Alhasil Lian limbung dan mengenai tubuh Lean yang kebetulan berada dibawah tangga.
Kedua anak itu terjatuh dengan posisi Lean yang berada dibawah dan Lian yang berada diatas. Bi Sum berteriak histeris ketika melihat kejadian itu berlangsung didepan matanya. Bersamaan dengan itu pula, Yina langsung saja menghampiri kedua putranya, lebih tepatnya salah satu putranya.
Yina memindahkan tubuh Lian yang masih setengah sadar dengan terduduk disampingnya. Kemudian ia memeriksa keadaan Lean yang sudah tak sadarkan diri dengan darah yang keluar dari kepalanya.
Dengan segera Yina menggendong Lean untuk membawanya ke rumah sakit. Sebelum benar-benar pergi, Yina masih sempat melirik kearah Lian yang hanya diam sembari menatapnya dengan tatapan berkaca-kaca.
Bi Sum mendekat kearah Lian lalu mulai mengecek kondisi tuan mudanya itu. "Aden nggak papa kan? Ada yang sakit sayang?" Tanyanya dengan perasaan khawatir.
Lian menggeleng pelan sambil menatap teduh wajah bi Sum. "Lian buat Lean beldalah, pasti nanti Mama malahin Lian."
•••
"Mama..." Panggilan lirih itu menghentikan pergerakan Yina. Ia menatap sang anak sekilas kemudian melanjutkan kegiatannya yang sedari tadi mondar-mandir didepan pintu UGD.
Bi Sum yang melihat itu menjadi iba. Dengan pelan, tangan bi Sum beralih untuk mengelus punggung kecil milik Lian.
"Mama!!" Ketiga orang itu langsung menoleh saat mendengar panggilan memekikkan telinga itu. Disana terlihat Leon yang berlari dengan air mata yang turun membasahi pipi chubby nya.
"Ada apa sayang? Papa dimana?" Tanya Yina sambil berjongkok menyamakan tingginya dengan sang anak.
"Hiks, Papa... Papa kecelakaan hiks... Tadi Leon kesini diantar supir. Papa gimana, Mama..." Yina terdiam saat mendengar penuturan Leon. Suaminya kecelakaan? Apa itu benar?
KAMU SEDANG MEMBACA
TigaL || Selesai
Teen FictionDiary of Lian ➞ TigaL ••• Jika orang berkata, rumah adalah tempat kita berpulang, teman adalah sosok yang paling mengerti kita, dan keluarga adalah orang-orang yang paling tulus di hidup kita. Tapi, kenapa bagi Lian itu semua terlalu mustahil untuk...