TigaL — Chapter 14
Diluar Kendali—Happy Reading—
Bugh
Diam, Lian masih bertahan dalam posisinya. Pukulan berkali-kali itu tak mampu menggoyahkan niatnya untuk melawan Ferel kali ini.
"Sudah puas?" Tanya Lian dengan wajah datarnya. Ingin sekali ia membalas pukulan-pukulan itu diwajah Ferel, namun dia tidak bisa berbuat banyak karena tubuhnya masih dicekal oleh Neo dkk.
"Hhh... Lo kemasukan setan mana sampai-sampai berani sama kita hah?!"
Untuk sesaat Lian menanggapinya dengan tersenyum miring. "Setan yang bertugas untuk nyadarin setan rendahan kayak kamu."
Bugh
Bugh
Bugh
"Mati lo!! Mati sana bangsat!! Lo nggak berguna disini!! Lo itu nggak lebih dari sampah masyarakat!! Mati lo!!" Ferel terus saja melayangkan pukulan diwajah Lian tanpa ampun. Neo melepas cekalannya dari tubuh Lian, ia beralih untuk menjauhkan Ferel dari Lian karena anak itu sudah hilang kendali.
"Ferel, udah. Bisa mati nanti itu anak orang."
"Biar anjing, dia mati pun nggak akan ada yang peduli. Semua orang benci dia, karena dia anak pembawa sial!!" Ferel terus saja memberontak, sedang Lian yang sudah terduduk dilantai kotor itu hanya menatap datar Ferel yang sudah seperti orang kesetanan.
Brak
"Apa yang kalian lakukan disini?!" Farez datang bersama Arez yang langsung berlari menghampiri Lian.
"Kamu nggak papa? Lian?" Arez mencoba untuk menanyakan keadaan Lian walau tau anak itu sedang tidak baik-baik saja sekarang.
Lian masih bergeming ditempatnya dengan tatapan kosong menatap Ferel. Arez semakin khawatir dengan keadaan Lian yang seperti ini. Kali ini ia mencoba untuk menyadarkan Lian dengan sedikit menggoyangkan pundak Lian.
"Lian? Kamu nggak papa kan?" Berhasil, Lian berkedip dan menatap Arez dengan tatapan linglung nya.
"A-aku dimana?"
•••
"Bang..." Leon membuka matanya saat mendengar lirihan itu.
"lo udah sadar?"
"Belum." Leon tersenyum sesaat setelah Lean mengucapkan itu dengan nada nada pasrah.
"Pusing? Lo mau apa?"
"Minum." Leon mengambil gelas berisi air dari atas nakas lalu membantu adiknya minum. Selesai minum, Leon kembali meletakkan gelas itu ketempat semula.
"Ini dimana?" Tanya Lean sesaat setelah mengamati ruangan yang asing baginya.
"Rumah kakek."
"Kakek?"
"Iya. Kakek Sarta, ayah dari papa Zelo."
"Terus Papa dimana?"
"Nggak tau." Seketika wajah Lean menjadi sendu, sudah dapat dia simpukan jika papa dan mamanya tidak berada disini untuk menemaninya, melainkan ada dirumah bersama dengan adiknya.
"Udah nggak usah dipikirin, sekarang lo istirahat dulu. Gue turun mau ambilin lo makanan." Pamit Leon dan dibalas deheman saja dari Lean.
KAMU SEDANG MEMBACA
TigaL || Selesai
Teen FictionDiary of Lian ➞ TigaL ••• Jika orang berkata, rumah adalah tempat kita berpulang, teman adalah sosok yang paling mengerti kita, dan keluarga adalah orang-orang yang paling tulus di hidup kita. Tapi, kenapa bagi Lian itu semua terlalu mustahil untuk...