TigaL - Chapter 24
Salah Paham-Happy Reading-
Hari Selasa menyambut dengan suasana yang, biasa saja. Lian mengawali pagi harinya dengan membersihkan kamar dan dilanjut dengan ruangan lainnya. Tubuhnya masih agak lemas karena kejadian kemarin, tapi untungnya dia bisa menghentikan dokter Andrew agar tidak membawanya sampai menginap di gedung membosankan itu.
Untuk hari ini Lian tidak sendirian dirumah. Ada Lean juga, namun kakaknya itu belum bangun karena jam masih menunjukkan pukul 3.30. Beberapa saat setelah menyelesaikan pekerjaannya sendiri, Lian memutuskan untuk membersihkan diri karena kemarin dia belum sempat walau hanya untuk mencuci mukanya sendiri.
Jarum jam terus bergerak hingga jam menunjukkan pukul 4.20. Rumah Lian memang terletak sedikit jauh dari masjid, namun kumandang adzan masih bisa terdengar sampai sini.
Lian menatap lamat benda didepannya ini. Ada sebuah Al-Qur'an dan kopiah tanpa motif. Sedikit terbesit rasa ragu untuk menuntaskan niatnya, apa lagi ini adalah kali pertamanya. Dengan tekad yang kuat, Lian mulai meraih dua benda itu dan dilanjut keluar dari kamarnya.
•••
"Allahu Akbar."
"Assalamualaikum warahmatullah, assalamualaikum warahmatullah." Imam masjid mengakhiri sholatnya dengan memimpin doa bersama. Semua orang saling bersalaman, kemudian beranjak pergi menuju rumah masing-masing. Namun berbeda dengan Lian, anak itu masih berada disini dan duduk dibelakang imam.
Beberapa saat setelah menunggu imam itu menyelesaikan doa nya, akhirnya saat itu tiba. Sang imam tampak berdiri dari tempatnya hendak pulang kerumah juga.
"Lian?" Panggil imam itu saat mendapati sosok pemuda yang ia kenal.
Lian yang sedang menunduk itu mendongakkan kepalanya. Dia terlihat kaget, karena imam itu adalah orang yang ditolongnya kemarin. "Mas Roha?"
"Iya ini saya, kamu ngapain disini?" Tanya Roha sambil mendekat kearah Lian.
"Lian mau belajar baca Al-Qur'an Mas. Mas bisa ajarin Lian?"
"Tentu saya bisa, tunggu sebentar ya?" Ucap Roha sambil beranjak dari tempatnya. Tak lama kemudian, Roha kembali dengan sebuah meja lipat ditangannya.
"Nah, sini!" Ajaknya dan Lian menurut.
"Sebelumnya Mas mau tanya dulu sama kamu. Kamu sudah bisa membaca Al-Qur'an atau belum?"
"Sebenarnya Lian sudah bisa sedikit. Tapi Lian sudah lama benget nggak baca, jadi agak sedikit lupa."
"Itu mudah, sekarang kita mulai dari baca alfatihah terus dilanjut ke juz pertama. Ayo, Bismillahirrahmanirrahim..." Dan keduanya mulai membaca kitab itu bersama-sama. Satu hal yang harus kalian tau, dulunya Roha adalah seorang santri, jadi wajar jika dia bisa membaca kitab itu dengan lancar dan mudah. Dan berbeda dengan Lian yang masih harus lebih teliti lagi untuk membaca ayat per-ayat itu.
•••
"Hah... Aku merindukanmu sayang. Kenapa kau meninggalkanku secepat ini hm? Kau melupakan janjimu padaku?" Tangan kekar Sarta masih setia mengelus sebuah bingkai yang terdapat fotonya dan istri saat mereka menikah dulu.
"Aku tak bisa membayangkan bagaimana kesakitannya kau saat bocah itu membunuhmu sayang. Kenapa tidak kau lawan? Kemana perginya wanita cantik dan kuat sepertimu dulu?"
Tok tok
Sarta melirik sekilas kearah pintu yang baru saja diketuk. Tangannya tergerak untuk meletakkan bingkai itu ketempat semula. "Masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
TigaL || Selesai
Teen FictionDiary of Lian ➞ TigaL ••• Jika orang berkata, rumah adalah tempat kita berpulang, teman adalah sosok yang paling mengerti kita, dan keluarga adalah orang-orang yang paling tulus di hidup kita. Tapi, kenapa bagi Lian itu semua terlalu mustahil untuk...