|Chapter 18| Mungkinkah Awal ✎ 2

1.6K 189 7
                                    

TigaL — Chapter 18
Mungkinkah Awal _ Bagian 2

—Happy Reading—

Brak!!

Ketiganya bisa merasakan bagaimana kuatnya benda keras itu menghantam mobil yang mereka dikendarai. Semua terjadi begitu cepat, bahkan sang pengemudi tidak sempat untuk menghindar barang sedikitpun dari kejadian naas itu.

Mobil yang mereka kendarai ditabrak dari arah samping yang membuat mobil itu terpental hingga keluar dari jalur yang mereka lalui tadi. Mobil hitam itu ringsek, tepat dibagian sisi kiri mobil.

Semua orang yang melihat kejadian itu langsung mengerubungi. Tak sedikit pula yang mencoba untuk mengecek keadaan orang yang berada didalam. Belum sampai 5 menit berlalu, terdengar sirine ambulans. Semua orang tampak bertanya-tanya, siapa yang menghubungi ambulans-ambulans itu hingga bisa sampai secepat ini.

Sang pengemudi dikeluarkan terlebih dahulu. Kondisinya memprihatinkan karena terdapat darah yang mengucur dari kepalanya.
Beralih pada kursi belakang yang terdapat satu lagi penumpang dengan lebam dibagian wajahnya. Kedua orang itu langsung dibawa masuk kedalam mobil ambulans.

"Pak!! Disini masih ada korban lagi!!" Teriak seorang pria yang mengundang perhatian dari para petugas medis dan beberapa orang disekitar.

Beberapa petugas medis tampak berlarian kearah sumber suara. Disana ada seorang remaja laki-laki yang tergeletak dengan beberapa obat yang berceceran disekitarnya. Keadaannya terlihat lebih parah dari dua korban yang lain. Luka dimana-mana, bahkan wajahnya sudah dipenuhi dengan darah. Kemungkinan besar, remaja itu juga adalah salah satu korban yang terpental dari mobil yang ditumpanginya tadi.

"Hey Nak, bisa dengar saya? Apa kamu masih sadar?" Tanya seorang petugas medis mencoba mempertahankan kesadaran remaja malang itu.

"Langsung bawa ke dalam, keadaannya kritis." Ujar petugas itu kepada beberapa rekannya yang lain.

•••

Wiu wiu wiu
[Bwahahaha... Anggep itu suara sirine ambulans.]

Mobil ambulans pertama telah tiba dipelataran rumah sakit. Beberapa dokter dan rekannya yang sudah stand by disana langsung membawa pasien masuk kedalam. Brankar itu membawa Leon. Salah seorang dari petugas medis ditampak memegang sebuah kain yang ditekankan pada kepala Leon untuk mengurangi pendarahan disana.

Wiu wiu wiu

Mobil ambulans kedua yang membawa Lean tiba. Beberapa petugas medis pun langsung melakukan hal yang sama seperti Leon. Mereka dengan cepat mendorong brankar itu agar sang pasien segera mendapat perawatan.

Beberapa saat belum ada tanda-tanda akan datangnya mobil ambulans lagi, padahal jumlah mobil ambulans yang membawa korban kecelakaan ada 3 buah.

Wiu wiu wiu

Mobil ambulans terakhir ini terlihat lebih rusuh dari pada mobil ambulans yang sebelumnya. Dua orang petugas medis yang memberi pertolongan pertama tampak kacau dalam geraknya.

"Pasien kritis. Tekanan darah 70/40, GCS (Glasgow Coma Scale) 4." Jelas petugas medis dengan tangan yang masih memegang ambu bag yang terhubung pada selang yang memasuki mulut Lian.

Mendengar penjelasan singkat itu, dengan segera mereka mendorong brankar itu menuju ke IGD. Dua orang yang melihat kekacauan itu dari jauh pun mulai melangkahkan kakinya mendekat.

"Dia akan membayar semuanya mulai sekarang, nyawa akan dibalas dengan nyawa." Ucap si perempuan sembari menatap tetesan darah yang terdapat dilantai.

"Kita bermain dulu sampai puas. Setidaknya kita bisa hancurkan mentalnya dulu, lalu berlanjut pada fisiknya." Tambah si pria tua.

TigaL || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang