|Chapter 20| Bukti

1.7K 172 13
                                    

TigaL — Chapter 20
Bukti

—Happy Reading—

Sedari tadi Lean hanya diam sembari menatap ponselnya dengan layar yang masih dihidupkan. Ada rasa ragu ketika mengetahui jika video yang baru saja dikirim itu adalah bukti CCTV menyangkut adiknya yang dicurigai sebagai tersangka atas kecelakaan yang menimpanya. Karena berlama-lama berperang dengan pikirannya sendiri, akhirnya ia memutuskan untuk melihat video yang baru saja dikirim oleh kakeknya.

Video pertama menampakkan rutinitas lalulintas seperti biasanya. Tidak terlalu ramai, juga tidak terlalu sepi. Hingga tiba saat sebuah mobil hitam yang dikendarainya melintas, sebuah truk putih tampak menabrak dengan keras mobil mereka. Kejadian itu tidak terlihat ada yang aneh karena memang mobil yang dikemudikan Leon itu terlempar keluar dari jalur.

Hingga beberapa saat berlalu, seseorang tampak keluar dari mobil yang sudah ringsek itu. Pakaian itu, itu adalah pakaian yang dikenakan Lian. Sweater abu-abu dan dipadu dengan celana training abu-abu juga.

"Apa-apaan ini?" Tanya Lean yang mulai merasa ada kejanggalan disini.

Sosok itu tampak keluar dari mobil dengan berjalan tertatih dan kemudian menghilang dari pantauan CCTV. Tak lama setelah kepergian sosok itu, beberapa orang mulai berkerumun dibarengi dengan mobil ambulans yang berdatangan. Dan video singkat itu berakhir.

"Kalau gini ceritanya sih, gue juga yakin kalau kecelakaan itu memang udah direncanain. Tapi gue juga sangat-sangat nggak yakin kalau Lian lah dibalik semua ini. Harus gue selidiki sampai selesai. Berani-beraninya dia mau nuduh adek gue." Ucap Lean dengan yakin dan penuh kepercayaan diri.

Cklek

Seseorang membuka pintu ruang rawat Lean. Dia Sarta, orang itu langsung mendekat kearah brankar Lean.

"Bagaimana kabarmu, Nak?" Tanya Sarta sekedar basa-basi.

"Tidak terlalu baik."

"Oh... Kau sudah melihat video yang Kakek kirim kan?"

"Hm."

"Apa sekarang kau percaya?"

Lean menatap wajah Sarta dengan tatapan anehnya. Ia menghela nafas panjang kemudian mengangguk, "tentu saja iya, bukti itu sangat jelas. Bahkan aku sampai tak habis pikir dengan Lian, kenapa dia bisa tega melakukan hal kejam itu pada kami."

Sarta tersenyum puas saat mendengar penuturan Lean. Dia rasa, rencananya akan berjalan dengan lancar karena semua orang sangat mudah dikelabui.

"Em... Kek?" Panggil Lean.

"Iya?"

"Apa Kakek tau, Lian sekarang ada dimana?"

"Kakek juga tidak tau Lean. Seperti yang kau tau, anak itu menghilang setelah kejadian dimana kecelakaan itu terjadi."

"Ah begitu, baiklah."

"Gue harap lo baik-baik aja Yan." Lanjut Lean dalam hati.

•••

"Pesawat bubur enak, siap mendarat di bandara lidah Lian!!" Sendok berisikan bubur itu bergerak seolah dirinya adalah pesawat seperti yang diucapkan. Sedangkan bandara yang dimaksud adalah mulut Lian dan lidah yang sebagai landasan.

Akhirnya setelah proses pendaratan yang tidak memerlukan waktu lama, sesendok bubur itu sudah berada di dalam mulut Lian untuk dikunyah sang empu.

"Lian?" Panggil dokter Andrew sebagai pilot pesawat. Sedangkan yang dipanggil hanya menoleh tanpa membalas dengan ucapan apapun.

TigaL || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang