TigaL - Chapter 23
Drama Pulang Sekolah-Happy Reading-
Lian berjalan penuh girang menuju rumahnya. Suasana hatinya memang sudah lebih dari kata baik, hal itu karena terjadi karena hukuman dari Pak Ilham. Memang aneh, tapi kebersamaannya bersama sang kakak lah yang membuatnya seperti ini.
Lian berjalan sendiri tanpa didampingi oleh Lean. Lian memang sengaja untuk pulang terlebih dahulu untuk menghindari ajakan Lean untuk pulang bersamanya. Bukan karena apa, hanya saja Lian masih sedikit takut jika sewaktu-waktu ayahnya melihat kebersamaannya dengan sang kakak.
Bibir tipis yang sesekali mengeluarkan alunan lagu itu tiba-tiba berhenti. Mata istimewa dan tajamnya semakin memfokuskan diri pada apa yang ia lihat. Tak salah lihat dan tak salah kira, orang yang berdiri di pembatas jembatan itu mau melakukan hal nekat.
Lian berlari dengan cepat menghampiri orang itu sebelum ia berhasil merampungkan niatnya. Lian tak berteriak, Lian takut orang itu akan semakin nekat nantinya.
"M-mas?" Panggil Lian dengan pelan. Orang itu menoleh dengan gerakan lambat.
"Mas ngapain disana?"
"Menurut kamu?" Balas orang itu tanpa minat.
Sejenak Lian meneguk ludahnya dengan susah payah. Dalam situasi seperti ini hanya ada satu jalan keluar, Lian harus menyadarkan orang itu dengan pelan dan tanpa pemaksaan.
"Mas mau bunuh diri ya?" Tanya Lian yang membuat orang itu kembali menatap aliran air didepan matanya.
"Menurut kamu?" Jawab orang itu lagi.
"Ih, Mas dari tadi menurut kamu menurut kamu terus!! Lian nggak tau lah Mas, orang Masnya yang ditanya kok malah nanya balik." Kesal Lian sambil melepas tas yang berada dipundaknya.
Orang itu menoleh menghadap bocah aneh disebelahnya ini. Anak ini berniat tidak sih, menolongnya? "Mau apa kamu?" Tanya orang itu pada Lian saat Lian juga ikut menaiki pembatas jembatan tanpa rasa takut sedikitpun.
"Kalau Mas mau bunuh diri, Lian juga ikut deh Mas. Lian capek sama kehidupan Lian yang Lian rasa selalu dipermainkan."
"Kamu masih muda, kehidupanmu masih panjang. Sana balik, jangan sok ikut-ikutan mau bunuh diri segala."
"Emang Mas udah tua? Kehidupan Mas juga masih panjang tau. Dan kalau mas sekarang ini lagi ada masalah, kok Mas pengecut banget sih?"
"Maksud kamu apa kok ngejek-ngejek saya seperti itu?" Saut orang itu tak terima dikatai pengecut oleh bocah tengil disampingnya ini.
"Ya kalau semisal Mas punya masalah, ya Mas harus hadapi bukan malah kabur dari masalah itu. Nih ya Mas, bunuh diri itu bukan jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan masalah, dan malah bunuh diri itu adalah jalan pintas menuju awal dari terciptanya masalah baru. Jadi kalau mas ngerasa masalah yang Mas hadapi terlalu sulit atau terlalu berat, Mas bisa minta tolong dengan orang yang bisa Mas percaya." Hati orang itu sedikit luluh ketika mendengar penjelasan panjang lebar dari Lian. Ada benarnya apa yang dikatakan bocah ini.
"Sekarang Mas mau lanjutin bunuh dirinya atau enggak?" Tanya Lian.
"Saya akan memikirkan nasehat kamu." Jawab orang itu tanpa berpikir panjang. Lian tersenyum kecil saat ia berhasil meluluhkan hati orang ini. Menjadi kebanggaan tersendiri bagi Lian karena ia berhasil mencegah satu nyawa agar tidak pergi meninggalkan raganya.
"Lian juga nggak jadi deh, Lian takut lihat gelombang airnya." Ucap Lian sambil berusaha kembali ketempat yang aman tadi.
"Emh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
TigaL || Selesai
Teen FictionDiary of Lian ➞ TigaL ••• Jika orang berkata, rumah adalah tempat kita berpulang, teman adalah sosok yang paling mengerti kita, dan keluarga adalah orang-orang yang paling tulus di hidup kita. Tapi, kenapa bagi Lian itu semua terlalu mustahil untuk...