|Chapter 8| Kebenaran

3.6K 364 14
                                    

TigaL — Chapter 8
Kebenaran

—Happy Reading—

"Mama pulang." Sapa Yina saat memasuki rumahnya dengan bi Sum yang membawa beberapa barang belanjaannya dibelakang.

Dahi Yina menyerngit bingung saat tak mendapati siapapun dirumah. Memang tadi dia tak mendapati mobil suaminya di garasi, mungkin suaminya belum pulang dari kantor. Tapi saat memasuki rumah kenapa kedua putranya juga tidak ada? Mungkin Yina harus menanyakan keberadaan mereka pada pak Wandi.

"Pak Wandi?" Panggil Yina pada orang yang tengah meminum kopi didapur.

"Eh, iya Nyonya, ada apa?" Tanya pak Wandi seraya berdiri ketika mendapati nyonya besarnya tengah berdiri didekat pintu.

"Em... Mas Zelo sama anak-anak kemana ya?"

"Saya nggak tau pasti mereka kemana Nyonya, tapi tadi saya dengar mereka lagi buru-buru bawa Den Lian kerumah sakit. Tadi saya juga lihat Tuan lagi gendong Den Lian yang udah pingsan, Nyonya."

Ada perasaan aneh setelah mendengar penjelasan dari tukang kebunnya itu. Namun sebisa mungkin Yina mengabaikannya, mungkin anak itu hanya membuat masalah atau hanya drama belaka. Saat hendak beranjak, sebuah suara menghentikan langkahnya.

Prak

Kedua orang itu terlonjak kaget saat mendengar suara itu.

"Ada apa Bi?" Tanya Yina sambil berjalan menghampiri bi Sum yang masih terlihat syok.

"S-saya harus kerumah sakit Nyonya. Den Lian nggak baik-baik saja. Saya izin keluar Nyonya." Yina tau dari wajah dan nada bicara bi Sum yang terlihat sangat khawatir, dan itu membuat perasaan aneh dihatinya juga semakin menjadi-jadi.

"Bibi bareng saya aja ya? Saya juga mau kerumah sakit." Ucapnya dan langsung diangguki oleh bi Sum.

•••

"Permisi Sus, apa disini ada pasien atas nama Lian?" Tanya Yina pada seorang resepsionis.

"Tunggu sebentar ya, Bu." Jawab resepsionis itu lalu mulai mencari nama Lian pada layar komputernya. "Iya benar, pasien atas nama Lian terdaftar disini. Ada keperluan apa?"

"Dia dirawat diruangan mana?"

"Ruangan VVIP no 25."

"Terimakasih Sus." Ucap Yina kemudian melanjutkan langkahnya mencari ruangan yang disebutkan tadi. Sedari tadi juga bi Sum tampak mengekor dibelakang Yina. Sungguh, demi apapun itu saat ini bi Sum sangat khawatir sekaligus takut.

Skip

Tok tok

Cklek

Yina membuka pintu itu dengan pelan. Dan kedatangannya itu disambut baik oleh dua orang walau dengan wajah sedih mereka.

"Mama ngapain kesini?" Tanya Lean sambil menuntun Yina menuju sofa.

"Mama nyariin kamu sayang." Jawab Yina tanpa mengalihkan pandangannya dari seseorang yang tengah tertidur diatas brankar pesakit.

"Aden, Den Lian dengar suara Bi Sum? Kok Aden bisa sampai seperti ini? Apa yang terjadi sama Aden?" Air mata wanita itu menetes karena tidak tega dengan kondisi anak majikannya itu. Dibelainya surai lembut sang tuan muda yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.

"Dia kenapa, Pa?" Yina menanyakan hal itu pada sang suami yang sedari tadi duduk disamping brankar Lian.

"Aku yang salah. Boleh saya minta waktu Bi Sum sebentar?" Tanya Zelo pada bi Sum yang masih setia menggumankan kata-kata penguat untuk sang anak.

TigaL || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang