TigaL - Chapter 25
Berasalah-Happy Reading-
Lian mengerjapkan matanya dengan pelan. Pandangannya tampak berbayang ditambah sensasi pusing yang menghujam kepalanya. Saat dirasa sudah lebih baik, Lian menatap tempatnya berada saat ini. Ruangan gelap dengan cahaya remang-remang ini membuat pertanyaan besar bagi Lian. Ini bukan kamarnya, ini juga bukan salah satu ruangan yang ada didalam mansion papanya. Lantas, ruangan siapa ini?
Cklek
Sebuah pintu terbuka dibarengi dengan cahaya terang yang berasal dari luar ruangan. Sosok bayangan seorang laki-laki tampak mendekat kearah Lian. Lian memberanikan diri untuk menatap sosok itu.
"Kau baik-baik saja?" Suara itu, Lian seperti tidak asing.
"S-siapa?"
"Aku? Aku Sarta, kakekmu." Ucap sosok itu yang mengaku jika namanya adalah Sarta. Lian menegang, berarti orang itu yang sempat menjenguknya saat ia terbaring dirumah sakit beberapa hari yang lalu.
Klik
Seketika ruangan luas ini berubah menjadi terang saat saklar itu dihidupkan. Sosok Sarta mendekat lalu membuka membuka tali yang mengikat tangan Lian. Saat tali itu sudah benar-benar terlepas dari tangannya, Lian membawa tubuhnya mundur beberapa meter dari Sarta.
"Tidak usah takut Lian, saya bukan orang jahat dan saya tidak sepertimu."
"M-mau Kakek apa?" Tanya Lian dengan susah payah. Sungguh, dia benar-benar takut sekarang.
"Membunuhmu." Balas Sarta dengan senyum smriknya. Lian yang mendengar itu langsung saja berdiri dan hendak berlari menjauh dari Sarta. Namun agaknya Sarta lebih dulu mengetahui apa yang Lian akan lakukan sebelum Lian melakukan itu.
Bruk
Lian harus kembali terjatuh dilantai dengan keras. Lian menoleh pada kakinya yang menjadi penyebab jatuhnya tadi, sebuah rantai mengikat kakinya dengan kencang seakan tak memberi celah bagi Lian agar bisa kabur dari tempat ini.
Sarta hanya tersenyum sekilas saat Lian menatapnya. Ia berjalan menuju meja kerjanya yang berada sedikit jauh dari tempat Lian berada. Tangan yang semula ia letakkan kedalam saku itu berubah menjadi memegang sebuah bingkai yang memang sedari lama sudah terpajang disana.
"Kau mengenal dia?" Tanya Sarta sambil menampakkan sebuah foto kehadapan Lian. Sedangkan yang ditanya hanya menggeleng karena ia benar-benar tidak mengenal wanita yang berada didalam foto tersebut.
"Bagaimana kau bisa melupakannya Lian? Padahal kau adalah satu-satunya orang yang berada didekatnya ketika ajalnya menjemput." Lian semakin bingung dengan arah pembicaraan Sarta. Ia mencoba mengingat-ingat kembali siapa wanita itu, dan apa kaitannya dengan dirinya?
"Sepertinya kau masih bingung dengan ucapan ku. Sekarang lihat dinding sebelah sana." Instruksi Sarta menunjuk dinding yang berada disebelah samping kanan Lian. Lian mengikuti pengarahan Sarta. Seketika tatapannya berubah 180° saat melihat sebuah boneka biru yang sudah bertahun-tahun ia hindari atau ia coba lupakan. "Mengingatnya?"
Mata Lian bergerak meliar seperti orang yang sedang ketakutan. Sedangkan Sarta yang melihat itu hanya tersenyum miring saat rencananya berjalan sesuai apa yang dia inginkan.
"B-bukan Lian, Om jahat yang bunuh. Bukan Lian!! Hiks, bukan Lian!!" Lian kehilangan kendali, ia memberontak sembari mencoba melepas rantai yang mengikat kakinya. Darah mulai merembes dari kaki dan kedua tangannya. Lian tak peduli, apapun yang terjadi, Lian harus segera pergi dari tempat aneh dan menyeramkan ini.
"Om siapa? Kau lah yang membunuhnya Lian. Kau membunuh istriku Lian, kau yang telah membunuhnya!!" Lian menggeleng brutal mengelak dari tuduhan itu. Sumpah demi apapun itu, Lian tidak berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
TigaL || Selesai
Teen FictionDiary of Lian ➞ TigaL ••• Jika orang berkata, rumah adalah tempat kita berpulang, teman adalah sosok yang paling mengerti kita, dan keluarga adalah orang-orang yang paling tulus di hidup kita. Tapi, kenapa bagi Lian itu semua terlalu mustahil untuk...