TigaL - Chapter 15
Tugas Sekolah-Happy Reading-
Suasana dimeja makan terlihat lebih canggung dari biasanya. Semua orang tampak sibuk memakan makanan mereka dalam diam, tak terkecuali dengan Lian yang memakan makanannya dengan sesekali melirik dua pemuda yang duduk disebelahnya.
Leon dan Lean juga berada disini, mereka pulang dari mansion tuan Sarta dengan dijemput oleh Yina tadi siang.
"Ekhm," deheman Zelo mengalihkan perhatian semua orang.
"Papa sudah selesai. Jika kalian sudah selesai memakan makanan kalian, cepat susul papa diruang tengah." Ucapnya kemudian berlalu dari hadapan keluarga kecilnya itu. Sepeninggalan Zelo, suasana masih saja canggung bahkan semakin canggung dari pada tadi. Lian menghela nafas pelan kemudian menatap wajah Lean yang masih sibuk dengan makanannya.
"B-bang?" Panggilnya, namun tak digubris sama sekali oleh sang empu.
"Bang?" Panggilnya sekali lagi.
"Jangan biasakan berbicara jika sedang makan. Apa kau tidak punya sopan santun?" Bukan Lean yang menjawab, melainkan Leon. Anak itu mengucapkan kata-kata itu tanpa mengalihkan perhatiannya dari piring berisi makanan dihadapannya.
"M-maaf." Sesal Lian sambil menunduk takut.
Yina, wanita cantik itu hanya diam ditempat tanpa mau ikut campur dalam percakapan anak-anaknya. Agaknya ada yang aneh dari raut wajahnya, seperti ada yang disembunyikan. Raut itu menggambarkan penyesalan, kesedihan, kemarahan, dan juga ketidakpedulian. Apa yang terjadi sebenarnya?
•••
"Bagaimana bisa kalian bertemu dengan kakek Sarta?" Tanya Zelo yang langsung pada inti pembicaraan.
"Apa perlu kami memberikan alasan?" Tanya Leon dengan nada datarnya.
"Papa bertanya Leon, mana sopan santun mu?" Tegur Zelo karena tidak suka dengan balasan yang diberikan oleh anaknya.
"Kakek yang menolongku dan menolong Lean."
"Menolong? Menolong apa?"
"Hah... Apa Papa lupa? Siapa yang mengabaikan ucapan permohonan ku agar membantuku membawa Lean kerumah sakit? Apa Papa lupa?" Zelo diam tak berkutik di tempatnya. Ingatannya langsung tertuju pada beberapa hari lalu disaat ia mengabaikan permohonan Leon yang memintanya untuk membantu membawa Lean kerumah sakit karena demam. Apa dia sudah keterlaluan saat itu?
"Mungkin Papa sudah ingat sekarang. Di hawa dingin sehabis hujan itu, aku nekat membawa Lean kerumah sakit. Kondisinya benar-benar memprihatinkan saat itu, suhunya sangat tinggi dan nyaris saja ia kejang. Aku kacau Pa, ketakutan menguasai ku saat itu. Hingga aku tak sengaja bertemu Kakek Sarta yang kebetulan berada disana. Aku meminta bantuannya dan dia menyarankan agar Lean dirawat dirumahnya. Aku tak punya pilihan lain karena memang aku membutuhkan seseorang untuk menopang ku dan juga Lean, menopang agar kami tidak terlalu larut dalam menghadapi perubahan kalian yang sangat tiba-tiba ini."
"Maaf." Lirih Yina dengan mata berkaca-kaca.
"Mama jangan nangis, ini bukan salah Mama." Lean tekankan, dia paling tidak suka dengan air mata ibunya. Dengan cepat ia memeluk tubuh bergetar Yina yang tengah terisak itu.
"Maafin mama Lean, mama salah. Kamu pasti sakit ya? Anak mama yang malang, maafin mama sayang"
Ucap Yina disela-sela isakan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TigaL || Selesai
Teen FictionDiary of Lian ➞ TigaL ••• Jika orang berkata, rumah adalah tempat kita berpulang, teman adalah sosok yang paling mengerti kita, dan keluarga adalah orang-orang yang paling tulus di hidup kita. Tapi, kenapa bagi Lian itu semua terlalu mustahil untuk...