|Chapter 11| Kekurangan

2.7K 234 2
                                    

TigaL — Chapter 11
Kekurangan

—Happy Reading—

"Pagi Ma, Pa, Bang." Sapa Lean sembari mendudukkan dirinya dikursi.

"Pagi." Balas ketiganya.

"Lian mana? Kamu nggak turun sama adek?" Tanya Yina yang masih masih sibuk dengan aktivitas yaitu menyiapkan makanan.

"Nggak tau Ma, tadi Lean lewat kamar dia masih tutup."

"Kamu seharusnya ajak dia dong, jadi abang itu harus perhatian. Sekarang panggil adek turun, kita harus sarapan bareng-bareng." Ujar Yina dengan nada sedikit tak mengenakkan. Sedangkan Lean hanya mengangguk kemudian kembali beranjak menuju kamar sang kembaran.

Tok tok tok

Tok tok tok

"Kemana sih ni bocah?!" Karena tak mendapat jawaban apapun dari dalam, akhirnya Lean pun mencoba memutar kenop pintu.

Cklek

Tidak dikunci, Lean dengan cepat masuk kedalam. Disana, tepatnya dikasur terdapat sebuah gundukan yang Lean yakini adalah Lian yang masih tertidur.

"Gue kagetin oke kali ya?" Namun niat jahilnya itu urung kala teringat jika Lian mempunyai masalah pada jantungnya. Bisa bahaya jika itu benar-benar terjadi.

"Lian, bangun. Lo mau sekolah nggak?" Lean membangunkan adiknya dengan suara pelan dan usapan lembut dirambut Lian.

"Lian, mama suruh gue manggilin lo untuk sarapan bareng. Ayo, kata papa lo juga udah boleh sekolah."

"Lian, lo kalau tidur kok kebo amat sih. Cepet bangun, gue udah lapar woi!"

"Eungh..." Setelah mencoba beberapa cara, akhirnya Lian terbangun dari tidur lelapnya. Ia menggeliat sambil menguap.

"Bang Lean? Ngapain Abang dikamar Lian?" Tanya Lian yang langsung dibalas dengan senyum hambar Lean.

"Gue numpang sarapan dikamar lo, soalnya bentar lagi gue terlambat datang kesekolah."

"Oh... Hah!! Emang sekarang jam berapa?!"

"Jam 6.20, udahlah sana cepet siap-siap. Nanti kalau udah lo langsung turun aja. Mama sama yang lain lagi nungguin lo diruang makan."

"Oke." Balas Lian kemudian berlalu menuju kamar mandi. Sedangkan Lean berlalu keluar menuju kembali keruang makan.

"Lian nya mana?" Tanya Yina sesaat setelah Lean kembali mendudukkan tubuhnya dikursi.

"Lian lagi siap-siap Ma, nanti juga dia kesini kalau udah siap."

"Kamu ini gimana sih, seharusnya kamu itu tungguin Lian sampai selesai. Kalau terjadi sesuatu sama Lian gimana? Kamu ini jadi kakak kok nggak ada perhatian-perhatiannya sama sekali sih?!"

Prak!!

Semua orang menoleh kearah Leon.

"Ada apa Leon?" Zelo bertanya alasan Leon menggebrak sendok hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

"Leon udah selesai, ayo berangkat Yan." Ajak Leon sambil menarik tangan Lean mengajaknya untuk berangkat sekolah.

"Kalian belum sarapan Leon!! Kembali kalian!!" Leon memilih abai dengan teriakan mama dan papanya. Dia benar-benar tak suka jika adiknya diperlakukan seperti itu terutama oleh sang mama dan papanya sendiri.

TigaL || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang