EPILOG

15 4 0
                                    


Tujuh tahun setelah kelulusan dari SMA Angkasa, Risa masih menjalin hubungan asmara dengan Hadi, dan masing-masing teman-temannya sudah mendapatkan karir yang sesuai. Dimulai dari Risa yang menjadi seorang interpreter untuk penyandang disabilitas di salah satu siaran televisi swasta di Jakarta, sedangkan Hadi menjadi salah satu pengusaha yang berkembang di dunia start-up.

Sementara Brian kini menempuh menjadi seorang psikiater yang terlalu sibuk mengurus pasien orang dengan gangguan jiwa dan omong-omong dia sudah menikah dengan Mei yang memutuskan untuk menjadi dokter spesialis umum, lalu Ahmad yang menjadi atlet sepak bola yang sedang melakukan persiapan pertandingan mewakilkan Indonesia.

Sansan? Jangan ditanya, dia memulai usaha dan menjadi seorang barista yang selalu meracik kopi berkat ia selalu bereksperimen kopi yang enak. Lalu Ayu, yang tengah menjadi model majalah ternama di dunia dan ia selalu berkeliling dunia untuk melakukan sesi pemotretan, sedangkan dewi? Menjadi sastrawan yang selalu menulis sajak-sajak indah yang ia simpan beberapa waktu lalu untuk tambatan hati nan jauh disana.

Dalam perayaan menjelang hari jadi ke delapan tahun Hadi dan Risa memadu kasih, mereka memutuskan untuk mengunjungi Nanda dalam lapas. Mereka berdua tak ingin mengadakan perayaan yang mewah atau dihujani romantisme picisan seperti di film-film telenovela jaman dahulu, tapi mereka mencari makna setiap tahunnya.

Mereka pun masuk ke ruang penghubung antara pengunjung lapas dan para napi, ketika mereka berdua bertatap muka dengan Nanda yang tampak carut-marut dan berantakan hingga tak tersisir rapi.

"Sudah lama kita tak bersua, Nan," ungkap Hadi yang berada di samping Risa yang menahan takut yang sejadi-jadinya, dalam genggaman tangan Hadi, telapak tangan Risa tampak gemetar tak keruan dan Nanda yang melihatnya, ekspresi Nanda telah berubah, Nanda menangis di hadapan sepasang kedua insan yang kebetulan menjadi lawan bicaranya.

"Maafin gue, Di, Ris, atas kebejatan yang pernah gue lakuin ke kalian ...," isak Nanda yang menangis sejadi-jadinya. Namun Hadi berlapang dada, karena ajaran kedua orang tua Risa tentang perihal mengikhlaskan yang sudah terjadi di masa lalu.

Risa pun melihat Nanda yang menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepadanya, Risa menulis di buku catatan yang ia simpan di dalam saku kemejanya, dan ia merobek kertas itu dan memberikannya kepada Nanda.

Nanda yang masih terisak itu melihat tulisan Risa di depan netranya.

Aku sudah memaafkanmu sudah dari lama, Nanda.

Semoga kamu bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.

Setelah mendapatkan surat tersebut, mereka bertukar cerita tentang selepas kelulusan sekolah SMA Angkasa. Dan setelahnya, mereka berdua angkat kaki dari lapas. Mereka pun berjalan menuju mobil yang dikendarai oleh Hadi.

Hadi iseng menyetelkan radio, dan terdapat kabar dari berita terkini perihal peraturan pemerintah terkait perlindungan kaum disabilitas.

"Berita terkini, terkait pemerintah sudah mencanangkan penyelenggaraan peraturan terkait dengan kesejahteraan sosial bagi masyarakat disabilitas," ungkap sang penyiar radio. Hadi pun tersenyum, karena pemerintah sudah melek akan peraturan yang melindungi hak dan kesejahteraan sosial bagi disabilitas.  

SURAT TERBUKA DARI YANG TERBUNGKAM [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang