Siang sudah berlalu dengan cepat, dan kini sudah sore hingga menunjukkan sudah pukul empat sore—dimana waktu telah pulang sekolah. Di kelas yang sepi, sosok pria itu tengah berdiri di depan seorang gadis yang telah berganti pakaian menjadi pakaian seragam olahraga yang ia kenakan.
Brian hanya berdiri di hadapan Mei yang masih terlampau sedih, hatinya kacau tak keruan membuat dirinya tak bisa berkata-kata saat ini. Memang Brian akui, ia paling tak bisa melihat wanita mengalami kesengsaraan atau kesedihan yang mendalam, meski Brian tidak ada perasaan kepada Mei sedikit pun.
Mei masih bersedih hati dan rautnya tak berpura-pura bahwa dirinya tidak baik-baik saja sejak perundungan yang ia alami hari ini—Brian berdeham dan berdiri menyender di dekat jendela sekolah.
"Akhirnya lo ngerasain apa yang Risa rasain, 'kan?" sindir Brian yang mengutak-atik gawai dalam genggaman tangannya. Kepala gadis itu mengangguk dan hanya tersedu-sedu menahan kesedihan. Tangan kanan Mei menyeka air mata yang terjatuh dalam netra berwarna kemerahan.
Sudah terlalu pasrah untuk menuntut apa pun yang ia alami, hatinya terpaksa menerima segala kepaihtan yang Mei hadapi saat ini.
Angin berhembus lembut membisikan sebuah penghiburan dalam hatinya, yang kini kian membekas dalam hatinya.
Katanya temenan, kenapa gue ditinggalin sendirian di saat gue dibully? Runtuk Mei dalam hati, Brian pun duduk di depan Mei yang sedang menyalahi dirinya sendiri.
"Mei, gue tahu lo bahagia sama mereka dan lebih mereka ketimbang gue, kenapa lo sedih? Kan lo menganggap mereka itu sahabat lo bukan?" ungkap Brian membuka percakapan, dan menaruh gawai itu di saku seragamnya. Mendengar percakapan yang dibuka oleh Brian, Mei pun menjawab dengan pelan.
"Iya, awalnya seperti itu, dan gue akan menceritakan tentang mereka, sebagai menuntaskan hutang gue ke lo," ungkap Mei yang masih terisak.
Mei pun menggali kenangan yang ia miliki bersama mereka dari pertemuan awal, antara dirinya, Rakha, Ray, dan juga Nanda.
Saat pertemuan Mei dan Nanda masih ingat, bagai kenangan yang sangat menyenangkan. Mei yang masih sangat pemalu dan tertutup itu berhasil didekati dengan Nanda di ruang perpustakaan. Nanda tersenyum pada Mei yang duduk rapi di ruang referensi yang dipenuhi beberapa komputer yang terjejer baik, lalu, Mei dengan mengetik tugas pada hari itu, Nanda yang mendekati Mei untuk bertanya tugas yang diberikan oleh guru sosiologi, dan saat itulah kedua gadis itu saling dekat.
Disusuli oleh kedekatan mereka berdua dengan Rakha, Ray, dan Hadi yang kebetulan sudah dekat dengan Nanda. Hari-hari mereka cerah dan bagai pelangi di langit ikut tersenyum pada pertemanan mereka hingga Nanda yang mengalami perubahan.
Mei teringat kala itu, tepat pada 5 juni, ketika musim kemarau dan matahari menyengat hingga menyengatkan kulit-kulit manusia. Semua berkeluh tentang panas yang terpancar pada hari itu.
"Gue lama kelamaan ngerasa bosan masa," ungkap Nanda yang menyisirkan rambutnya yang bergelombang karena di tata saat sebelum sekolah.
"Bosan? Ya main game saja," ungkap Ray dengan santai meminum cola yang di dalam gelas plastik yang ia pegang. Nanda tersenyum, bahkan ucapan Ray adalah ide cemerlang yang bagi Nanda. Dalam benak Nanda, ia berpikir bahwa di sekolah ini bisa meluapkan segala kekesalan yang ia miliki dalam rumahnya—hingga gadis itu beranggap dia akan mengajak teman-teman nya untuk melakukan hal yang sebebas-bebasnya di sekolah.
"Aku punya game yang menarik!" kata Nanda yang ingin membuat mereka sangat terheran-heran, namun gadis itu membisikan kepada Mei perihal hidup mereka yang akan membuat diri mereka takkan pernah membosankan—bahkan membuat diri mereka menjadi "murid hits se-SMA Angkasa walau mereka tak masuk ekskul ataupun OSIS". Meski mereka harus memberikan tumbal apa yang mereka harus lalui, apa pun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT TERBUKA DARI YANG TERBUNGKAM [✅]
De TodoKepada Yth: Siapa pun membaca surat ini. Ia tak bersuara bukan berarti bisa kau semena-menakan, Ia tak mendengar bukan berarti dengan mudahnya kau hina. Ia terdiam bisa jadi mengingat semua perbuatan kejimu, Dan membalas semua perbuatanmu dalam d...