Sebulan berlalu, meski Risa dan Hadi yang saling berbaikan, banyak yang sudah mereka lewati. Dimulai dari membuat kelompok belajar bersama, mengunjungi gedung perpustakaan nasional, bahkan mereka sering berlatih bank soal yang termuat beberapa soal yang baik materi yang mudah hingga pelajaran yang cukup sulit seperti akuntansi dan sejarah dengan banyak penuturan soal logika dan nalar bagi mereka.
Akan tetapi, tanpa terasa mereka telah memasuki dua bulan lebih lima belas hari, yang berarti sudah mendekati tengah semester. Selain mereka berdua menghadapi beberapa soal yang diadakan pada satu pekan, terutama Risa, komplotan Rakha akan kembali ke sekolah.
Hati Risa sudah bertekad teguh untuk tidak takut dengan siapa pun di sekolah ini. bagi Risa, yang ia takuti hanyalah Tuhan yang Maha Kuasa. Tak ada sedikit rasa gentar yang dialami gadis yang berambut pendek nan hitam.
Begitu juga Hadi yang ingin hendak masuk ke dalam kelas, ia dipanggil oleh seorang murid yang ia kenal sebagai teman di lain kelasnya.
"Di," sapa Yudha yang menepuk bahu Hadi, lelaki jangkung itu pun menoleh ke arah Yudha yang dikenal sebagai informan rahasia di dalam pertemanannya.
"Apa? Lo mau kasih kabar apa ke gue?" tanya Hadi dengan keheranan, Yudha yang menyenderkan bahunya di tembok koridor itu memberikan video yang ada di gawainya—ia memberikan seluruh informasi terkait dengan dia dan juga orang-orang terdekatnya.
Video itu sudah terputar, bahwa Pak Gunawan menerima suap uang dengan jumlah yang banyak dari Pak Rizal selaku penyumbang terbesar dari sekolah SMA Angkasa. Sudah disinyalir bahwa Pak Rizal adalah ayahanda dari Nanda, yaitu mantan kekasihnya.
Hadi memberikan sinyal kepada Yudha untuk membicarakannya di pojok tangga lantai empat, yang bernotabene tangga menuju lantai empat itu adalah menuju atap gedung sekolah. Selepas mereka berdua sudah bersemayam di tempat yang aman, Hadi dan Yudha saling bertukar informasi lebih lanjut.
"Di, lo udah lama enggak nyapa gue lagi, kenapa? Ada cewek baru yang buat lo kepincut lagi? Terus cewek-cewek kenalan gue itu bagaimana? Mau dianggurin?" tanya Yudha dengan santai, mendengar kata-kata Yudha, Hadi pun tersenyum tipis.
"Bro, gue udah enggak minat lagi sama cewek-cewek kenalan lo lagi, Yud, sudah taubat gue," ungkap Hadi dengan tersenyum tipis. Yudha memang terkenal sangat dekat dengan beberapa wanita dan ia tak kalah terkenal dengan Brian, namun ia dikenal dengan daya tarik womanizer nya yang mampu membuat siapa pun terpana.
"Ha ha ha ha, yakin? Terus gue denger lo lagi naksir sama salah satu anak pindahan—namanya yang gue denger itu... Risa, Bukan?" ceteluk Yudha dengan tersenyum, namun Hadi pun melihat Yudha dengan risih dan berkata.
"Ada apa lo datang ke gue? Ada informasi apa?" tanya Hadi untuk mengembalikan topik, Yudha pun merogoh saku celana yang berwarna abu-abu dan memperlihatkan gawai yang berisikan informasi yang diincar oleh Hadi.
Memang, hubungan Hadi dan Yudha hanya sebatas teman. Namun siapa yang menyangka bahwa Yudha memang orang yang sangat supel dengan semua orang dan ia adalah orang yang menjadi informan Hadi secara diam-diam, karena keluarga Yudha sering dibantu ketika keluarga Hadi masih utuh hingga sekarang. Maka dari itu, Yudha berbalas budi dengan membantu Hadi untuk memperoleh informasi apa pun. Terlebih lagi, Yudha yang bersikap ramah dengan semua orang bisa menjadi tangan kanan Hadi selaku informasi di SMA Angkasa.
"Si Gunawan brengsek, liat aja kelakuan dia." Yudha menyodorkan gawainya ke Hadi dan membiarkan lawan bicaranya untuk menyimak selama video itu diputar. Hadi melihat dengan jelas reka kejadian Pak Rizal menyogok sejumlah uang yang sangat banyak untuk membungkam Risa dan memasukan Risa ke marabahaya yang bisa sewaktu-waktu akan terjadi pada gadis yang ia sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT TERBUKA DARI YANG TERBUNGKAM [✅]
AcakKepada Yth: Siapa pun membaca surat ini. Ia tak bersuara bukan berarti bisa kau semena-menakan, Ia tak mendengar bukan berarti dengan mudahnya kau hina. Ia terdiam bisa jadi mengingat semua perbuatan kejimu, Dan membalas semua perbuatanmu dalam d...