Penyelidikan Tom

833 56 2
                                    

Mary berjalan dengan penuh percaya diri saat tiba di salah satu gedung perkantoran di kota Philadelphia. Hari ini dia membawa bekal makanan kesukaan suaminya untuk makan siang yang telah dipersiapkan oleh juru masak di rumahnya. Mary masuk ke dalam lift dan menekan tombol angka 4 dimana kantor suaminya berada.

Pintu lift terbuka dan orang-orang yang menjadi tim kampanye Javier menyambut kedatangan Mary.

"Selamat siang, Nyonya!" sapa mereka.

Mary hanya tersenyum dan mengangguk mendapat sapaan itu. Tanpa mengetuk, Mary membuka pintu ruangan suaminya. Betapa terkejutnya ia saat melihat Javier sedang mengobrol dengan seseorang yang dikenalinya luar-dalam, siapa lagi kalau bukan Alfonso.

"Selamat siang, Nyonya!" sapa Alfonso sambil tersenyum dengan ekspresi tenang namun penuh intrik di dalamnya.

"Kalian sudah saling mengenal?" tanya Javier.

Mary segera menggeleng, kemudian mengulurkan tangannya pada Alfonso. "Mary Thompson."

Alfonso membalas uluran tangan Mary dan menggenggamnya lama. "Alfonso De Luca."

Alfonso terlihat senang melihat kekasih gelapnya itu gelagapan. Mary segera melepas tangan kanannya yang digenggam Alfonso dengan erat. Mary pun segera berjalan menuju Javier dan menyimpan tas berisi makanan di atas meja.

"Aku membawakan makan siang kesukaanmu," kata Mary sambil tersenyum pada Javier.

"Ah ya. Mari kita makan siang bersama, Tuan Alfonso," ucap Javier pada Alfonso.

Alfonso melirik Mary dan Mary mengedipkan kelopak matanya beberapa kali sebagai isyarat.

"Ah tidak, terima kasih. Aku ada janji makan siang dengan tunanganku," kata Alfonso kemudian berdiri.

Javier pun berdiri dan menjabat tangan Alfonso. Alfonso tersenyum simpul pada Mary kemudian dia pun keluar dari ruangan itu.

Mary menata makanan di atas meja. "Makanlah sebelum dingin."

Javier duduk dan mulai makan. "Kau tidak makan?"

"Ah, aku melupakan sesuatu di dalam mobil. Aku akan mengambilnya dulu. Kau makanlah duluan!"

Mary bergegas turun menuju basement dan benar saja, Alfonso berdiri di depan mobilnya sambil melipat kedua tangannya di dada. Mary merasa kesal dengan kelakuan Alfonso hari ini. Mary segera menyeret Alfonso untuk bersembunyi di belakang mobil Alfonso.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Mary dengan kedua bola mata yang hampir keluar dari tempatnya.

Alfonso menanggapi dengan santai. "Aku hanya mengobrol dengan Javier. Aku ikut membantu Javier untuk memenangkan pemilihan umum nanti."

"Kau jangan bercanda! Kumohon, jauhi Javier!"

"Kenapa?" Alfonso mendekati Mary dan menggerayangi kekasihnya dengan belaian halus jari-jemarinya. "Kau takut hubungan kita tercium oleh suamimu?" bisik Alfonso.

Mary menghentikan kedua tangan Alfonso. "Jangan pernah mencoba masuk ke dalam kehidupan keluargaku, Alfonso!"

Alfonso mendekat, mencoba mencium bibir Mary. "Atau apa?"

Mary menghindar dari ciuman Alfonso. "Atau kita selesai."

Mary pergi dari hadapan Alfonso dan kembali pada suaminya di kantornya. Alfonso meninju kaca mobilnya dengan tangan kosong karena kesal sampai kaca mobil yang tebal itu retak. Kemudian dia masuk dan melajukan mobilnya entah kemana.

Tom mematung tak jauh di depan mobilnya sendiri yang terhalang beberapa mobil dari tempat Alfonso memarkirkan mobilnya tadi. Tom menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri adegan demi adegan antara Mary dan Alfonso. Dia tahu betul bahwa Javier menderita begitu dalam karena meninggalkan cintanya demi keluarganya sendiri, namun ternyata di balik itu Javier malah mendapatkan pengkhianatan sebagai balasannya.

Cause I'M YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang