I Think I Hate You

3.7K 201 1
                                    


"Jo! Apa kau yakin Tuan Javier akan ke sini?" teriak Bibi Ema dari dapur sambil memasak sarapan.

"Dia bilang begitu semalam!" jawab Jo seraya keluar dari kamarnya dengan stelan seperti biasa, kaos dan celana jeans. Rambut ikalnya dia ikat sekenanya.

"Bibi, aku akan membuka toko!" seru Jo lalu turun ke lantai bawah.

Rumah Bibi Ema berada di kawasan pasar raya. Ruko dua lantai itu sangat indah dengan banyaknya bunga-bunga yang ditanam Bibi Ema di balkon.

Di lantai bawah adalah toko sayuran yang menjadi lahan mata pencaharian. Setelah lulus kuliah, Jo menjadi petani dan membantu Bibi Ema.

Jo membuka toko Bibi Ema, lalu membereskan sayuran dan buah-buahan untuk dijual. Jo mengangkat sekeranjang lobak di pangkuannya. Saat dia keluar untuk menyimpannya di teras, Javier berdiri di hadapannya.

Tanpa banyak bicara, Javier mencoba mengambil alih keranjang yang dibawa Jo.

"Ah, kau tidak usah melakukannya! Biar aku saja!" tolak Jo masih mempertahankan keranjangnya.

Javier merebut keranjang itu dengan lebih bertenaga. "Berikan padaku!"

Keranjang yang dia pegang sekuat tenaga akhirnya berpindah juga pada tangan Javier. Setelah menyimpan sekeranjang lobak, Javier pun membantu Jo mengangkat sayuran lainnya. Labu, wortel, kubis dan semangka. Jo memanfaatkan bantuan Javier untuk mengangkat sayuran yang berat-berat.


Bruk!

Javier melepaskan keranjang terakhir dan keringatnya mulai menetes. "Apa kau selalu melakukannya sendiri?"

Jo mengambil handuk kecil bersih yang menggantung lalu memberikannya pada Javier. "Iya. Di sini tidak ada laki-laki. Hanya ada aku dan bibi."

Javier memandang tak percaya dengan kekuatan Jo. Dirinya saja kewalahan. "Tenagamu rupanya tidak sekecil badanmu,"

Jo tersenyum. "Aku biasanya membawa keranjang-keranjang tadi dengan itu!" Jo menunjuk sebuah alat bantu beroda di sudut ruangan dengan pandangannya.

Javier menoleh pada alat itu. Hah! Kenapa aku tidak memakai alat itu juga?! Berani-beraninya dia mengerjai seorang senator sepertiku!

Jo yang mendapat tatapan kesal dari Javier pun terkekeh. "Hehe.. Aku lupa ternyata alat itu ada di sudut sana!"

Javier menggeleng dan menghela nafas.

"Bibi sudah menunggumu!" Jo berjalan menaiki tangga dan Javier pun mengikutinya.

Setelah naik ke lantai atas, mereka langsung dihadapkan dengan sebuah ruangan TV dan dapur yang terbuka. Di ujung terdapat tiga buah pintu yang merupakan pintu dua kamar tidur dan satu toilet.

"Ah! Selamat datang Tuan Javier!" sambut Bibi Ema. "Suatu kehormatan rumahku bisa didatangi seorang senator!"

Javier tersenyum. Jo mempersilahkan Javier duduk di meja makan. Lalu memberikan Javier segelas air putih segar. Javier menghabiskan air itu dengan lahap.

Oh Shit! Dia kelihatan capek sekali sehabis mengangkat keranjang-keranjang itu. Apa aku akan mendapatkan masalah? batin Jo.

Ya, kau akan mendapatkan banyak masalah dariku! batin Javier yang menangkap tatapan Jo.

Bibi Ema datang dengan dua piring besar di tangannya berisi kentang yang ditumis dengan daging sapi cincang dan salad sayuran segar.

Bibi Ema duduk di samping Javier lalu mengisi piring Javier dengan makanan. Sekerat roti dari keranjang roti di tengah meja nakan pun diletakkan di atas piring Javier.

Cause I'M YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang