Honesty

1K 62 2
                                    

Jo terbangun keesokan harinya. Lapar membuat tidurnya sangat lelap. Jo membuka matanya dan melihat Javier tertidur di sampingnya. Jo tersenyum, lalu kembali mengerjap beberapa kali agar halusinasinya memudar tapi ternyata dia tidak sedang berhalusinasi.

Jo membuka mataya lebar-lebar, lalu duduk di atas tempat tidur. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ini adalah kamar dari apartemen rahasia milik Javier yang dulu dijadikan sarang cinta mereka berdua. Jo menatap tubuhnya yang memakai kaos lebar sampai lutut milik Javier, sementara pakaiannya teronggok di sofa.

"Apa yang terjadi semalam?" gumam Jo.

Javier kemudian terbangun dari tidurnya yang sangat berkualitas. Javier hanya memakai celana panjang tanpa memakai atasan. Sepertinya atasan yang seharusnya dipakai Javier, kini terpasang di tubuh Jo. Javier meregangkan tubuhnya kemudian duduk di atas tempat tidur di samping Jo yang tengah menatap penuh tanda tanya.

"Apa yang terjadi? Bagaimana bisa kita keluar dari rooftop dan bangun di kamar ini? Apa kau yang mengganti pakaianku?" Jo langsung menyerang Javier dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.

Javier terkekeh. "Aku akan menjawabnya satu per satu. Semalam, Tom benar-benar menjadi pahlawan. Dia datang, lalu aku tidak tega membangunkanmu. Akhirnya aku membawamu ke sini, menggantikan pakaianmu dan ikut tidur di sampingmu."

"Apa?!" Jo menyilangkan kedua tangannya di dada.

Javier mengangkat sebelah alisnya. "Really? Aku sudah hafal betul anatomi tubuhmu. Kau tidak usah berlebihan seperti itu!"

Jo mengembalikan tangannya ke tempat semula. "Apa kita..."

Belum sempat Jo melanjutkan kalimatnya, Javier segera mendekat ke arahnya lalu menyentuh dagu Jo dengan tangan kanannya. "Aku tidak akan melakukannya jika kau tidak menggodaku."

"Apa aku menggodamu?"

Javier semakin gemas. "Sedikit."

Javier tertawa kemudian turun dari tempat tidur masuk ke kamar mandi meninggalkan Jo yang ternganga. Setelah Javier masuk ke dalam kamar mandi, Jo kembali menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur yang dulu adalah miliknya.

"Jika semalam kita melakukannya, seharusnya aku ingat dan merasakannya!" gumamnya, menyadari bahwa Javier telah mempermainkannya. Seketika dia merasakan déjà vu pada kejadian saat Javier menyatakan cintanya di kamar hotel.

***Jo melahap mie goreng yang dia pesan dari layanan pesan antar di salah satu restoran China tak jauh dari apartemen Javier. Tak lupa, dia pun memesankan satu porsi untuk Javier. Javier keluar dengan rambutnya yang basah masih bertelanjang dada, celana panjang yang sama seperti tadi dan handuk yang melilit di lehernya. Jo menelan mie yang belum sempurna dia kunyah. Mukanya merah padam melihat Javier yang begitu menggoda.

"Uhuk! Uhuk!" Jo tersedak mie dalam mulutnya.

Javier mendekat kemudian menepuk-nepuk punggung Jo sampai batuknya mulai reda. Jo segera minum air putih dan makanannya sudah licin tandas tak tersisa. Javier duduk di hadapan Jo, membuka makanan miliknya dan mulai memanjakan perutnya.

Drrt Drrt

Mata mereka langsung tertuju pada layar ponsel Jo yang bergetar. Terlihat nama Daniel muncul dan suasana mulai terasa aneh. Jo dan Javier saling bertatapan.

"Apa yang kau tunggu? Angkat saja!" kata Javier.

"Bagaimana kalau dia tahu aku bermalam di sini, denganmu?" tanya Jo.

Javier tersenyum. "Katakan yang sejujurnya. Apa yang kau takutkan?"

Jo menyipitkan matanya. Itu yang kau mau!

Cause I'M YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang