The Senator

5.6K 282 4
                                    

"Aaakk!! Aku tidak bisa menahannya lagi!!!" teriak Mary di ruang persalinan.

"Ayo Nyonya, sedikit lagi! Saya sudah bisa melihat kepalanya!" ucap dokter di hadapannya.

"Aaaaaakkk!!!"

Saat ini Mary sedang berjuang melahirkan anaknya di rumah sakit, ditemani keluarganya. Sedangkan Javier, sedang berada di posko kemenangannya untuk menunggu dua pengumuman yang akan mengubah hidupnya.

Pengumuman pertama adalah hasil akhir dari perjuangan kampanyenya untuk menjadi seorang senator. Pengumuman kedua adalah kelahiran anaknya.

Javier, Tommy dan seluruh tim kampanyenya sedang menonton televisi pemerintah yang sedang mengumumkan voting akhir pemilu.

"Javier Thompson unggul dengan perolehan suara lima puluh lima persen!" ucap moderator.

"Yes!" teriak Tommy dan disusul dengan riuhan kebahagiaan dari seluruh timnya.

"Horeee!!!"

Prok Prok Prok

Javier memejamkan matanya dan menghela nafas panjang. Kemenangan ini akan menjadi tangga yang akan dianaiki untuk menyejahterakan warganya.

Tommy menghampiri dan menyalami Javier. "Selamat Tuan Javier, sekarang anda adalah seorang senator perwakilan rakyat Philadelphia!"


"Semua tidak akan berhasil tanpa kerja keras kita bersama!" balas Javier.

Seluruh tim inti yang berjumlah sepuluh orang itu saling bersalaman dengan Javier.

"Selamat tuan!"


"Selamat tuan!"

Lalu seorang sekertarisnya datang menghampiri setelah mendapatkan telepon.

"Tuan, ada kabar dari rumah sakit," kata sekertarisnya yang bernama Monica.


Javier menoleh. "Apa katanya?"

Monica tersenyum. "Selamat tuan, istri anda telah melahirkan seorang bayi perempuan. Istri dan anak anda sedang menunggu di rumah sakit."

Lagi, Javier menghela nafas lega. Hari ini adalah hari yang paling membawa keberuntungan. Kini dia sudah menjadi seorang ayah dan menjadi senator di usianya yang baru menginjak 32 tahun.

Pengalaman melahirkan yang menyakitkan membuat Mary trauma. Dia tidak akan menginginkan bayi lagi setelah ini. Seorang bayi cukup untuk mengikat Javier agar tetap bersamanya.

Javier datang lalu mencium kening Mary.

"Selamat. Terima kasih kau sudah berjuang melahirkan anak kita," ucap Javier. Baru kali ini dia memberikan pujian pada istrinya itu.

Mary mengangguk. "Terima kasih. Kudengar kau terpilih menjadi senator."

"Ya, hari ini adalah hari keberuntunganku. Dimana anak kita?" tanya Javier sambil melirik box bayi yang kosong di samping ranjang Mary.

"Aku menyuruh suster menidurkannya di ruang bayi," kata Mary menghindari tatapan Javier.

"Kenapa? Kau bisa menidurkannya di sini kan? Kau tidak menyusuinya?" tanya Javier.

"Aku lelah, aku sudah menyuruh suster memberinya susu formula," kata Mary lalu menutup matanya.

Javier tidak suka dengan itu. Mana ada seorang ibu yang tidak ingin menyusui bayinya sendiri? Tapi dia tidak dapat memaksakannya. Mungkin dia memang sedang sangat lelah.Bayi mungil yang tertidur itu terlihat lucu dengan pipi merah merona. Javier menatap bayinya dari kaca jendela besar di ruang bayi bersama Tommy.

Cause I'M YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang