Pulang

1.1K 63 1
                                    

Jo duduk di kursi pesawat penerbangannya dari Australia menuju Amerika Serikat. Jantungnya berdegup kencang begitu pesawatnya bersiap mendarat di Bandara Internasional Philadelphia. Jo melirik ke samping kairinya, terlihat Daniel yang tengah asyik mendengarkan musik melalui earpodnya.

Hari ini, untuk pertama kalinya setelah lima tahun tinggal di Jerman, dia akan pulang menemui kedua orangtuanya di Philadelphia dan mempertemukan Jo dengan mereka untuk meminta restu.

Daniel menoleh pada Jo dan melepas earpodnya. "Apa kau gugup?"

Jo mengangguk. Dia bukan gugup karena akan bertemu dengan kedua orangtua Daniel, melainkan dia gugup lebih karena sebentar lagi dia akan menapaki kembali jejak-jejak kebersamaannya dengan Javier. Saat ini Jo terasa seperti berdiri di bibir sumur dan bersiap untuk loncat ke kedalaman sumur yang gelap dan tak tahu seberapa dalam.

Pada malam setelah penutupan volunteer di Australia, Daniel mengajak Jo pergi ke perbukitan tak jauh dari mes Green Peace. Dari perbukitan itu, terlihat jelas pemandangan kota Sydney pada malam hari yang begitu indah bertebaran lampu warna-warni.

Daniel melepaskan jasnya, kemudian memakaikannya ke bahu Jo yang memakai gaun tanpa lengan.

"Terima kasih," kata Jo.

Daniel berjalan ke depan mendekat ke pinggiran pagar pembatas. "Kau suka pemandangannya?"

Jo mengedarkan pandangannya ke sekeliling. "Ya. Aku akan merindukan Australia."

"Hm.. Jo, aku ingin melangkah ke arah yang lebih serius denganmu," kata Daniel.

Jo terdiam. "Maksudmu?"

Daniel berbalik dan menatap Jo lekat. "Aku ingin kita menikah."

Jo balas menatap Daniel. "Daniel, apa yang membuatmu yakin padaku?"

"Aku pun tidak tahu, tapi setiap aku menatapmu, aku langsung merasa yakin."

Jo terdiam. Dia melihat ketulusan dari tatapan yang Daniel berikan. Dalam satu tarikan nafas, akhirnya Jo pun mengangguk.

Daniel tersenyum lebar. "Apa itu artinya kau bersedia menikah denganku?"

"Ya."

Daniel segera memeluk wanita di hadapannya itu. "Aku sangat bahagia."

"Tapi," ucap Jo.

Daniel melepaskan pelukannya. "Tapi apa?"

"Aku ingin dimulai dengan pertunangan. Setelah itu, barulah kita melangkah lebih jauh lagi."

Daniel mengangguk keras. "Apapun yang kau inginkan."

Perlahan, Jo membelai pipi Daniel dan menjinjitkan kakinya untuk mendekatkan wajahnya pada Daniel. Ini kali pertamanya Jo akan memberikan ciuman bibirnya pada Daniel. Aku harus mencintaimu. Aku tidak ingin menyakitimu.

Daniel menyambut ciuman itu dengan penuh kebahagiaan. Dia sudah banyak menahan hasratnya untuk tidak mencium bibir Jo selama ini. Inilah buah dari kesabaran itu. Jo menempelkan bibirnya pada bibir Daniel.

Daniel mendekap tubuh Jo, tak butuh waktu lama untuk Daniel mengambil alih kekuasaan ciuman itu. Daniel melumat bibir Jo dengan penuh hasrat. Bibir Jo yang manis dan lembut bagaikan pelepas dahaga bagi Daniel yang haus akan pengakuan cinta dari Jo. Ciuman penuh gairah itu berakhir setelah mereka berdua kehabisan nafas.

"Hm... I love you," ucap Daniel sambil tertawa bahagia.

Jo menjawab dengan memeluk lelaki di hadapannya itu.***Jo sampai di depan ruko Bibi Ema bersama Daniel dengan taksi yang mengantarkan mereka dari bandara. Bibi Ema yang sedang berjaga kios segera keluar dan memeluk Jo yang berlari ke arahnya.

Cause I'M YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang