Café

911 64 1
                                    

Jo dan Steve sudah keluar dari rumah Javier.

"Apa rencanamu sekarang?" tanya Steve, sebelum Jo masuk ke dalam mobilnya.

"Pulang," jawab Jo.

"Ini masih siang, ikutlah denganku!"

"Kemana?"

"Kita minum kopi?"

Jo terdiam untuk berpikir. Di satu sisi dia memang butuh teman untuk sekedar mengobrol dan menghabiskan waktu, setelah keluar dari rumah itu dengan perasaannya yang tidak nyaman, dia memang butuh kopi dan teman.

Di satu sisi, dia tidak ingin menambah masalah dengan Javier, apabila kekasihnya cemburu. Dia melirik rumah Javier untuk memastikan apakah Javier mengintip atau tidak. Tapi ternyata tidak.

"Ayolah Jo! Kita bisa saling mengenal satu sama lain, aku ingin berteman denganmu!" bujuk Steve.

Jo menatap Steve lekat, sepertinya dia jujur.

"Baiklah. Kemana?" kata Jo.

Steve sumringah, lalu dia memakai kacamata hitamnya. "Ikuti aku."

Jo masuk ke dalam mobil, lalu menunggu Steve menjalanakan mobilnya. Jo mengikuti kemana mobil Steve melaju.

Steve memandu jalan di depan, bagaikan konvoi. Pepohonan mulai menghiasi di sepanjang perjalanan. Jalur ini tak jauh dari Desa Forks.

Steve menepikan mobilnya di sebuah cafe di daerah perbukitan. Hanya ada cafe itu di sepanjang jalan. Suasana cozy dan hangat menjadi kesan pertama ketika mereka berdua masuk.

Steve memilih meja di bagian balkon yang langsung menghadap pemandangan perbukitan yang indah.

"Kau suka?" tanya Steve begitu melihat Jo terpukau dengan suasana di sekelilingnya.Jo mengangguk. "Rasanya seperti di Eropa."

Tak lama setelah mereka duduk, seorang pelayan wanita berapron hitam datang. Pelayan wanita itu menyodorkan buku menu ke hadapan mereka berdua.

Jo sudah tahu apa yang ingin dia pesan. "Caramel machiato."

"Americano," tambah Steve.

"Ada tambahan lainnya?" tanya pelayan itu.

Jo menggeleng dan Steve berkata, "Tidak."

Pelayan itu pun pergi untuk membuatkan pesanan untuk mereka yang datang lima menit kemudian. Jo memperhatikan suasana di sekeliling cafe. Hanya ada dua meja yang terisi di cafe itu.

"Dari mana kau tahu tempat ini?" tanya Jo.

Steve tersenyum. "Dulu aku melewati jalur ini untuk urusan bisnis, aku mampir ke cafe ini karena kelelahan."

Jo mengangguk, kemudian menyeruput kopinya perlahan sambil menikmati aromanya yang menenangkan.

Steve meniru apa yang dilakukan wanita di hadapannya itu. "So, apa saja yang kau lakukan selain bertani?"

"Well, aku mendirikan sebuah komunitas pecinta lingkungan dan melakukan beberapa kegiatan untuk melestarikan alam."

"Wow. Sepertinya hidupmu sangat bermakna."

"Bagaimana denganmu?"

"Aku? Aku berbisnis, club malam. Lalu akhir-akhir ini menjadi salah satu donatur di yayasan yang dijalankan Mary."

Jo terkekeh.

"What?" tanya Steve melihat Jo meresponnya dengan tawa kecil.

"Kau sangat aneh Steve."

Cause I'M YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang