Masquerade Ball

1.2K 71 1
                                    

Javier duduk di atas ranjangnya dengan laptop yang menyala. Malam ini dia masih harus memeriksa berbagai program yang diajukan oleh para kepala daerah untuk lingkungannya masing-masing.

Mary keluar dari kamar mandi dengan piyama tidurnya. Sebelum naik ke atas ranjang, dia membawa kartu undangan yang dia dapatkan dari Steve tadi siang.

"Sayang, malam Sabtu ini kau tidak sibuk kan? Aku sudah menanyakan skejulmu pada Tom," kata Mary seraya duduk di atas kasurnya berdampingan dengan Javier.

"Ada apa?" tanya Javier tanpa melepaskan pandangannya dari laptop.

"Kita ada undangan untuk pesta topeng di Lux. Pasti seru!" jawab Mary sambil menyodorkan kartu undangan berwarna hitam dengan tinta emas itu.

Mendengar kata Lux, Javier mulai mengalihkan perhatiannya. Setelah insiden Jo di pesta yang diadakan di Lux, Javier menaruh kecurigaannya pada si pemilik tempat hiburan malam itu.

"Dari mana kau mendapatkan undangannya?" tanya Javier.

"Pemiliknya adalah salah satu donatur di yayasan sosial. Dia yang memberikannya langsung. Kita harus datang berdua. Tidak enak jika kita tidak memenuhi undangan," bujuk Mary.

Selain merasa penasaran dengan si pemilik tempat hiburan malam itu, Javier pun merasa Mary berhak untuk memiliki waktu berdua dengannya. Akhirnya dia pun mengangguk.

"Yes!" Mary terlihat senang mendapat persetujuan dari suaminya. "Di sini tertulis, laki-laki memakai stelan hitam putih dan wanita memakai gaun. Aku akan siapkan gaun terbaik!"

Mary turun dari ranjangnya lalu masuk ke dalam walk in closet dan memilih-milih gaun yang akan dia pakai. Javier menutup laptopnya, lalu meraih ponselnya. Ditatapnya layar ponsel itu, dia merindukan Jo. Tapi ini bukan saat yang tepat untuk menghubunginya.***Elena memakai gaun berwarna silver dengan topeng yang berwarna senada. Rambut hitam panjangnya dia biarkan tergerai. Setelah mengenakan kedua antingnya, dia menatap Jo yang keluar dari kamar mandi dengan gaun berwarna marun dan sarung tangan berwarna hitam sampai ke sikut. Topeng yang dipilih Jo berwarna hitam dengan aksen bulu-bulu di pinggiran sebelah kanan.

"Wow! Kau tampak elegan Jo!" seru Elena menatap Jo. "Biasanya kau tampil casual dengan T-shirt dan jeans."

Jo mendekat dan memastikan riasannya sempurna di depan meja rias bersama Elena. Rambut cokelat bergelombangnya dia ikat dan menggulungnya ke sebelah kiri sehingga menjuntai di bahu sampai dada. Ikatan rambutnya itu dia pasangkan jepit kupu-kupu hadiah dari Javier saat ulang tahunnya.

"Perfect!" seru Elena setelah semuanya siap.

"Are you ready for masquerade ball party?" tanya Jo.

"Ready!" teriak Elena antusias.

Mereka berdua pun segera pergi menuju Lux dan Jo yang menyetir. Malam itu Lux tampak berbeda seratus delapan puluh derajat. Biasanya orang-orang yang masuk sangat urakan dan berbau alkohol. Kini, orang-orang berstelan jas dan gaun masuk ke sana membuat Lux nampak berkelas.

Lampu-lampu redup pun diganti dengan chandelier yang menyala sangat terang. Area DJ berubah menjadi panggung tempat orchestra berada. Semua tamu yang telah masuk memakai topengnya masing-masing yang hanya menutupi bagian mata. Hingga tak satu pun dari tamu itu yang dikenali Jo.

Jo hanya dapat mengenali Elena dari gaun yang dia pakai dan seorang berstelan jas dengan topeng Joker menghampiri.

"Selamat malam Ladies!" ucap lelaki bertopeng Joker itu.

Suara itu, Jo mengenalinya. "Steve."

Steve meraih tangan kanan Jo dan mencium punggung tangannya dengan sopan. "Welcome."

Jo melirik Elena. "Aku mengajak temanku, Elena."

Steve beralih pada Elena lalu mengangguk. "Selamat datang. Selamat menikmati pesta malam ini."

Jo dan Elena tersenyum lalu berjalan menuju area buffet minuman dan mengambil segelas sampanye.

Tak lama kemudian, Javier dan Mary datang. Javier menatap para tamu laki-laki yang datang dan stelan yang mereka kenakan sama. Hanya topeng yang dapat menjadi tanda pengenal.

Mary datang dengan gaun berwarna gold berekor dengan selendang bulu berwarna cokelat. Topeng yang dikenakannya pun berwarna senada demgan gaunnya.

Kedua pasangan yang baru datang itu, tentu akan membuat pertunjukan malam ini sangat menarik bagi Steve. Setelah menyapa semua tamu, Steve segera naik ke atas panggung.

"Selamat malam, ladies and gentleman! Welcome to a masquerade ball party. Acara ini diselenggarakan sebagai bentuk dari perubahan citra diriku. Hahaha..." ucap Steve masih dengan ciri khasnya yang blak-blakan.

Javier menatap dengan skeptis dari kejauhan. Rasa penasarannya terhadap Steve semakin besar.

"Dan saya ucapkan selamat datang kepada tamu kehormatan kita malam ini. Tuan Javier Thompson beserta Nyonya Mary Thompson!" seru Steve seiring dengan lampu sorot yang menyoroti kedua pasangan itu.

Jo tersedak winenya, lalu menatap ke arah dimana lampu sorot itu berada.

Elena menyikut Jo. "Jo, itu Tuan Javier! Haruskah kita menyapanya? Dia kan sering ke desa kita!" kata Elena setengah berbisik.

Jo segera menggeleng. "Tidak! Jangan. Jangan sampai dia tahu kita ada di tempat ini!"

Elena merasa aneh, tapi akhirnya dia menurut pada Jo. Sekali lagi, Jo melirik ke arah dimana Javier dan istrinya berada. Meski terhalang topeng, tapi keduanya sangat indah dipandang. Mereka berdua nampak serasi satu sama lainnya, membuat sesuatu yang menyakitkan terasa menyeruak di dalam dada Jo.

Kenapa aku sakit hati? Mereka pasangan suami-istri yang sah! Aku? Hanya hiburan bagi Javier!

Saat ini Jo tengah mengutuk dirinya. Tak pernah dia merendahkan dirinya sendiri seperti itu. Malam ini dia merasa rendah diri sekaligus sakit hati dalam waktu yang bersamaan. Melihat Javier dan Mary bersama di depan matanya, membuatnya begitu rendah dan sakit.

Bagaimana dengan rasa cemburu? Sudah jelas! Tapi Jo merasa tidak berhak untuk mencemburui sesuatu yang jelas-jelas bukan miliknya. Perasaan itu sangat mengganggu.

"Pada malam ini, mari kita nikmati permaian dansa yang seru. Setelah musik berganti, silahkan tukar pasangan Anda dengan pasangan dansa di samping Anda. Tenang saja, ini hanya permainan. Kau tidak akan menukar pasangan Anda selamanya! Hahaha.." lanjut Steve. "Di sebelah sana, terdapat makanan dan minuman. Silahkan dinikmati. Let's the party begin!"Steve menyimpan micnya lalu turun dari atas panggung. Musik klasik dari orchestra mulai berbunyi dan lampu mulai redup. Beberapa orang sudah siap dengan pasangannya untuk berdansa.

Seorang lelaki yang tak dikenali datang menghampiri Elena dan mengajaknya berdansa. Sudah jelas, Elena menyetujuinya. Sebenarnya Jo ingin mengajaknya pulang karena suasana hatinya sudah berantakan apalagi saat melihat Javier mulai berdansa dengan Mary, tapi terlambat. Elena nampaknya sangat menikmati pesta ini. Ya, dia memang tipikal gadis pesta.

Jo berdiri membelakangi lantai dansa sambil menghabiskan wine miliknya.

"Ahem!" seseorang berdeham, membuat Jo berbalik.

Steve berdiri di hadapannya. Tentu Jo mengenalinya karena topeng Joker hanya dipakai oleh Steve. Tak ada topeng yang menyamainya di tempat itu, sedangkan topeng-topeng yang dikenakan para tamu ada yang serupa. Topeng yang dipakai Javier pun sama dengan tiga tamu undangan lainnya.

Steve mengulurkan tangannya pada Jo. "Would you like to dance with me?"

Cause I'M YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang