Keterlibatan Alfonso

872 50 1
                                    

Mary masih duduk di atas tempat tidur dengan kepala bersandar di dada Alfonso. Tubuh polos mereka hanya terbalut selimut tipis. Alfonso kini mengetahui cerita Javier dan Jo dari mulut Mary secara langsung.

"Sekarang kau berencana untuk menyakiti Jo agar mereka berpisah?" tanya Alfonso dengan wajah santainya.

Mary mengangguk, tatapannya menyiratkan kebencian. "Membunuhnya mungkin lebih tepat."

"Jika itu berhasil. Jika tidak berhasil dan Jo masih hidup, justru Javier akan lebih mencintainya dan tidak ingin berpisah darinya. Kau sudah melihatnya bukan saat Javier menyelamatkan Jo di sungai?"

Mary tidak suka mendengar kata-kata yang keluar dari Alfonso meski itu sebuah fakta. Dia beranjak dan duduk di pinggiran tempat tidur.

"Hei, dengarkan aku," Alfonso mendekap punggung polos Mary yang terlihat indah.

"Jika kau ingin memisahkan mereka, maka jatuhkan citra Javier di mata masyarakat Desa Forks," ucap Javier.

Mary menoleh. "Maksudmu?"

"Cinta mereka bersemi di desa itu. Selama ini Javier selalu mudah bertemu dengan Jo karena dia diterima di sana. Hancurkan kepercayaan masyarakat desa itu terhadap Javier. Maka mereka pun akan sulit untuk terus menjalin hubungan. Lambat laun, mereka akan berpisah karena keadaan," jelas Alfonso.

Mary telah mencerna segala penjelasan Alfonso dan memang masuk akal. Akan tetapi, itu pun akan menjadi bumerang baginya. Javier akan diusung menjadi gubernur negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat.

Suaranya dari Desa Forks akan sangat berpengaruh untuk meraih kemenangan. Menjadi seorang istri dari senator saja begitu menguntungkan, apalagi menjadi istri gubernur begitu pikir Mary.

"Begini, dua tahun lagi Javier akan dicalonkan sebagai calon gubernur negara bagian Pennsylvania, tentu aku pun ingin dia menang," kata Mary.

"Lantas?" tanya Alfonso masih dengan wajah santainya.

"Bagaimana jika Javier gagal menjadi gubernur karena suaranya hilang dari Desa Forks?" tanya Mary pada Alfonso.

Alfonso beranjak dari tempat tidur, melilitkan handuk di pinggangnya lalu berjalan ke kursi balkon. Dinyalakannya sebatang rokok lalu dia menghisapnya dalam-dalam.

"Hufft.." Alfonso meniupkan asap rokok dari mulutnya ke udara. "Kau punya kapasitas mendongkrak popularitas Javier di pemilu nanti dengan posisimu sebagai ketua yayasan sosial. Citra bagusmu akan menguntungkan bagi Javier. Seharusnya Javier tahu diri. Karir politiknya tidak akan cemerlang tanpa kau di sisinya."

Mary tersenyum bangga mendengar kekasihnya memuji dirinya. Kalau saja Javier menyadari hal itu seperti Alfonso, tentu Javier tidak akan berpaling darinya.

"Baiklah kalau begitu akan kubatalkan pembunuh bayaranku," kata Mary seraya merogoh ponselnya dari dalam tas.

"Jangan. Kita akan membutuhkannya nanti. Atur saja agar dia menahan aksinya sampai kuperintahkan," kata Alfonso.

"Kau akan membantuku?"

"Tentu."

Mary tersenyum dan segera duduk di pangkuan Alfonso sambil menciumnya.

***Alfonso kini hadir untuk memuluskan rencana Mary. Apapun akan dia lakukan agar kekasihnya bahagia. Meskipun dia tahu bahwa keterlibatannya malah akan membuat Mary semakin terikat dengan Javier.

Baginya yang terpenting adalah dia tidak akan pernah kehilangan momen berdua bersama Mary di kamar hotel. Keterlibatannya dengan membantu Mary, akan semakin membuatnya berharga di mata kekasihnya itu.

Alfonso turun dari mobilnya. Seorang lelaki paruh baya sudah menyambut di depan rumahnya.

"Jadi ini Desa Forks itu," gumam Alfonso.

"Selamat datang Tuan Alfonso!" sapa lelaki paruh baya itu. "Silahkan masuk!"

"Terima kasih Tuan Fredie," ucap Alfonso seraya masuk ke dalam rumah lelaki yang bernama Fredie itu.

Alfonso duduk dengan nyaman sambil meneguk teh hangat yang disuguhkan kepadanya.

"Jadi, apa yang membuatmu ingin membeli hutan itu Tuan Alfonso?" tanya Fredie.

"Aku ingin mendirikan sebuah pabrik," jawab Alfonso.

"Beberapa tahun lalu, ada perusahaan dari Tiongkok yang juga ingin membangun pabrik di sana. Tapi Tuan Javier berhasil membongkar penyuapan yang dilakukan perusahan itu terhadap beberapa pejabat yang berkuasa, hingga akhirnya batal," jelas Fredie.

Alfonso tentu tahu betul tentang cerita itu. "Aku tidak akan melakukan penyuapan. Aku hanya ingin membantu warga di sini yang tidak berprofesi sebagai petani, seperti Anda."Fredie tertohok dengan apa yang dikatakan Alfonso. Dia adalah salah satu pihak yang merasa dirugikan akibat pembatalan pendirian pabrik beberapa tahun lalu.

Dia memang tidak memiliki pekerjaan dan bertani bukanlah keahliannya. Mendatangi Fredie adalah sebuah tindakan cerdas. Terlebih Fredie adalah orang yang provokatif.

Alfonso sudah meneliti Desa Forks dari berbagai sumber sebelumnya. Kasus tentang pabrik itu akan dia olah sebaik mungkin.

"Dari data yang kupelajari. Masyarakat di sini yang berprofesi sebagai petani hanya sekitar enam puluh persen. Berarti hanya enam puluh persen dari kalian yang diuntungkan dari hutan itu," kata Alfonso.

Fredie mengangguk. "Saya paham. Saya akan bantu Anda mewujudkan pabrik itu agar empat 

puluh persen dari kami mendapatkan pekerjaan yang layak. Selain itu, dengan adanya sebuah pabrik pendapataan desa ini dari pajak pun akan meningkat dan desa ini akan maju."

Alfonso tersenyum. "Cari massa sebanyak mungkin yang akan mendapatkan keuntungan secara langsung dari pabrik yang akan kudirikan. Para aktivis lingkungan itu akan mencekal rencana kita ini."

Fredie mwngangguk antusias. "Tentu. Aku akan mengumpulkan mereka yang bernasib sama sepertiku. Aku pun akan menjelaskan secara gamblang tentang benefitnya dari adanya pabrik di desa ini pada kepala desa."

"Bagus. Mereka yang tidak paham harus diberi pengertian."***Malamnya Fredie segera mengumpulkan para pekerja buruh yang bernasib sama sepertinya sesuai dengan arahan dari Alfonso tadi siang.Fredie yang memang lihai dalam memprovokasi, dengan cepat telah mendoktrin banyak orang yang mendukung pembangunan pabrik itu.

Dengan cepat, berita pendirian pabrik di kawasan hutan itu kembali menggemparkan Desa Forks. Empat puluh persen yang mendukung pembangunan pabrik melawan enam puluh persen yang mengecam pembangunan pabrik.

Fredie duduk di sofa ruang tamu Jacob. Kini tugasnya adalah mendapatkan dukungan dari kepala desa. Jika Jacob mendukungnya maka enam puluh persen itu bukanlah sebuah hambatan.

"Fredie, desa ini yang notabene bermatapencaharian sebagai petani sangat bergantung dengan kelestarian hutan itu," kata Jacob.

"Apakah kau sebagai kepala desa hanya memikirkan warga yang bertani?" kata Fredie. 


"Tidakkah kau memikirkan mereka yang memang tidak ahli dalam pertanian sepertiku? Kami pun berhak mendapatkan kehidupan yang layak."

Jacob terdiam dan mulai menyetujui perkataan Fredie. "Aku tetap tidak dapat memutuskan ini sendiri. Kita harus mengadakan forum diskusi dengan masyarakat lainnya."

"Pikirkanlah masa depan dan kemajuan desa ini Jacob. Jika ada pabrik di sini maka pendapatan daerah akan bertambah dan desa ini akan semakin maju. Kita semua diuntungkan dengan adanya pabrik ini. Perusahaan yang akan mendirikan pabrik ini pun memiliki reputasi yang sangat baik dalam menganalisis dampak lingkungan," tambah Fredie.

Jacob mengangguk memahami apa yang dijelaskan Fredie barusan. "Tetap kita harus mengadakan forum. Besok lusa, di balai desa. Kita semua akan membahas ini dan mencari solusi bersama."♤♤♤

Cause I'M YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang