Lux

1.9K 112 1
                                    

"Hai, sayang!" seru Javier saat kembali ke rumah sore hari setelah mengantar Jo pulang dari rumah sakit.

"Daddy!" Ivy berlari dan memeluk ayahnya.

"Daddy, Mommy sudah pulang. Tadi Mommy belikan aku rumah Barbie!"

Senyuman yang sedari tadi terkembang di wajahnya luntur perlahan. Setelah dia terbang tinggi mencapai negeri impian, kini dia seolah kembali jatuh ke bumi untuk menghadapi kenyataan.

"Mommy sudah pulang?" tanya Javier.


Ivy mengangguk keras lalu turun dari gendongan ayahnya dan kembali bermain dengan mainan barunya bersama Nany di ruang tengah.

Javier naik ke lantai atas dan mendapati Mary sedang duduk di atas ranjang sambil memainkan ponselnya.

"Kau sudah pulang?" tanya Javier.

Mary mendongak dan melihat suaminya. "Hai Sayang!"

Javier "Bagaimana Ethiopia?"

Mary meletakkan ponselnya lalu menghampiri suaminya. "Aku sedih melihat keadaan mereka yang kelaparan."

Mary mencium bibir Javier, tapi tak ada ciuman balasan dari Javier.

"Aku mau mandi," kata Javier sembari melepaskan rangkulan Mary dengan halus.

"Baiklah. Setelah mandi, kita makan malam bersama. Aku tunggu di bawah ya!"Javier masuk ke dalam kamar mandi, membuka baju dan mulai menyirami dirinya dengan air di bilik shower.

Apa yang kupikirkan? Aku tidak mungkin mengkhianati Mary. Tapi, perasaanku pada Jo...

Javier memukul dinding dengan tinjunya sebagai wujud penyesalan dirinya kenapa memiliki takdir seperti ini.

Setelah selesai mandi dan mengeringkan rambutnya, Javier pun turun dan makan malam bersama istri dan anaknya. Mary terlihat berbeda hari ini. Dia banyak berinteraksi dengan Ivy di meja makan yang biasanya jarang dia lakukan.

"Oke Daddy, Mommy. Aku sudah selesai!" Ivy turun dari mejanya kemudian mencium pipi ayah dan ibunya lalu naik dan masuk ke dalam kamarnya.

"Besok aku akan mengantarkan Ivy di hari pertamanya masuk preschool," kata Mary sambil menghabiskan minumnya.

Javier melirik Mary. "Kau tidak sibuk?"

"Aku sudah meluangkan jadwalku. Hm... setelah dari Ethiopia aku jadi semakin ingin lebih menghargai waktuku bersama keluarga tercinta. Aku harus banyak bersyukur."

Javier menatap Mary dan merasa heran dengan perubahan istrinya itu. "Baguslah kalau begitu. Ivy memang kurang memiliki waktu bersama dengan ibunya."***Drrt Drrtt

Ponsel Jo bergetar dan muncul nomor yang tak dikenalinya.

"Siapa itu?" tanya Patrick yang ada di sampingnya.

"Entahlah," Jo pun mengangkat telepon. "Halo?"

"Hai, perkenalkan saya Steve pemilik club Lux," ucap Steve dari seberang sana.

"Ah... ya? Ada yang bisa saya bantu?" Jo melirik Patrick dengan ekspresi kebingungannya.

"Aku ingin menambahkan beberapa menu light meal di clubku. Mau kah kau menjadi pemasok bahan-bahan makanannya?"

Jo mulai antusias. "Oh ya, tentu. Apa saja yang Anda butuhkan?"

"Bagaimana kalau besok kau datang ke clubku. Kita bicarakan dan buat MoU."

"Tentu. Besok aku akan ke sana Tuan Steve."

"Just call me Steve. Baiklah. Aku tunggu pukul sepuluh," akhir Steve.

Cause I'M YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang