Pria itu datang lagi dalam mimpi
Dia datang lagi untuk menghantui
Melihatnya aku seperti menatap diri
Hilang dan timbulnya masih saja jadi misteri
~ authorMalam ini seperti biasanya Fenly sudah bersiap di atas motor kesayangannya lengkap dengan helm dan jaket yang selalu ia kenakan saat ia mengikuti balap, anehnya malam ini penonton makin ramai, mungkin karena hadiah yang dijanjikan cukup besar. Fenly yang saat ini sudah siap menoleh sekilas pada lawannya malam ini, sebuah senyum terbit dari wajah tampannya meski siapapun tidak dapat melihat karena wajah pria tampan itu tertutup helm, teriakan demi teriakan menyerukan nama Fenly makin kencang terdengar, baik dari kalangan pria maupun wanita.
Fenly menutup kaca helm miliknya saat seorang wanita cantik berdiri tepat di tengah Fenly dan lawannya malam ini, ia mengibarkan bendera tanda balapan sudah dimulai, dengan cepat Fenly dan motor miliknya melesat saling susul dengan lawannya, kemampuan Fenly patut diacungi jempol dalam membawa motor dengan kecepatan setinggi itu. Posisi Fenly saat ini memimpin, senyum Mavin makin lebar saat dua putaran lagi Fenly akan memenangkan balapan ini.
Dari semua orang yang tersenyum melihat kelincahan Fenly mengendarai motor miliknya, dua orang yang untuk kali pertama menyaksikan balap liar dibuat takut dan khawatir dengan keadaan Fenly, mereka mencemaskan Fenly yang terus melaju cepat dengan motor yang ia tunggangi.
" Lang ini ngga bisa apa pelan-pelan aja gitu, serem liatnya " kata pria dengan nama Ricky itu sambil memandang takut kearah Fenly yang masih berpacu dengan kecepatan
" Namanya juga balapan bro, kalau pelan naik odong odong aja " jawab Mavin yang mendengar pertanyaan ngawur dari Ricky
" Udah Lo diem aja deh Rick, doa aja Fenly baik-baik aja " kata Gilang yang juga nampak khawatir dengan Fenly
Mavin memperhatikan dua orang yang saat ini berada di sisinya dengan tatapan aneh, bagi Mavin balap liar bukan dunia mereka, entah apa tujuan mereka, Mavin tak ambil pusing baginya saat ini yang penting Fenly menang dan mendapat hadiah yang besar dari dua orang aneh di sisinya ini.
" FENLY WHOOOO !!! " sorak Mavin saat melihat Fenly berhasil mencapai garis finis terlebih dahulu
Motor milik Fenly mendekati Mavin, kedatangan Fenly disambut dengan pujian dari suporter dan sahabatnya Mavin. Fenly membuka helm yang tadi ia kenakan dan menjabat tangan Gilang dan Ricky bergantian.
" Jadi Gilang pemilik perusahaan besar itu Lo ? Orang aneh waktu itu ? " Kata Fenly sambil memperhatikan Gilang
" Lo udah pernah ketemu Fen sama dia ? " Tanya Mavin
" Udah... Gara-gara dia nih gue harus cari jalan muter, bikin repot aja.... Gue tahu Lo orang kaya tapi lain kali jangan sembarangan parkir mobil, jangan pikir karna Lo kaya Lo bisa laukuin apapun termasuk beli jalanan ya "
" Fenly... Lo Fenly... " Kata Ricky yang terkejut saat melihat Fenly dari dekat dia sangat mirip dengan adiknya yang sudah tiada bahkan sama persis hanya warna rambut yang berbeda.
" Lo juga mau bilang kalau gue udah mati dan sekarang hidup lagi ? Sumpah ya gue ngga ngerti sama Lo berdua, gue bukan Fenly yang kalian cari, kalau Lo bayar balapan ini cuma buat pastiin gue orang yang Lo cari atau bukan, Lo buang buang waktu gue, gue bukan Fenly yang kalian cari. Simpen aja duit Lo ! Gue ngga terima duit dari orang sombong kaya kalian " kata Fenly yang kini kembali memakai helm miliknya dan melesat pergi
" Fen... Fenly... Lah tu anak kenapa sih ? Maaf ya, Fenly emang gitu, ngga bisa jaga sikap sama orang yang baru dia kenal... Tapi sumpah Fenly tuh orang baik, cuma... Ya gitu... Dulu panti asuhan tempat gue sama Fenly tinggal hampir di gusur sama pemilik perusahaan besar di Jakarta, kita berusaha pertahanin panti, kejadiannya udah lama banget, gue sama Fenly aja masih anak-anak... Karena perselisihan sama perusahaan itu... Babah yang udah kita anggap ayah kita sendiri harus kehilangan nyawanya, jadi sejak saat itu Fenly benci banget sama orang yang pake jas kaya Lo " kata Mavin sambil menunjuk Gilang
KAMU SEDANG MEMBACA
Exclamation Mark || Un1ty
FanfictionSudah ribuan kali ku katakan Aku bukan dia dan aku tak ingin jadi dia Tolong jangan paksa kami untuk sama Kamu boleh memintaku melakukan apapun Tapi maaf untuk menjadi dia aku tidak bisa Sebuah kebetulan yang telah Tuhan rencanakan membawaku ma...