47 ~ Game Over (end)

646 124 259
                                    

Entah akan berakhir seperti apa
Entah bahagia atau kecewa
Entah tawa atau air mata
Sad ending atau happy ending
Ditentukan dari sudut pandang siapa yang kita lihat


~ author

Beberapa Minggu setelah kejadian dimana Farhan menghabisi nyawa Deven yang entah saat ini pria itu masih hidup atau sudah mati Farhan juga tidak begitu peduli, mereka kini tengah berkumpul di rumah Fenly untuk berbincang ringan sambil menyaksikan acara televisi. Keadaan Shandy sudah jauh lebih baik, bahkan diluar prediksi Shandy pulih dengan cepat, dia sudah bisa menggunakan kedua tangannya dengan baik meski dalam urusan berjalan dia masih memerlukan bantuan tongkat.

" Berita hari ini, ditemukan seorang mayat laki-laki disebuah sungai oleh seorang petani yang tidak sengaja melihat ada seseorang yang hanyut di sungai. Diduga pria ini meninggal karena terjatuh ke sungai dan terbentur bebatuan sehingga pria ditemukan dalam keadaan meninggal. Setelah diidentifikasi mayat laki-laki ini berintial DC, putra seorang pengusaha yang cukup ternama di Jakarta, sekian berita hari ini.... "

Mendengar berita yang ada di televisi, semua orang langsung menatap Farhan dengan tatapan curiga, seolah yakin ini ulah pria dengan rambut keriting itu.

" Han.... Ini bukan ulah lo.kan ? Lo ngga bunuh Deven kan ? Farhan.... " Tanya Shandy

" Apa sih Shan ? Gue ngga lakuin apa-apa, Lo ngga denger apa di berita dia mati karena apa ? Karena tenggelam dan terbentur bebatuan bukan dibunuh, astaga. Lagian nih ya gue kemaren cuma ke bank terus ngopi di Fen Coffie sama Mavin kalau ga percaya tanya aja sama Nada " jawab Farhan

" Oke kali ini gue percaya.... Oh ya guys.... Gue udah yakin mau lamar Nindy, kayanya udah lama banget gue ulur waktu buat jadiin dia milik gue dan gue rasa ini waktunya " kata Shandy sambil memperlihatkan cincin yang sangat cantik ditangannya

Semua orang tampak senang dengan kabar ini, seperti apapun Nindy sudah cukup sabar menghadapi Shandy selama ini dan mereka rasa memang ini waktunya bagi Shandy untuk membawa hubungannya dengan Nindy ke jenjang yang lebih serius.

" Selamat ya kak... Semoga kalian selalu bahagia nantinya " kata Fenly yang disambut sebuah rangkulan erat dari Shandy

" Oke gue ngga mau rusak momen bahagia ini sebenarnya tapi gue ada kabar yang cukup buruk, semua bukti dokumen asli yang kita kasih ke polisi hilang dan yang lebih parah file dilaporan cepat juga hilang, dari tadi gue coba buat cari masalahnya tapi belum bisa nemuin, semua sistem baik-baik aja tapi kenapa bisa hilang coba ? " Kata Mavin sambil mengutak-atik laptop miliknya

Semua orang tampak memperhatikan Mavin yang terlihat panik dengan semua yang terjadi

" Lo bisa balikin file yang terhapus ngga Vin ? " Tanya Gilang

" Bisa Lang tapi mungkin butuh waktu beberapa hari karena gue aja ngga tahu ini masalahnya dimana ? Semua sistem data gue tuh baik-baik aja tapi ngga tahu kenapa file bukti itu bisa hilang " jawab Mavin

" Udah Vin udah, Lo tenang dulu ya ! Kita masih punya waktu yang cukup kok, gue yakin saat ini mereka pasti lagi ribet urus pemakaman Deven jadi kita masih punya waktu buat kembalikan semua bukti yang hilang " kata Farhan menenangkan

" Iya Vin, ngga masalah kita kumpulin lagi buktinya gue yakin kita masih ada waktu kok " sambung Shandy

Mavin mengangguk kemudian mengusap wajahnya kasar, terdengar helaan nafas dari pria tampan itu saat semua bukti mendadak hilang padahal mereka sudah berjalan lebih satu separuh jalan.

🍒

~ author

Malam hari setelah kejadian itu, Shandy masih berada di rumah Fenly karena memang Fenly belum mengizinkan Shandy untuk pulang ke rumahnya dengan alasan Shandy belum sehat sepenuhnya. Saat ini baik Shady maupun Fenly sudah terlelap, seseorang tampak mengendap masuk kedalam kamar milik Fenly dan mendekati Shandy yang tampak tertidur tenang, pria dengan pakaian serba hitam itu memakai masker sehingga sulit untuk dikenali, ia membawa sapu tangan yang sudah ia beri obat bius cair, dengan sekali gerakan pria tadi membekap Shandy dengan sapu tangan itu.

Exclamation Mark || Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang