Lengkungan dan sebuah kelokan terus bermunculan
Membentuk serangkaian masalah yang tidak berkesudahan
Tapi kini semua membentuk garis lurus yang nyata
Entah jawaban misteri atau hanya pendapat semata~ author
Farhan mencoba mengumpulkan bukti-bukti tentang siapa Fenly yang saat ini berada dihadapan mereka, seseorang dengan nama dan wajah yang sama persis dengan seseorang yang pernah mereka kenal, Farhan yang mulai lelah mencoba memijat kepalanya yang terasa sakit.
" Dia bukan Fenly, kalau dia Fenly dia ngga mungkin tahu tentang gue yang mukulin orang di panti asuhan kan ? Karena saat itu Fenly harusnya tinggal sama om Nuraga sama Tante Rita, selain itu kalau emang mereka orang yang sama, harusnya Fenly benci gue dari dulu kan ? Jadi mereka pasti orang yang berbeda. Atau Fenly sebenarnya kembar ? Tapi itu juga ngga mungkin, karena di buku harian milik Tante melati hanya tertulis nama Shandy dan Fenly, masa iya kembar tapi namanya sama "
" Gue udah coba cari tahu lewat panti tapi ngga ada informasi yang gue dapet tentang Fenly, gue juga udah coba tanya ke Mavin tapi dia ngga mau jawab.... Lo siapa sih Fen ? Atau Lo sebenernya emang orang asing ? Terus operasi plastik ehhh jadinya malah mirip Fenly ? Engga mungkin.... Gue masih kekurangan bukti, tapi gue bakal cari tahu tentang ini, gue ngga mau kalau Lo bikin masalah baru "
Farhan mencoba merebahkan tubuhnya di kasur, hari ini dia masih menginap di rumah Shandy karena permintaan dari Shandy, ia ingin Farhan menjaga Fenly selama dia pergi ke luar kota dan baru akan kembali besok siang. Baru saja Farhan akan memejamkan matanya, ia mendengar suara gaduh dari lantai bawah, Farhan dengan kesal berjalan keluar dan melihat apa yang tengah terjadi.
" Lo udah rebut bang Shan... Lo tipu dia, dan sekarang Lo mau ambil cewe gue juga ? " Tanya Fajri yang kini menatap tajam Fenly
" Lo buta ya ? Yang meluk itu dia bukan gue... Mana gue tahu kalau dia cewe Lo, gue kesana cuma mau beli kopi aja "
" Alasan... Lo orang serakah, sombong dan ngga tahu sopan santun banget sih "
" Maksud Lo apa bilang kaya gitu ha ? "
" Kalau gue jadi Lo gue ngga akan terima tawaran bang Gilang untuk tinggal di sini, gue ngga akan nipu bang Shan dengan pura-pura jadi Adek bang Shan... Lo mau apa ha ? Duit iya ? "
" Asal Lo tahu gue juga ngga mau kaya gini, gue ngga mau jadi orang lain, GUE NGGA MAU !!! " teriak Fenly
Merasa suasana tidak kondusif lagi Farhan mencoba menengahi mereka berdua bersamaan dengan munculnya Gilang dan Ricky dari balik pintu sepulang berkerja. Fenly yang kesal kini memilih untuk pergi ke kamar miliknya dan langsung membanting pintu, detak jantungnya tidak beraturan lagi, ia mulai merasakan seluruh tubuhnya sakit dan bergetar dengan cepat ia mencari letak obat miliknya dan segera menelannya. Tidak seperti biasa setalah meminum obat kelapa Fenly malah pusing dan pandanganya Kabur, dengan penglihatan yang masih tersisa Fenly mencoba menghubungi Mavin.
" Halo Vin... Kok gue abis minum obat malah pusing dan susah liat ya " tanya Fenly bingung
" Itu efek samping jangka panjang Fen, Lo tenang ya... Ngga papa kok efeknya wajar tapi gue harap Lo ngga terus-terusan bergantung sama obat itu Fen... Gue yakin Lo bakal sembuh kok "
" Kok gue ragu ya Vin, semenjak gue tinggal disini penyakit gue sering kambuh... Gue... Gue ngga akan buta kan Vin ? Gue ngga akan jadi gila juga kan ? Gue ngga akan mati kan ? Gue percaya sama Lo, jadi apa aja yang Lo bilang gue pasti percaya, jadi jawab gue Vin ! "
" Obat itu bikin penglihatan kabur dan pusing, dalam skala parah Lo bakal susah lihat dan ngga bisa jaga keseimbangan tubuh ngga bakal sampe buta Fen, Lo ngga akan gila selama Lo rileks dan berhenti mikirin yang engga engga, dan Lo ngga akan mati... Kalau sampe Lo mati gue bakal ikut sama Lo "
KAMU SEDANG MEMBACA
Exclamation Mark || Un1ty
FanfictionSudah ribuan kali ku katakan Aku bukan dia dan aku tak ingin jadi dia Tolong jangan paksa kami untuk sama Kamu boleh memintaku melakukan apapun Tapi maaf untuk menjadi dia aku tidak bisa Sebuah kebetulan yang telah Tuhan rencanakan membawaku ma...