34 ~ Dendam

563 121 113
                                    

Seperti halnya memberi dan menerima
Dendam juga punya waktu pembalasan
Semua harus terbayar lunas
Dendam harus segera terbalaskan !


~ author

Cukup lama Fenly tertidur Hinga akhirnya ia kini bangun, hal pertama yang ia lihat adalah Shandy yang ikut tidur disampingnya, ia mencoba mengedarkan pandangannya dan menemukan Mavin yang tampak tidur di lantai dengan kepala yang ia letakkan di meja kecil dekat sofa, di sofa sudah ada Fiki yang juga tampak tertidur dengan berselimut jas putih khas dokter dengan nama Alif, pasti si pemilik jas yang memberikan jas itu untuk Fiki.

Fenly kembali memandang wajah Shandy yang saat ini tertutup dengan poni panjang miliknya, tangan Fenly terulur untuk menyingkirkan rambut kakaknya yang saat ini menutupi wajah Shandy, sesekali Fenly memainkan rambut panjang Shandy. Fenly menarik tangannya dari rambut Shandy saat ia melihat Shandy membuka mata.

" Maaf..." Cicit Fenly

Shandy hanya tersenyum dan kini kembali meraih tangan Fenly dan meletakannya di rambut miliknya yang tadi dimainkan oleh Fenly.

" Ngga papa... Mainin aja ! Kaka ngga keberatan sama sekali " kata Shandy sambil kembali memejamkan matanya

Fenly mengusap lembut rambut Shandy dan kini memeluk erat tubuh kakaknya itu, Shandy kembali membuka mata, pasti ada yang salah dengan tingkah Fenly kali ini.

" Fen.... Adek ngga papa kan ? "

" Abis ini kakak pulang aja ya ! Jangan temuin Fenly dulu ! Pokonya jangan ada yang temuin Fenly dulu ya kak... "

" Fen... Fen masih marah sama kakak ? Fen masih marah juga sama yang lain ? Kakak minta maaf ya dek... Temen-temen yang lain juga nyesel udah perlakukan Fenly ngga baik, jadi kakak mohon sama Fenly, maafin kita ya dek "

" Ummmm... Fenly masih marah sama kalian, Fen minta maaf ya kak Fen ngga bisa lupain kesalahan dan omongan kalian waktu itu gitu aja, jadi Fen mohon banget sama kakak dan yang lain, jauhin Fenly dulu ya ! Bisa kan kak ? Fen janji cuma sebentar aja, Fen butuh waktu kak "

" Oke... Tapi kalau nanti kakak kangen sama Fen gimana ? " Tanya Shandy

" Kan bisa chat, Fen cuma belum siap ketemu sama kalian aja kak bukannya mau putus kontak sama kalian semua, jangan salah paham "

" Oke... Tapi jangan lama-lama ya marahnya ! Kakak sayang sama Fen, sayang banget "

" Iya kak.... "

" Kakak kalau gitu pulang ya, pasti bang Gilang sama yang lain nunggu kakak sekarang, mereka juga mau tahu keadaan Fenly gimana. Kakak pamit ya Fen... "

" Kak.... Fenly boleh peluk kakak sebentar sebelum kak Shandy pulang ? "

Shandy tersenyum dan kembali memeluk tubuh Fenly erat, Shandy tahu ada alasan besar kenapa Fenly meminta Shandy dan yang lain untuk menjauh dari Fenly, tapi seperti apa yang pernah Mavin katakan, jika Fenly boleh menyimpan rahasianya, pasti saat waktunya tepat Fenly akan bercerita padanya.

" Kakak pulang ya dek... Kalau udah siap ketemu sama kakak dan yang lain... Fen tahu kan harus kemana ? "

Fenly mengangguk dan kini membiarkan Shandy pergi dari rumah sakit, kini Mavin yang ternyata sedari tadi sudah bangun mendekati Fenly dan langsung merangkulnya, sebisa mungkin dia tidak akan mengeluarkan suara berisik takut jika Fiki terbangun dari tidurnya.

" Lo sayang banget ya sama Shandy dan temen-temennya ? Jadi Lo minta mereka jauhin Lo "

" Ummmm... Vin kita pergi yuk ! Sebelum Fiki bangun. Dia anak yang baik dia juga sahabat yang bener-bener baik, gue ngga mau dia ada di Deket kita, dia bisa celaka kalau ada terus sama kita Vin.... Deven ngga mungkin diem aja liat perusahaan papanya bangkrut, dia pasti bakal bales perbuatan kita. Kita harus selesaikan ini sampe akhir berdua... Gue ngga mau mereka ikut luka karena kita "

Exclamation Mark || Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang