7 ~ Masalah Baru

517 120 73
                                    

Baru saja ingin mulai melangkah
Sudah harus dipukul mundur oleh masalah
Rasanya hati ini ingin menyerah
Dengan pengharapan yang kian payah


~ author

Fenly membatalkan niatnya untuk menemui Fiki setelah mendengar jika Fiki berteman dengannya hanya karena wajah dan namanya mirip dengan temannya yang sudah lama meninggal, ada rasa sakit dalam hati Fenly saat ia tahu fakta itu, ia melangkah menuju roof top kampus dan duduk bersandar pada tembok pembatas.

" Gue cuma mau dilihat sebagai gue... Diri gue sendiri bukan orang lain tapi kenapa semua orang anggap gue orang lain ? " Kata Fenly lirih

Ia masih memiliki satu kelas lagi hari ini tapi dia memilih untuk tidak mengikuti kelas itu, ia ingin terus berada di tempat ini, menyendiri dan menjauh dari semua orang yang menatapnya sebagai orang lain.

" Gue bukan dia... Gue ngga akan pernah jadi dia... Gue ngga mau " kata Fenly yang kini mulai kehilangan kendali akan dirinya

Tubuhnya bergetar dengan detak jantung yang semakin cepat, tanpa menunggu lama dia langsung meraih obat dari dalam tas miliknya dan menelan pil tersebut, setelah pil itu masuk kedalam tubuhnya dia mulai berangsur tenang. Sejak kecil Fenly memang memiliki gangguan kepanikan yang sulit terkendali sehingga untuk mengatasinya dia terpaksa mengkonsumsi obat yang harus ia beli dengan harga yang tidak murah.

Sejak kecil Mavin adalah orang yang selalu menjaga Fenly tiap penyakitnya itu kambuh, bukan apa-apa terkadang Fenly bisa menyakiti dirinya sendiri saat serangan kepanikan itu datang. Semakin bertambah usia Fenly mulai jarang kambuh karena Mavin yang selalu menjaga Fenly agar pria itu tidak memikirkan hal-hal yang membuatnya khawatir dan berujung serangan kepanikan.

Cukup lama Fenly menghabiskan waktu di roof top, matahari yang tadi bersinar terik menyengat kulit kini sudah mulai pulang ke arah barat dan berganti dengan kemerlip cahaya bintang yang menemani rembulan. Fenly terseyum, apa selama itu dia duduk ditempat ini ? Setelah bertarung dengan dirinya dia memilih untuk pulang, dia nyaris lupa jika saat ini dia tinggal dengan Shandy

Sampai di rumah dia melihat Shandy yang tengah berbincang dengan pria berkacamata yang ia tahu bernama Zweitson, mereka tampak akrab dan saling melempar candaan. Fenly hanya tersenyum sekilas dan mencium tangan Shandy, sementara sedari tadi Zweitson menatap Fenly tidak suka.

" Dia tinggal disini bang ? " Tanya Zweitson dengan nada tidak suka

" Lo gimana sih Son, kan dia emang Adek gue ya iyalah dia tinggal disini. Ada-ada aja Lo "

" Dia bukan Fenly bang... "

" Son.... Dia itu Fen, dia cuma amnesia aja, jadi mungkin Lo ngerasa kalau Fenly yang ini beda sama Fenly yang kita kenal dulu "

" Gue ngga yakin sih bang, tapi terserah Lo aja deh... Lanjut main game yuk bang "

" Ummm.... Fen mau main ngga ? " Tanya Shandy pada Fenly yang masih berdiri menatap mereka

" Engga kak... Fen mau mandi dulu " kata Fenly yang kini langsung pergi menuju kamar miliknya

Usai mandi Fenly hanya diam sambil memainkan handphoe miliknya di kamar, lama-lama dia merasa lapar dan baru dia ingat jika seharian ini dia hanya makan batagor yang tadi diberikan Fiki, dengan langkah malas Fenly berjalan menuju dapur, melewati dua orang yang masih asik dengan game yang mereka mainkan.

" Mau ngapain Fen ? " Tanya Shandy

" Mau buat mie instan, kak Shandy mau ? " Tanya Fenly

" Boleh deh Fen, mie rebus ya " jawab Shandy yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Fenly

Exclamation Mark || Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang