Epilog

705 132 203
                                    

~ author

Satu tahun setelah kejadian..

" ..... Dengan ini kami memutuskan, bahwa saudara Doni dan Inggar akan dijatuhi hukuman mati "

Fenly mengingat lagi dimana hakim memutuskan hukuman untuk Doni dan Inggar waktu itu, semua benar-benar berakhir sekarang. Ia masuk kedalam rumah miliknya, ia meletakkan sebuah piala penghargaan musik dari stasiun tv yang cukup ternama di Indonesia itu didekat dua frame foto yang bersebelahan. Air mata Fenly jatuh membasahi wajah tampannya.

" Kak Ferly.... Kak Shandy.... Kalian bangga kan sama Fen ? Fen lanjutin impian kak Ferly yang mau jadi musisi hebat.... Fen.... Fen... Kangen sama kalian.... Fen... Fen sayang sama kalian berdua, sayang banget... " Kata Fenly sambil terisak

" Fen....udah ya ! Mereka pasti bangga banget sama Lo " kata Mavin sambil merangkul bahu Fenly erat

" Vin.... Jadwal buat besok udah Lo kosongin kan ? Besok peringatan satu tahun kak Shandy meninggal... Gue mau ke makam kak Shandy sama kak Ferly "

" Udah Fen.... "

Fenly mengangguk dan kini berjalan meninggalkan Mavin yang menatapnya sendu, ini jauh lebih baik daripada sebelumnya. Sebelum ini Fenly hanya akan bicara jika perlu bahkan dia juga keluar kamar jika perlu saja, setidaknya saat ini Fenly sudah mau berbicara dengannya, seperti kata orang, kita tidak pernah baik-baik saja saat kehilangan.

Beralih pada gadis cantik bernama Nindy yang saat ini menangis sambil mendekap erat cincin yang diberikan oleh Farhan waktu itu setelah beberapa bulan Shandy meninggal, menurut Farhan cincin itu adalah cincin yang akan Shandy gunakan untuk melamar Nindy jadi akan jauh lebih baik jika cincin itu Nindy yang menyimpan.

" Shan... Shandy.... Kamu harus tahu kalau aku sayang banget sama kamu, aku ngga akan pernah bisa nemuin orang sebaik kamu, orang dengan tingkah ajaib kaya kamu dan mungkin hidupku ngga akan semenarik ini tanpa kamu.... Aku ngga mungkin rasain betapa indahnya jatuh cinta kalau bukan sama kamu... Shan kenapa kamu pergi ? Kamu bahkan belum pasang cincin ini di jari manis ku, Shandy....aku udah rela kamu pergi, tapi aku juga akan biarin kamu tinggal di dalam hatiku selamanya... Aku sayang kamu Shan... Tidur yang tenang ya sayang, l love you my Shan " kata Nindy lirih sambil mendekap cincin ditangannya erat.

Sementara itu dirunah Gilang, pria manis itu tampak duduk sambil memperhatikan akuarium yang kini kosong karena ikan kesayangannya kemarin mati, Gilang mengetuk lagi akuarium miliknya itu sambil menagis.

" Gue udah kehilangan Shandy sahabat baik gue, dan sekarang gue juga harus kehilangan Lo Shan.... Ikan kesayangan gue. Dunia ngga adil banget ya " Isak Gilang
Kini ia menatap jendela kamarnya yang tampak terbuka, tirai jendela itu menari-nari karena tertiup angin.

" Shan.... Gue kangen sama Lo,  sahabat ngga punya otak.... Ngga punya rasa takut, udah tahu kita ngga boleh temenan masih aja Lo nekat ke sini buat ucapin selamat ulang tahun... Iya... Dulu Lo manjat tangga dan masuk lewat jendela itu.... Shan.... Ikan yang Lo kasih udah mati... Gue mau lagi ! Shan... Minggu depan gue ulang tahun... Lo bakal manjat jendela buat kasih gue kado lagi kan ? Ikan koi... Pakai plastik....hahaha.... Shan.... Shandy.... Makasih ya selalu inget ulang tahun gue.... Makasih.... Gue sayang banget sama Lo nyet, sekarang Lo udah sama adik kesayangan Lo lagi ya, jagain Ferly Shan... Sebisa mungkin gue bakal Jagain Fenly... Selamat istirahat monyet kesayangan gue "

Gilang terisak kuat saat teringat tingkah Shandy yang kadang tidak normal selama ia berteman dengannya, dari mulai mereka di bangku SMA hingga dewasa tidak peduli dia pernah sebodoh apa atau semenyebalkan apa, bagi Gilang Shandy adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki, semua tanda baca pada buku yang menyempurnakan sebuah karya, ya seperti itulah Shandy Dimata Gilang.

🍒

WOYYY !!! ASTAGA BISA-BISANYA DI BAB ENDING AKU BILANG EPILOG ITU PROLOG... EFEK KELAMAAN SEMEDI YA GINI HADUUUUHHHH !!!! MAAFIN YA BENER DAH BARU AJA INGET PAS NGETIK NIH EPILOG ASTAGA... MALU AKU 😫😫

Oke lupakan kalau diinget makin malu aku nanti... Intinya kita benar-benar sudah sampai di bagian terkahir dari kisah ini, perjalan panjang dari koma sampai Exclamation Mark akhirnya berakhir juga... Rasanya campur aduk banget, kaya lega akhirnya nih cerita kelar juga setelah empat judul tapi jadi ngerasa sedih karena harus pisah sama sifat tokoh disini, tapi ya mau gimanapun kita harus mengakhiri sebuah paragraf untuk memulai paragraf yang baru kan ?

Makasih banget udah nemenin aku di empat judul ini, rasanya seneng banget bisa kenal kalian semua... Maaf ya kalau ada kesalahan dalam pengetikkan, dalam kata-kata dan mungkin ada yang komen tapi ngga sempat kebales, maaf banget ya...

Semoga kita bisa bertemu di karyaku berikutnya dan kembali ngobrol di kolom komentar kaya biasanya lagi.

Dari empat judul koma, titik, tanda tanya, sama Exclamation Mark mana nih yang paling berkesan buat kalian ? Dan kenapa judul itu berkesan buat kalian ?

Oke sampai sini aja, sampai jumpa di karyaku berikutnya
Terimakasih sudah menemani perjalananku dalam berkarya, tanpa kalian karya ini bukan apa-apa

Tetap semangat, jaga kesehatan dan jangan lupa bahagia
Happy reading
😊😊

Exclamation Mark || Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang