Yang namanya janji adalah hutang
Jadi sebisa mungkin aku akan bayar hutangku
Akan ku penuhi janjiku padamu
Tapi kali ini aku sepertinya harus berhutang
~ authorSudah lebih dari satu jam mereka menunggu didepan ruang operasi tapi sampai saat ini lampu ruang operasi masih menyala, itu tandanya operasi masih berlangsung. Shandy rasanya sudah lelah menangis sementara Gilang dia terus menyalahkan dirinya atas apa yang saat ini menimpa Fenly dan Mavin.
" Gue harus gimana ? Ini semua karena gue... Gue yang salah " kata Gilang
" Engga Lang... Ini bukan cuma salah Lo, tapi salah kita semua... Gue udah keterlaluan sama Mavin apalagi Fenly, gue ngomong sembarangan sama mereka, gue nyesel " kata Farhan sambil merangkul Gilang yang duduk disisinya
" Kita semua salah... " Putus Fajri putus asa
Dia juga merasa sangat sedih dan bersalah dengan celakanya Fenly dan Mavin. Kini lampu pada pintu ruang operasi mati pertanda jika operasi telah selesai. Orang pertama yang keluar adalah Ridwan, dia melepas masker yang tadi ia kenakan dan memandang semua teman-temannya sambil tersenyum tipis. Alif dan Ricky kini ikut keluar sambil tertunduk tentu dua ekspresi berbeda yang mereka lihat membuat mereka semua bingung.
" Gimana mereka ? " Tanya Farhan akhirnya
" Bang... Gue mohon bang jangan kaya gini ! Terkahir gue liat Lo kaya gini... Kita semua kehilangan Ferly... Sekarang apa lagi bang ? Jangan bikin gue takut " Isak Fiki
Alif mendekati Fiki dan langsung memeluk tubuh pria itu erat, ia menumpahkan tangisnya pada bahu Fiki.
" Bang... Kenapa ? " Tanya Fiki sambil terisak
" Kita berhasil selamatin Fenly meski saat ini keadaan dia masih sangat kritis... Sementara Mavin... Kita... Kita gagal selamatin Mavin, luka yang dia alami parah banget, awalnya semua keliatan baik tapi ngga berapa lama Mavin mengalami syok dan akhirnya kita gagal selamatin Mavin... Maaf " terang Ridwan
" Engga... Ngga mungkin... Terus kalau Fenly sadar kita harus bilang apa ? Kita harus gimana " tanya Shandy bingung
" Maaf bang... Kita udah coba lakuin semuanya tapi nanganin dua pasien dengan keadaan gawat darurat dalam waktu yang bersamaan juga diluar batas kemampuan kita bang... Maaf " kata Ricky
" Ngga papa ini bukan salah kalian... Kalian jagain Fenly ya, kita yang akan urus pemakaman Mavin dan kasih kabar ke panti asuhan " kata Farhan
Satu lagi orang baik harus pergi meninggalkan mereka semua untuk selamanya, Mavin orang yang mereka kenal sebagai orang yang tak punya rasa takut dan rela melakukan apapun demi Fenly, orang yang tidak akan pernah menyakiti Fenly, kini harus meninggalkan Fenly untuk selamanya, entah apa yang akan mereka katakan pada Fenly setelah Fenly sadar nantinya tapi yang jelas hidup seseorang tidak ada yang pernah tahu.
🍒
~ author
Duka masih menyelimuti semua orang bahkan duka itu masih terasa meski sudah genap satu Minggu Mavin pergi meninggalkan mereka semua, selama satu Minggu itu juga Fenly belum juga bangun. Bunda dan anak panti tentu merasakan kehilangan yang amat dalam, setelah mereka kehilangan Babah orang yang selalu melindungi mereka dulu, kini mereka juga harus kehilangan Mavin salah satu orang yang melanjutkan tugas Babah untuk melindungi bunda dan anak panti.
Naya salah satu anak panti yang dekat dengan Fenly tampak mendekati Fenly sambil tersenyum manis, sejak Mavin pergi memang hanya Naya yang terlihat tegar dan masih bisa tersenyum. Naya berdiri tepat di samping Shandy yang saat ini duduk sambil menemani Fenly. Naya memberikan satu tangkai mawar merah pada Shandy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exclamation Mark || Un1ty
FanfictionSudah ribuan kali ku katakan Aku bukan dia dan aku tak ingin jadi dia Tolong jangan paksa kami untuk sama Kamu boleh memintaku melakukan apapun Tapi maaf untuk menjadi dia aku tidak bisa Sebuah kebetulan yang telah Tuhan rencanakan membawaku ma...