Perlahan satu demi satu kisah terungkap
Satu per satu pertanyaan mulai terjawab
Tentang bagaimana Tuhan menuliskan takdir
Dan bagaimama kepingan kisah menyusun cerita yang runtut
~ authorFenly menepati janjinya untuk menemani Shandy memeriksakan keadaanya, saat ini Shandy tengah melakukan pengobatan bersama Alif dan Ricky yang menemani Shandy setelah mendengar kabar jika Shandy mengalami penyerangan. Fenly dibuat bingung harus melakukan apa, dia bingung dengan posisinya saat ini, entah sampai kapan ini akan terus berlanjut.
Ridwan yang juga baru mendapat kabar jika Shandy berada di rumah sakitnya dan tengah dirawat karena mendapat luka sayat pada bagian lengan kini berjalan menuju IGD, tapi baru saja ia ingin masuk, seseorang berhasil menarik perhatiannya dan mengurungkan niatnya untuk melihat keadaan Shandy.
" Fenly... Itu beneran Lo Fen ? " Tanya Ridwan sambil berjalan mendekati Fenly
Fenly menatap pria dengan balutan jas putih itu sekilas, Fenly bangkit dari tempat duduknya dan kini menghampiri Ridwan." Bang Ridwan.... " Kata Fenly lirih
Mendengar Fenly menyebutkan nama Ridwan dengan benar, Gilang langsung berdiri dari duduknya, entah kenapa kini ia kembali berharap jika yang ada didepannya benarlah Fenly adiknya dan saat ini ia tengah amnesia saja.
" Lo beneran Fenly ? Lo masih hidup Fen ? Tapi gimana bisa ? " Tanya Ridwan
" Fen... Lo amnesia ya ? Lo cuma bisa inget beberapa orang aja, jadi Lo lupa sama semua orang tapi Lo inget sama Ridwan " sambung Gilang
" Hahh... Gimana ? Gue ngga paham " kata Ridwan bingung
" Fenly tuh ngga inget apa-apa Wan, tapi ngga tahu kenapa dia inget sama Lo kali ini " terang Gilang
" Fen... Lo beneran amnesia ? " Tanya Ridwan sambil menatap Fenly
" Engga... Kalian salah paham... Gue beneran bukan Fenly yang kalian maksud... Berani sumpah gue emang orang yang berbeda " kata Fenly lirih dan kini menundukkan kepalanya
" Tolong berhenti bilang gue adalah Fenly yang Lo kenal karena gue orang yang berbeda... " Lanjut Fenly
" Tapi gimana ceritanya Lo bisa kenal sama gue sedangkan selain Fenly adeknya Shandy gue ngga kenal sama Fenly yang lain ? " Tanya Ridwan yang kembali bingung
Fenly diam ada guratan kesedihan dari raut wajah Fenly, seolah pertanyaan Ridwan ini adalah pertanyaan yang akan membuka lagi luka lama yang telah ia tutup rapat. Fenly menatap Ridwan sekilas dan entah kenapa Fenly yang biasanya terkenal sombong dan dingin kini meneteskan air matanya.
" Fenly.... Lo ngga papa kan ? Fen kalau ini berat buat Lo... Lo ngga harus ceritain sekarang kok jangan dipaksa " kata Gilang mencoba untuk menenangkan Fenly sambil mengusap punggung Fenly pelan, sungguh jika seperti ini Gilang kembali melihat Fenly adiknya yang telah tiada, ada rasa kuat yang ia tahan mati-matian agar Gilang tidak memeluk Fenly, ia hanya takut Fenly kembali marah padanya.
" Engga.. gue harus cerita, biar gue ngga terus-terusan ngerasa bersalah dan biar ngga ada salah paham lagi, setidaknya kalian semua tahu kalau gue bukan orang yang kalian cari "
Ridwan dan Gilang saling tatap kemudian mengangguk pelan, sementara Fenly kali ini masih mencoba mengatur nafasnya, setelah ia sedikit tenang ia memulai ceritanya.
" Jadi gini... "
*Flashback on
" BRAAKK !!!" Fenly sedikit tersentak saat mendengar pintu kontrakan miliknya dibanting oleh seseorang dan kini pelakunya sudah ada di sisi ranjang yang Fenly tempati dengan muka yang penuh kilatan kemarahan. Setalah tahu siapa yang melakukan penganiayaan terhadap pintunya Fenly kembali membaca buku yang sedari tadi ia pengang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exclamation Mark || Un1ty
FanfictionSudah ribuan kali ku katakan Aku bukan dia dan aku tak ingin jadi dia Tolong jangan paksa kami untuk sama Kamu boleh memintaku melakukan apapun Tapi maaf untuk menjadi dia aku tidak bisa Sebuah kebetulan yang telah Tuhan rencanakan membawaku ma...