Kamu memberi pilihan yang sulit
Ini diluar batas mampuku
Aku tak akan biarkan malaikatku terluka
Tapi aku juga tak ingin sakiti mereka
~ authorAkhirnya agenda magang itu digelar, semua mahasiswa sudah mulai bekerja di lokasi magang yang mereka inginkan. Keadaan persahabatan mereka kini sudah jauh lebih baik, mereka dapat memaafkan Zweitson dan menjalin hubungan baik dengan pria imut itu. Fenly yang kini sudah meninggalkan kursi roda dan beralih memakai tongkat untuk membantu dia berjalan, karena magang di rumah sakit dia semakin sering mengikuti terapi dan keadaan kakinya mulai membaik.
Fajri kini magang di perusahaan Gilang seperti apa yang Zweitson rekomdasikan, ternyata bukan Fajri satu-satunya mahasiswa magang di sana, ada Mavin dari fakultas Teknologi yang juga ikut magang di perusahaan Gilang, bukan apa-apa Mavin hanya tidak ingin repot mencari tempat magang lagi. Lagipula berkerja di perusahaan Gilang cukup mudah, dia hanya bertugas memperkuat sistem keamanan perusahaan saja dan meretas perusahaan yang berusaha menghancurkan bisnis Gilang.
Zweitson juga senang dengan acara magang ini dia jadi lebih dekat dengan mamanya yang selama ini sibuk mengurus galeri seni miliknya. Mungkin dari mereka semua Fiki adalah salah satu mahasiswa yang pekerjaannya lebih mudah karena dia hanya mengisi live musik di Fen Coffie, dan yang lebih menyenangkan Nada yang akan memberikan nilai untuk Fiki, dia yakin nilainya tidak mungkin jelek kan ?
Tentang kekhawatiran Gilang waktu itu, ternyata semua tidak terbukti, semua itu hanya prasangka Gilang yang tidak berarti. Buktinya semua baik-baik saja sejauh ini. Gilang memberi tugas pada Fajri untuk membuat sebuah rancangan pembangunan mall yang akan mereka kerjakan, Fajri tampak sangat bersemangat untuk mengerjakan tugas ini, dia sangat antusias saat tahu dia mahasiswa magang tapi diajak untuk mengerjakan proyek sebesar ini. Bukan ini bukan warung atau toko tapi pembangunan sebuah mall.
" Gimana Ji kerja sama gue ? Nyaman ? " Tanya Gilang sambil memperhatikan Fajri yang saat ini tengah mengerjakan tugas dari Gilang
" Nyaman banget bang... Ehh ngga apa-apa nih pake bahasa non formal ? " Tanya Fajri
" Santai aja lagi Ji, tapi kalau ketemu klien jangan Lo gue Lo gue ya ! Ya formalitas aja. Tapi Lo ganteng juga ya pake setelan jas gitu "
" Apasih bang...ini pertama kali gue pake jas begini selain Waku wisuda SMA... Takut ngga pantes "
" Buat gue cocok aja kok, keren banget malah "
Fajri tersenyum, kini ia tak sengaja melihat Mavin yang baru saja lewat di depan ruangan yang ia tempati, tidak seperti Fajri, Mavin tidak memakai setelan jas melainkan memakai baju non formal yang biasa ia kenakan, ia hanya menambah topi untuk aksesoris yang ia kenakan.
" Mavin kerja di bagian IT dia ngga perlu pakaian formal karena ngga pernah ketemu klien, singkatnya Mavin tuh kerja dibalik layar aja "
" Ohh... Gitu, ternyata dia pinter juga ya bang "
" Kalau aja diasah dengan baik, Abang Lo bisa kalah sama Mavin dalam kecepatan mencari informasi Ji, dia cukup cepet kerjanya. Bahkan dalam hitungan jam dia bisa tahu kebocoran dana perusahaan gue larinya kemana waktu itu. Dia aset perusahaan ini, kalau Shandy punya Abang Lo, gue punya Mavin yang cukup bisa imbangi kerjanya Farhan bahkan kayanya lebih keren Mavin sih kalau Maslaah IT "
" Kalau bang Han denger pasti bang Han sebel karena punya pesaing "
Mereka langsung tertawa karena apa yang dikatakan Fajri tadi. Fajri menunjukkan hasil rancangan yang ia buat pada Gilang dan langsung diteliti oleh Gilang.
" Bagus banget Ji, sumpah ini keren abis... Kayanya bakal banyak yang bangga dan kagum sama Lo setelah mall itu berdiri "
" Jadi selanjutnya apa bang ? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Exclamation Mark || Un1ty
FanfictionSudah ribuan kali ku katakan Aku bukan dia dan aku tak ingin jadi dia Tolong jangan paksa kami untuk sama Kamu boleh memintaku melakukan apapun Tapi maaf untuk menjadi dia aku tidak bisa Sebuah kebetulan yang telah Tuhan rencanakan membawaku ma...