46 ~ Let's Play

586 127 239
                                    

Mari bermain denganku
Kamu belum mengenalku dengan baik
Mari mengulang dari perkenalan
Aku Farhan dan aku bukan orang baik


~ author

Mavin memperhatikan jalanan yang saat ini dilalui oleh mobil Farhan, yang ia tahu mereka akan memberi pelajaran pada Deven tapi Mavin yakin ini bukan jalan ke rumah Deven, baiklah sepertinya Mavin harus belajar cara meretas otak orang setelah ini, ia hanya ingin tahu apa isi kepala Farhan, kenapa sulit sekali menebak manusia satu ini.

" Han... Ini kita mau kemana sih ? Katanya mau kasih pelajaran sama Deven, tapi gue ngga yakin ini jalan ke rumah Deven " tanya Mavin yang sudah tidak sabar dan penasaran akan tujuan mereka saat ini

" Mau ke bank... Gue mau ambil uang dulu "

" Sumpah kayanya gue beneran harus belajar retas otak orang deh... Makin ngga jelas Lo, Lo beneran penjahat dulunya ? Kok gue ngga yakin ? "

" Lo cuma belum tahu aja gue gimana Vin, abis ini gue kasih tahu deh gimana penjahat sesungguhnya beraksi "

" Terserah Lo aja deh Han... "

Mereka benar-benar berhenti di sebuah bank, yang membuat Mavin bingung adalah sebanyak apa uang yang ingin Farhan ambil hingga mengharuskan Farhan mengambil uang di bank. Setelah beberapa saat Farhan kembali kedalam mobil dan melanjutkan perjalan mereka. Sekali lagi Mavin dibuat bingung dengan jalanan yang mereka lalui, ini juga bukan jalan ke rumah Deven atau markas milik Deven.

" Sekarang kita mau kemana lagi ? " Tanya Mavin

" Banyak tanya juga Lo ya... Ganteng, pinter tapi berisik " jawab Farhan

" Ya mana tahu kan ternyata Lo niatnya bunuh gue bukan Deven, kan setiap penjahat wajib dicurigai "

" Vin... Vin... Kalau hari ini gue bunuh Lo, besok gue juga bakal mati ditangan Fenly, Shandy dan yang lain. Bahkan gue bisa aja mati ditangan Adek gue sendiri "

" Oke sekarang Lo jawab, kita mau kemana sih ? "

" Ketemu sama Deven "

Mavin yang dibuat bingung memilih diam daripada banyak tanya yang berakhir Farhan emosi dan menyakitinya. Setelah cukup lama mereka berhenti di sebuah bangunan gedung yang belum selesai pembangunannya tapi sudah ditinggalkan dan dibiarkan terbengkalai begitu saja. Tempat itu dulunya sering Farhan kunjungi dan sudah ia anggap markas pribadinya. Farhan mengajak Mavin untuk pergi ke gedung tadi.

" Deven di sini ? Serem banget tempatnya. Han.... Gue ngga takut penjahat atau orang dengan senjata tapi kalau setan lain lagi ceritanya "

" seorang penjahat itu wajib punya koneksi penjahat lain juga Vin... Sejak perjalanan kesini tadi gue udah minta sama kaki tangan gue buat bawa Deven ke sini, Lo ngga perlu takut, tempat ini aman, ngga bakal ada setannya. Setan juga minder sama kelakuan gue yang lebih jahat dari dia Vin "

Mereka menaiki tangga yang cukup menyeramkan karena belum dipasang pengaman di sisinya dan anak tangga yang ditumbuhi lumut sehingga sedikit licin. Setelah sampai di lantai dua barulah Mavin percaya jika Farhan adalah seorang penjahat karena dia sudah menemukan Deven terikat di sebuah kursi dengan dua orang yang saat ini berada di sisi kanan dan kirinya.

" Lo tamu istimewa Vin... Gue bakal kasih tahu Lo siapa Farhan yang sebenarnya, Lo cukup duduk, diam dan amati apa yang gue lakuin " Mavin mengangguk dan kini duduk di sebuah sofa yang sudah usang didepannya terdapat meja kayu yang masih bagus keadaanya meski tampak usang juga.

Mavin membaca nama yang diukir di meja tersebut ada nama Farhan, Fajri dan Fenly. Mungkin Fenly yang namanya di ukir disini adalah Ferly saudara kembar Fenly yang sudah meninggal. Jadi mereka bertiga sering datang kemari ? Tapi untuk apa ? Tempat ini lebih mirip lokasi uji nyali daripada tongkrongan.

Exclamation Mark || Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang