Hanya karena aku dan dia serupa
Kalian tidak bisa mengatakan kami sama
Kami dua orang yang berbeda
Kami tidak akan pernah sama
~ authorDeru mesin motor yang mengudara di sudut kota yang cukup padat penduduk itu mulai mereda, berganti sorak kepuasan dari para supporter yang sedari tadi menantikan siapa juara pada lomba adu cepat mesin motor dan keahlian dari pengendaranya itu. Ya sudut kota ini memang cukup sepi penduduk sehingga aman jika digunakan sebagai arena balap non resmi atau yang sering disebut balap liar oleh kebanyakan orang.
Seorang pria yang tadi berhasil mencapai garis finish paling cepat menghentikkan motor miliknya tepat disamping sahabat baiknya dan langsung melepas helm yang ia kenakan, banyak wanita yang bersorak kala pria tampan itu melepas helm milinya dan menampilkan wajah tampan yang tadi ia sembunyikan dalam helm.
Pria dengan wajah tampan itu menerima amplop coklat yang tentunya berisi uang yang nominalnya tidak mungkin sedikit. Ia menyimpan amplop tadi kedalam tas miliknya yang entah sejak kapan sudah bertengger manis didepan pria itu, sesekali ia menyisir rambut miliknya yang ia cat dengan warna putih itu menggunakan jemarinya.
" lo selalu keren Fen, ngga salah gue pilih lo masuk ke tim gue " puji pria yang tadi memberikan amplop padanya
Mavin kebanyakan orang memanggil pria itu dengan nama Mavin, pria tampan dengan rambut yang ia cat warna merah muda itu sering memenangkan taruhan saat balap liar ini digelar, tentu semua itu berkat usaha keras dari sahabat baiknya yang menjadi penunggang kuda besi yang selalu menjadi pemenang dalam balap liar melawan siapapun.
Fenly pria yang tadi menjadi pemenang itu kembai memakai helm miliknya dan melambaikan tangan tanda pamitan pada semua orang termasuk Mavin, Fenly memang tipikal pria yang tidak banyak bicara, meski begitu banyak rahasia yang pria itu simpan dan hanya Mavin yang paham dengan keadaan Fenly sepenuhnya.
Fenly menghentikkan laju motor miliknya saat ia melihat seorang pria yang tengah dicegat oleh beberapa preman yang sering mengaku berkuasa didaerah ini. Awalnya Fenly hanya menunggu dan tidak peduli dengan pria yang tengah bertarung melawan penjahat itu tapi lama-lama dia kesal karena pertarungan tidak juga usai sehingga menghadang jalan Fenly untuk pulang.
Dengan kesal Fenly melepas helm yang ia kenakan dan turun dari motor kesayangannya itu, tanpa basa-basi Fenly menghajar habis-habisan preman tadi, tak butuh waktu lama bagi Fenly untuk mengalahkan mereka.
" lo boleh berkuasa ditemat ini, tapi jangan pernah halangi jalan gue buat pulang paham ! " kesal Fenly
" paham Bang maaf " kata salah satu dari preman tadi
Fenly sedikit menoleh pada pria yang tidak sengaja ia tolong tadi, Fenly mengulurkan tangannya untuk membantu pria itu berdiri setelahnya tanpa mengatakan apa-apa Fenly berjalan menjauh.
" Fenly... Lo beneran Fenly kan ? " Tanya pria itu yang membuat Fenly bingung
Fenly memperhatikan pria dengan setelan jas formal itu baik-baik, dari mana pria itu tahu namanya ? padahal Fenly berani bersumpah dia tidak mengenal pria itu. Apa dia sering menyaksikan Fenly balap sehingga ia tahu namanya ? tapi dari yang Fenly lihat itu hal yang tidak mungkin.
" tahu dari mana lo nama gue ? kita ngga saling kenal kan ? " Tanya Fenly
Pria itu tidak menjawab dan langsung memeluk tubuh Fenly erat dengan sekali gerakan Fenly mendorong pria itu untuk menjauh.
" lo apa-apaan sih ? ga jelas banget jadi orang, lo siapa ? main peluk-peluk aja lo "
" Fen ini gue abang lo Gilang gue seneng banget bisa liat lo lagi, gue ngga tahu selama ini lo masih hidup lo tahu ngga waktu Ricky bilang lo udah meninggal gue kacau banget waktu itu, apalagi Shandy dia sedih banget Fen, tapi ternyata lo masih hidup dan lo baik-baik aja "
KAMU SEDANG MEMBACA
Exclamation Mark || Un1ty
FanfictionSudah ribuan kali ku katakan Aku bukan dia dan aku tak ingin jadi dia Tolong jangan paksa kami untuk sama Kamu boleh memintaku melakukan apapun Tapi maaf untuk menjadi dia aku tidak bisa Sebuah kebetulan yang telah Tuhan rencanakan membawaku ma...