44 ~ Start

505 116 103
                                    

Semuanya telah dimulai
Semua kekhawatiran yang jadi nyata
Hal yang tengah dihindari
Tapi kini semua itu terjadi


~ author

Shandy menyelesaikan pertemuan pentingnya dengan seorang klien hari ini sambil makan siang bersama, tidak seperti biasa Shandy kali ini tidak ditemani oleh Farhan maupun Nindy, hal itu karena Farhan ia tugaskan untuk membantu Mavin akan sangat jahat jika ia membiarkan Mavin melakukan pekerjaan berat itu sendirian. Sementara Nindy dia masih mengurus perkejaan di kantor sehingga untuk menemui klien Shandy melakukannya sendiri.

" Senang bisa bekerjasama dengan anda, ini kalau saya panggil pak terlalu tua atau tidak ya ? " Canda klien Shandy sambil menjabat tangan Shandy

" Panggil Shandy saja pak ! Senang juga bisa bekerjasama dengan perusahaan bapak " jawab Shandy sambil menyambut tangan kliennya itu

" Baik kalau begitu kita bisa membuat janji untuk tanda tangan kontrak ya Shan "

" Bisa... Mungkin Minggu depan saya punya jadwal kosong, nanti biar sekertaris saya yang menghubungi bapak untuk mengatur pertemuannya "

" Baik... Kalau begitu saya permisi, selamat siang "

" Selamat siang...."

Setelah klien itu pergi Shandy kembali duduk di kursi miliknya dan memijat kepalanya yang terasa pusing entah kenapa ia merasa sangat pusing padahal sebelumnya dia baik-baik saja, sedari tadi Shandy berusaha menahan rasa sakit pada kepalanya saat bersama dengan kliennya. Setelah dirasa kepalanya makin sakit, Shandy mencoba menghubungi Nindy.

" Nin... Bisa minta tolong jemput ngga ? Kepala aku sakit banget... Kamu ngga perlu bawa mobil, kesini pakai taksi aja soalnya aku bawa mobil... Nanti taksinya aku yang bayar "

" Iya Shan.... Aku langsung kesana ya, kamu disitu aja jangan kemana-mana dulu sampai aku Dateng ya "

" Makasih ya sayang "

" Iya... Sama-sama sayang "

Shandy kembali memijat kepalanya yang terasa semakin sakit, saat ini dia berada di lantai dua restoran yang memang memiliki ruang pertemuan di lantai dua. Shandy memilih untuk turun dan menunggu Nindy di lantai satu saja agar dia bisa cepat pulang dan istirahat. Tanpa Shandy ketahui seseorang sedari tadi memantau pergerakan Shandy bahkan dia juga yang memberikan obat pada makanan Shandy dengan menyamar sebagai pelayan restoran itu. Saat Shandy berada di ujung tangga pria tadi dengan sengaja mendorong Shandy agar jatuh.

Dengan keadaan Shandy yang saat ini lemah ditambah fokus yang kurang tentu hal itu mudah dan berhasil dia lakukan, tubuh Shandy terguling ke lantai satu begitu saja, pria tadi langsung berlari dan bersembunyi di dalam restoran tadi. Semua orang langsung mendekati Shandy dan memeriksa keadaan Shandy yang terluka cukup parah bahkan saat ini Shandy sudah tidak sadarkan diri.

" SHANDY !!! " teriak Nindy yang baru saja datang dan terkejut dengan keadaan Shandy yang terjatuh dari tangga

Dengan cepat Nindy mendekati Shandy dan mencoba membangunkan kekasihnya itu.

" Shan... Shandy... Bangun Shan... Shandy " Isak Nindy sambil mencoba menepuk bahu Shandy

" Tolong bantu saya bawa dia ke mobil " kata Nindy kepada pengunjung yang masih berdiri tak jauh dari Shandy

Dengan cepat mereka mengangkat tubuh Shandy dan membawa Shandy ke mobil miliknya, dengan keadaan khawatir Nindy mencoba menghubungi Farhan. Cukup lama Nindy mendengar nada sambung hingga akhirnya Farhan menjawab panggilan dari Nindy.

" Iya Nin... Ada masalah di kantor ? " Tanya Farhan

" Han... Shandy.... " Kata Nindy sambil terisak kuat tapi masih mencoba fokus mengendalikan mobil miliknya

Exclamation Mark || Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang