42 ~ Jangan Takut !

529 123 109
                                    

Hai orang baik jangan takut ya
Ada aku yang akan selalu temani
Percaya dengan takdir yang kau jalani
Ingat semua akan baik-baik saja

~ author

Setelah mendapat informasi dari Mavin, Gilang lebih banyak diam. Dia bahkan murung seharian, makanan yang disajikan tidak pernah ia makan habis hanya beberapa sendok kemudian minum obat dan kembali tidur, ia melakukan itu hanya untuk menghargai usaha Ridwan, Ricky dan Alif yang berusaha menyelamatkan nyawanya.

Dari mulai Shandy, Farhan bahkan Fajri dan Zweitson sudah mencoba untuk membujuk Gilang untuk bercerita atau sekedar menghibur Gilang agar pria manis itu dapat kembali tersenyum. Pria yang selama ini mereka kenal paling tegar dan selalu ada untuk sahabatnya kini tengah terluka dan mereka kebingungan bagaimana cara mereka mengembalikan Gilang seperti dulu lagi.

" Bang Lang kayanya sedih banget ya " kata Zweitson sambil memandang kearah ruangan Gilang

" Akan jauh lebih baik kalau Gilang bisa nangis dan cerita semua beban yang saat ini dia alami tapi ya gitu deh dia " kata Farhan

Berita tentang Mavin yang masih hidup dan Bu Inggar yang ternyata adalah ibu dari Gilang sudah tersebar, mereka senang dengan kabar Mavin yang ternyata masih hidup tapi mereka dibuat sedih dengan keadaan Gilang yang tahu jika ibunya masih sejahat dulu.

" Terus kalau kaya gini gimana ? Gue ngga tega liat bang Gilang " kata Fajri sambil ikut menatap Gilang

" Gue juga bingung... Ini untuk kali pertama Gilang kaya gini " jawab Shandy

Kini Fiki dan Fenly yang baru saja mendengar kabar tentang Gilang menyusul ke rumah sakit untuk mengetahui keadaan Gilang saat ini. Mereka juga memperhatikan Gilang yang tampak murung dari balik pintu ruangannya

" Kak... Fen boleh ngobrol sama bang Gilang ngga ? " Tanya Fenly yang dijawab anggukan kepala oleh Shandy

Perlahan Fenly membuka pintu ruangan Gilang dan kini mendekati Gilang, seberapa berat kesedihan Gilang saat ini sampai saat Fenly masuk ruangan saja Gilang tidak menyadarinya.

" Bang Lang... " Panggil Fenly sambil menepuk bahu Gilang

" Eh... Hai Fen... Maaf tadi gue.... Ya gitu deh " kata Gilang bingung sendiri dengan apa yang dia katakan pada Fenly

Fenly meraih map yang masih berada di tangan Gilang dan meletakan map itu di meja. Fenly menghela nafas pelan kemudian memeluk erat tubuh Gilang.

" Fen.... "

" Ngga papa bang.... Dunia lebih tahu cara mendewasakan kita seperti apa, mungkin selama ini yang kita tahu dunia baik, tapi nyatanya dia emang ngga pernah ramah, ngga ada manusia yang hidup tanpa masalah bang... Semua orang punya masalah, hidup emang ngga pernah adil buat semua orang, tapi akan lebih ngga adil kalau kita ngga diberi kesempatan untuk hidup "

" Gue tahu selama ini Lo punya banyak beban, hidup jadi Lo ngga mudah bang, Lo keren banget dan Lo hebat banget, gue bangga jadi Adek Lo bang... Bangga banget. Sekarang sebagai adik gue cuma bisa bilang kalau gue ada disini bang, gue ada buat Lo kapan aja Lo butuh gue, dan gue yakin semua akan baik-baik aja "

Gilang membalas pelukan Fenly tak kalah erat, Gilang menangis dalam pelukan Fenly

" Kenapa gue baru tahu kalau pelukan itu bisa bikin kita jauh lebih tenang ? Kenapa gue ngga lakuin hal yang sama ke Lo waktu itu Fen ? Apa yang Lo rasain juga sesakit ini waktu dituduh yang engga engga ? Apa sesakit ini Fen ? "

" Ngga sesakit itu kok bang, ngga sesakit apa yang Lo alami saat ini. Tapi gue percaya kalau bang Gilangnya Fenly tuh kuat. Adeknya aja banyak..  dia bisa adil sama adek-adeknya, masa sih sama orang lain bisa adil tapi ke diri sendiri ngga bisa ? "

Exclamation Mark || Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang