24 ~ Jelas

524 121 83
                                    

Bukankah semuanya sudah jelas
Aku salah dan kini kehilangan semuanya
Cinta, sayang dan juga teman
Dibuat kebingunggan dengan cara memperbaikinya


~ author

Menurut Ridwan operasi yang dijalani oleh Fenly berjalan dengan lancar, tapi semua tetap harus dikembalikan pada Tuhan, keadaan Fenly memang cukup parah, kemungkinan terburuk jika nanti Fenly kembali sadar sudah dijelaskan oleh Ridwan dengan rinci. Bisa saja Fenly mengalami lumpuh sementara dan berbagai hal lain yang buat mereka semua khawatir.

Untuk menjaga Fenly mereka menyewa sebuah ruang yang tidak digunakan di rumah sakit, dan saat ini Shandy, Gilang dan Mavin tengah duduk di depan ruang ICU, sudah lewat tengah malam bahkan nyaris pagi tapi ketiganya masih berjaga di depan pintu ruang ICU, mereka tidak ingin meninggalkan Fenly, sementara Ridwan, Alif dan Ricky, saling bergantian menjaga Fenly di dalam ruangan.

" Lo berdua ngga tidur ? " Tanya Mavin pada Gilang dan Shandy

" Lo sendiri ? " Tanya Gilang

" Gue udah biasa begadang kaya gini... Jadi ya gue belum mau tidur aja " jawab Mavin

" Kita juga udah biasa begadang kaya gini " jawab Gilang sambil menyandarkan kepalanya pada dinding rumah sakit

" Ini juga untuk kesekian kali gue begadang dengan rasa khawatir kaya gini " kata Shandy yang kini kembali menangis

" Kalau gue..  ini untuk pertama kalinya rasain takut kaya gini. kita ngga akan bisa bales jaguar... Mereka ngga salah, mereka mukul Fenly karena perintah yang datang, sekalipun kita mau nantang Jaguar rasanya percuma..  kita kalah jumlah " kata Mavin

" Gue ngga mau balas dendam.... Gue cuma mau Adek gue sembuh " jawab Shandy lirih dan makin terisak

Kini Ridwan bergabung dengan mereka setelah Alif masuk kedalam ruang ICU, setiap dua jam sekali mereka akan bergantian menjaga Fenly, jadi saat ini Ridwan memiliki waktu istirahat yang cukup untuk dia tidur dan memeriksa pasiennya yang lain.

" Gue kira Lo ngga akan tolong Fenly... Gimanapun kalau waktu itu gue sama Fenly bantu Fauzan mungkin... " Kata Mavin terpotong saat Ridwan memintanya untuk berhenti

" Lo berdua ngga salah.... Itu udah takdir, dan gue ini dokter masa iya gue mau bunuh pasien gue sendiri..  gue disumpah untuk tidak membedakan pasien apapun keadaannya " jawab Ridwan

" Selamatini Fenly ! Gue bakal bayar berapapun yang kalian mau " kata Shandy frustasi

" Gue ngga mau dibayar ! Gue masih mampu bayar staff gue tanpa duit Lo, biaya rumah sakit Fenly udah dibayar beberapa tahun yang lalu, saat Fenly sama Mavin urusin Adek gue... Mereka berdua lebih paham sama Fauzan, mereka bisa bikin Fauzan senyum bahkan ketawa, dan itu mahal banget harganya ! Jadi gue ngga perlu bayaran lagi ! Gue udah kaya " sombong Ridwan diakhir kalimatnya

Fiki memperhatikan empat orang yang tampak duduk bersama di depan ruang ICU itu dengan wajah sedih, ia tadi terbangun karena bermimpi Fenly yang pergi meninggalkan mereka.

" Fen... Coba deh Lo liat ! Empat orang kakak yang lagi berjuang buat adeknya itu ! Lo ngga kasian sama mereka ha ? Lo ngga mau bangun gitu ? Kita semua sayang sama Lo Fen ! Ayo bangun ! "

" Fik... Bang Han bilang kita disuruh pulang ! Udah pagi juga, nanti kita harus kuliah kan ? " Kata Fajri yang saat ini berada di belakang Fiki

" Tapi Fenly gimana Ji ? Gue ngga mau ninggalin Fenly "

" Kita udah sering bolos Fik ! Ngga baik lho... Abis kuliah kita ke sini ya, sekarang kita pulang dulu, jangan kaya gini dong Fik ! Fenly pasti kuat kok, dia bakal balik lagi sama kita " hibur Fajri

Exclamation Mark || Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang