Yang namanya musibah tidak ada yang tahu
Ia datang sesuka hati tak bisa diprediksi
Jangan saling menyalahkan
Apalagi saling menjatuhkan
~ authorFarhan rasanya ingin mengumpat saat ini, ia sudah menghabiskan waktu berhari-hari untuk mencari data maupun informasi penting tentang Inggar tapi satu informasi saja tidak berhasil dia dapatkan. Data-data yang ia butuhkan cukup sulit ia dapat karena sistem pengamanan Inggar yang begitu kuat. Farhan memang terkenal bisa melakukan apa saja dan tahu apa saja tapi untuk kali ini ia nyaris menyerah.
" Gimana Lo udah bisa akses sistem itu ? " Tanya Farhan pada kaki tangannya yang tampak sibuk juga di depan layar komputer
" Sistem keamanannya terlalu rumit mas, saya sudah coba banyak cara tapi untuk kali ini saya menyerah... " Jawabnya
" Tu sistem keamanan bisa dibobol ngga sih sebenernya ? "
" Bisa mas, tapi keahlian saya dalam meretas tidak sebaik pembuat sistem keamanan ini, kita butuh orang yang ahli dalam bidang ini lebih dari saya "
" Huuuffff... Menurut gue Lo udah yang terbaik. Oke kerja bagus hari ini, kita coba lagi besok ! Lo boleh pulang, biar masalah ini gue bicarain sama Shandy "
" Baik mas "
Selepas kepergian kaki tangannya Farhan benar-benar mengumpat karena masalah ini, ia sebenarnya juga punya keahlian meretas tapi untuk kali ini sistem yang ia hadapi terlalu rumit sehingga dia mengalami banyak kesulitan. Farhan meraih handphoe miliknya dan mengajak Shandy untuk bertemu dan membicarakan masalah ini.
" Shan... Bisa ketemu ngga ? Ada yang mau gue omongin sama Lo, ini soal Bu Inggar "
" Oke... Di Fen Coffie jam makan siang ya, soalnya abis ini gue ada pertemuan sama klien "
" Iya... Gue tunggu Lo di Fen Coffie "
Farhan memutus sambungan telefon dan kini mengemasi semua barang miliknya, ia rasanya ingin mandi dulu agar pikirannya jauh lebih tenang, setelahnya baru dia akan berangkat ke Fen Coffie.
Farhan sengaja datang lebih lambat karena dia yakin sekali Shandy akan menguji kesabarannya dengan datang terlambat juga, dia sudah lelah dan emosi dengan pekerjaannya jadi jangan sampai dia mengacak-acak Fen Coffie karena terlalu lama menunggu atasannya itu. Beruntung tebakan Farhan tdak meleset ia tiba di Fen Coffie nyaris bersamaan dengan Shandy, mereka berjalan menuju sebuah meja yang berada di sudut ruangan.
" Jadi gimana Han apa yang Lo dapet soal Bu Inggar itu ? " Tanya Shandy setelah mereka berhasil duduk ditempat yang mereka mau
" Yang gue dapet capek sama emosi Shan... Sistem keamanan data Bu Inggar terlalu rumit, gue sama kaki tangan gue gagal retas sistemnya "
" Dia pasti pake orang yang handal sih "
" Pastinya... Karena kaki tangan gue yang biasanya ahli dalam hal ini aja nyerah "
" Terus kita mesti gimana lagi ya Han ? " Tanya Shandy yang membuat Farhan kebingungan
" Pastiin aja mereka ngga ganggu Fenly dan bikin dia celaka, karena gue yakin tuh si Deven sama Doni ngga mungkin biarin Fenly hidup tenang setelah apa yang udah dilakuin Fenly sama Mavin ke mereka "
" Ummm.... Gue pasti jagain Fenly, tapi dugaan Lo yang bilang kalau Fenly bakal mau gue antar jemput salah Han, dia ngga mau. Katanya takut bikin gue repot, secara gue sama dia ngga serumah, arah kantor sama rumah sakit juga beda jadi dia nolak tawaran gue "
" Lahhhh terus gimana ? "
" Ridwan, dia sediain supir buat antar jemput Fenly ke rumah sakit, ya gue sih seneng ya lagian Ridwan juga punya duit banyak buat apa ? Istri belum punya, pacar juga belum punya kayanya, Adek ngga ada... Jadi dia punya banyak uang juga bingung buat apa "
KAMU SEDANG MEMBACA
Exclamation Mark || Un1ty
FanfictionSudah ribuan kali ku katakan Aku bukan dia dan aku tak ingin jadi dia Tolong jangan paksa kami untuk sama Kamu boleh memintaku melakukan apapun Tapi maaf untuk menjadi dia aku tidak bisa Sebuah kebetulan yang telah Tuhan rencanakan membawaku ma...