Chapter 28 "Sickness"

1.5K 79 8
                                    

"Iya, saya segera kesana..." jawab Kania dan langsung mengakhiri percakapannya di telepon dengan salah satu suster rumah sakit tempatnya bekerja.

"Ta, Fan.. Aku pergi dulu ya. Dokter Patrick mencariku dan diminta ke rumah sakit sekarang. Penting katanya." ujar Kania kepada kedua sahabatnya sambil memasukkan beberapa barang bawaanya ke dalam tas.

"Iya. Hati-hati bu dokter." Ucap Fania

"Jangan lupa besok ada pertemuan." tambah Tania mengingatkan.

"Iya. Kalo begitu aku pamit ya..." jawab Kania dan sebelum pergi tak lupa juga Kania bercipaka-cipiki dengan kedua sahabatnya itu.

***

Saat Kania hendak memasuki area parkir rumah sakit, secara tiba-tiba sebuah mobil ferari merah menyalib mobil Kania dan sontak hal tersebut membuat Kania langsung menginjak remnya. Mobil tersebut terus melaju tanpa menghiraukan akibat yang dia timbulkan.

"Auuww..." rintih Kania akibat merem mobilnya secara tiba-tiba. "Siapa sih itu...?" Kania penasaran dengan mobil tersebut. Dan sekilas Kania merasa familiar dengan mobil tersebut tapi lupa dimana pernah melihatnya.

Tit..tit...tit...

Lamunan Kania terhenti karena salah satu mobil yang di parkir hendak keluar dan mobil Kania menghalanginya. Saat menyadari hal itu Kania kembali menjalankan mobilnya dan mencari tempat parkir.

Saat memasuki lobi rumah sakit secara tak sengaja Kania melihat sosok pria yang dia kenal sedang tergesa-gesa dan melaju ke lift.

'Apa yang terjadi? Kenapa dia disini? Siapa yang sakit?' Kania bertanya dalam hati.

"Kania..." sapa seseorang dari belakang dan Kania mencari arah suara tersebut. Ternyata dokter Patrick yang menyapanya barusan.

"Ya, dok..." balas Kania ketika mengetahui bahwa dr. Patricklah yang menyapanya barusan.

"Kamu sudah datang... Kalau begitu ayo ikut saya ke ruangan. Ada hal penting yang ingin saya sampaikan."

Kania menuruti perkataan dr. Patrick dan mengikutinya menuju ruangannya. Pikiran Kania tak lagi terfokus pada sosok yang barusan dia lihat sebelum di interupsi oleh dr. Paktrick.

***

Dokter Patrick mengambil sebuah map yang berisikan berkas penting untuk diserahkan kepada Kania. Kania duduk di sofa empuk sambil memperhatikan dokter Patrick yang sedang mengambil sebuah map.

"Ini buat kamu Kania..." kata dokter Patrick sambil mengulurkan sebuah map yang berlogokan salah satu Rumah Sakit terbaik di dunia yang juga merupakan tempat para dokter-dokter serta peneliti-peneliti kesehatan bernaung. Tempat itu merupakan surga bagi para dokter yang ingin karirnya menanjak.

"Apa ini, dokter?" tanya Kania saat menerima map pemberian dokter Patrick.

"Silahkan kamu buka dulu... Pasti kamu akan mengerti saat kamu membacanya..." jawab dokter Patrick.

Kania membuka map tersebut dan dengan seksama dia membaca isinya. Secara singkat isinya adalah bahwa Kania di terima sebagai salah satu tenaga medis di Rumah Sakit itu yang lokasinya berada di Swiss.

Raut wajah yang penuh dengan tanya terlihat jelas oleh dokter Patrick dan itu diluar dugaannya yang mengira ekspresi bahagia dan terkejut yang akan Kania tunjukkan. Namun tidak ada satupun melainkan guratan-guratan tanda tanya.

"Kamu diterima disana. Dan kamu satu-satunya dokter Indonesia yang diterima disana tahun ini. Ada 100 dokter terbaik Indonesia yang mendaftar namun hanya kamu yang dipilih mereka." ujar dokter Patrick

Four SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang