04.00 AM
Tania dan Kania terlihat sudah rapi dengan setelan blazer berwarna white gold nya Armani. Mereka terlihat sangat cantik dengan rambut yang dibiarkan terurai curly. Riasan mereka nuansa nude natural namun terlihat sangat elegan. Di telinga mereka terpasang alat komunikasi yang dirancang untuk saling berkomunikasi ketika acara berlangsung.
Pagi-pagi benar mereka sudah bangun meskipun waktu tidur mereka cuma 3 jam.
Shania dan Fania masih di dalam kamar mandi. Mereka berdua terlambat bangun.
"Sha, Fan... Kita duluan ya... Jangan lupa kita tunggu di meeting room lt. 2 ya..." teriak Tania dari luar.
"Iya..iya.." balas Fania dari dalam kamar mandi.
Tania dan Kania pun berjalan keluar kamar menuju Meeting Room buat koordinasi terakhir dengan Tim yang lain.
04.30 AM
Rapat Koordinasi telah di mulai 15 menit yang lalu tapi Shania dan Fania belum juga nongol sampe sekarang.
Tok...tok...tok...
Shania dan Fania masuk saling dorong seperti sedang memasuki garis finis lomba lari maraton.
Shania duduk duluan dan menjulurkan lidah kecil kepada Fania yang kalah duduk duluan.
Fania cemberut kesal. Fania juga tak mau kalah. Ditariknya tempat duduk Shania dan di dorongnya ke belakang. Faniapun segera duduk di tempat duduk yang kosong. Di tengoknya ke belakang dan membalas menjulurkan lidahnya kepada Shania.
Melihat tingkat laku 2 bos mereka, karyawan yang hadir rapat tertawa dengan adegan lucu yang barusan mereka lihat. Begitupun dengan Kania dan Tania.
Shania kembali ke posisi semula. Dan memandangi karyawan beserta 2 temannya yang sedang tertawa.
"Kenapa ketawa? lucu ya? apa hal ini lebih penting daripada acara sebentar, ha??" Ucap Shania ketus dan berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Bilang aja kamu malu Sha dikalahin Fani..." goda Fani sambil menjulurkan lidah nya dan tertawa kecil.
"Siapa bilang aku kalah. Semua liat kok Fani yang curang." kata Shania membalas.
"Fani.. Enggak curang."
"Curang"
"Enggak...Enggak...Enggak... ENGGAK..!!!" tegas Fania .
"CuuuuuRrrrrAaaaaNnnnnGggg.....!!!" ledek Shania.
Muka Fania cemberut dan membuang wajahnya dari pandangan Shania.
"Shania udah... Jangan dilanjutin lagi... Acara kita tinggal beberapa jam lagi.. Marahannya dipending dulu..." kata Tania untuk menyudahi pertengkaran kecil kedua sahabatnya.
Tanpa menunggu persetujuan mereka, Tania kembali mengambil alih rapat yang sempat tertunda karena kedua sahabatnya itu.
"Teman-teman, beberapa saat lagi kita akan mengakhir perjuangan yang telah menyita dan menguras waktu serta tenaga kita. Mari kita tuntaskan pekerjaan yang sudah kita persiapkan selama ini. Saya sungguh bangga dengan kalian semua yang sudah bekerja dengan baik bahkan sangat baik. Dan yang selalu saya ingatkan secapek apapun kita harus tetap tersenyum kepada klien kita. Saya berharap masih ada sisa-sisa tenaga untuk pertempuran kita pada hari ini. Tim yang sudah dibagikan tadi kiranya dapat bekerja sama dengan baik dan tetap saling membantu. Kalian mengerti???" kata tTania panjang lebar.
"Ya, mengerti.." jawab serentak semua yang hadir.
"Ok.. Sekarang masih pukul 04.45 dan sebelum kita memulaikan pekerjaan ada baiknya kita buka di dalam doa semoga Tuhan akan memberkati kita semua dan acara boleh berjalan dengan lancar. Mari kita berdoa menurut kepercayaan kita masing-masing. Berdoa mulai." lanjut Tania dan memimpin dalam doa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Seasons
ChickLitKehidupan 4 orang wanita yang telah bersahabat sejak masih kecil dan memiliki kisah cinta yang pedih. Mereka mendirikan sebuah EO yang berasal dari modal mereka sendiri tanpa adanya campur tangan dari para orang tua mereka yang terbilang sangat suks...